40 | Al

7.5K 638 53
                                    

Klek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Klek.

Pintu kamar di buka dan Kellia langsung memasang wajah polos nya. "Maaf kak, aku tadi di toilet," ucapnya bohong dengan mata yang sesekali melirik lemari yang tidak jauh dari posisinya berdiri.

"Lama banget lo!" ketus Sherly. "Beliin gue makanan buat besok kemah!" lanjutnya.

"Tapi ini udah jam sembilan malam kak," balas Kellia. Jarak rumahnya ke mini market sangat jauh dan Kellia tidak berani ke sana seorang diri.

"Gue nggak mau tau! Pokoknya lo harus beliin gue makanan! List nya udah gue tulis, nih!" seru Sherly memberikan selembar kertas ke tangan Kellia.

Kellia hanya bisa menghela nafas. "Uang nya mana kak?" pintanya.

Sherly langsung melotot. "Ya pakai uang lo lah!" ketusnya lagi.

"Aku nggak ada uang kak. Ayah belum kirim," ucap Kellia memelas.

"Gue nggak mau tau, pokoknya besok pagi makanan yang gue minta harus udah ada!" ancam Sherly dan langsung pergi, meninggalkan Kellia yang menatap kertas di tangannya. List yang di berikan Sherly sangat banyak dan kalau di hitung-hitung bisa sampai dua ratus ribu.

Kellia menutup pintu kamar dan mengunci nya agar tidak ada yang masuk saat Alvaro keluar kamar. Helaan nafas panjang berhembus dari Kellia.

Kret.

Alvaro keluar dari lemari pakaian Kellia. "Dia sering gitu ke lo?" tanyanya tiba-tiba dengan tatapan tegasnya membuat Kellia langsung terdiam.

Alvaro menatap Kellia serius, dengan keterdiaman gadis itu membuatnya yakin, bahwa Sherly sering memperlakukan Kellia tidak baik.

"Sini gue yang beli makanan nya, lo tunggu aja di sini," ucap Alvaro.

Kellia terkejut. "Eh! Nggak usah kak, aku bisa—"

"Udah malam, gue nggak bakal izinin lo keluar rumah sendiri," potong Alvaro yang sontak membuat Kellia menunduk malu atas perlakuan Alvaro.

Alvaro mengambil selembar kertas dari tangan Kellia. "Dasar nggak tau diri kakak tiri lo," gumamnya yang dapat di dengar Kellia.

Kellia berdesis. "Kak jangan gitu, dia saudara aku," ucapnya.

Alvaro menghela nafas. "Hati lo terbuat dari apa sih? Lo itu terlalu baik tau nggak! Jadi banyak orang yang manfaatin lo buat kepentingan mereka," celetuknya.

Kali ini Kellia yang menghela nafas. "Aku senang bisa bantu orang kak."

"Tapi nggak gitu caranya, dia memperlakukan lo kaya bukan saudara, malah kaya pembantu," ceplos Alvaro.

Kellia diam, apa yang di ucapkan Alvaro memang benar. Perlakuan ibu dan kakak tirinya selama ini memang sangat keterlaluan.

"Tunggu di sini, gue yang beliin barang dia," seru Alvaro. Ia melakukan itu hanya untuk Kellia, kalau bukan karena Kellia sudah di pastikan Sherly akan di caci maki oleh Alvaro.

𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang