69 | Al

7K 615 64
                                        

"Sania, bisa kamu jelaskan?!" bentak Farel dengan amarah yang menggebu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sania, bisa kamu jelaskan?!" bentak Farel dengan amarah yang menggebu.

Sania dan Sherly langsung tersentak. Mereka berdua terkejut dengan bentakan Farel.

Sania menggeleng. "Mas, bisa aku jelaskan. Aku nggak seperti yang kamu—"

"Mata kamu buta! Udah jelas-jelas saya lihat sendiri perlakuan kamu dengan Kellia seperti apa! Dan kamu, Sherly..." jeda Farel menatap tajam Sherly. "Saya kira kamu anak yang baik, nyatanya saya salah besar menilai kamu," lanjutnya menusuk.

Sania langsung bangun dari duduknya dan berlutut memeluk kaki Farel. "Maafkan aku mas. Aku khilaf," ucapnya memelas.

Farel berdesis dan melepaskan tangan Sania dari kakinya dengan kasar. "Kamu tau. Jika ada seorang saja yang menyakiti putri kandung saya. Mereka bakal berurusan langsung dengan saya. Siapapun itu,termasuk kamu, Sania," ucapnya dengan penekanan.

"Orang seperti kamu, harus jauh-jauh dari saya," lanjutnya.

Sania menggeleng dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Mas jangan usir aku. Aku nggak mau jauh dari Sherly," ucapnya memelas dan menangis.

Farel berdecak. "Ternyata apa yang saya rasakan selama ini benar terjadi. Awalnya saya berusaha untuk tidak merasakan hawa negatif dari kamu dan anakmu itu. Tapi setelah saya tau kebenarannya, saya menarik kata-kata saya kalau kalian baik terhadap Kellia."

"Pantas saja, bibi selalu bilang untuk  memperhatikan lebih pada Kellia. Ternyata..." jeda Farel melirik Kellia dengan tatapan teduh. "Putriku mendapatkan siksaan dari kalian," lanjutnya kembali menatap Sania dengan tajam.

"Mas, percaya sama aku. Aku—"

"Bagaimana bisa saya percaya kalau sudah ada buktinya!" bentak Farel dan melepas kencang tangan Sania dari kakinya, membuat Sania terjatuh ke lantai.

Semua orang yang melihat kemarahan Farel hanya terdiam. Mereka tidak bisa apa-apa, termasuk Kellia yang menjadi korban kekerasan dari ibu dan anak itu. Sedangkan empat orang di ruangan berbeda, sedang serius menonton drama dari cctv di ruangan VIP.

Kini tatapan Farel tertuju pada Sherly. "Dan kamu, Sherly," seru nya membuat Sherly mendongakkan kepalanya.

"Jangan pernah sentuh Kellia lagi. Jika saya melihat kamu menyentuh atau menyakiti Kellia, saya benar-benar buat perhitungan padamu," ancamnya yang tidak peduli kalau Sherly masih anaknya. Walaupun anak tiri.

"Mas, maafkan aku," mohon Sania lagi yang kembali berlutut pada kaki Farel.

Farel memejamkan matanya. Menahan emosi yang bergejolak. "Saya maafkan. Tapi ada syaratnya," ucapnya.

Mata Sania mengerjap. "Apa mas, saya akan lakukan syaratnya asalkan mas mau maafkan saya."

"Minta maaf pada Kellia, sekarang juga!" ujar Farel dengan tatapan dingin.

𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang