𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔

31 | Al

Mobil yang di kendarai Farel memilih ke SMA Raflesh terlebih dahulu karena memang jaraknya lebih dekat dari pada ke SMA Arta. Kellia melepaskan seatbelt dan mengurulkan tangannya untuk salim dengan Farel.

"Kamu belajar yang rajin ya," ucap Farel dengan mengusap surai hitam Kellia lembut.

Kellia mengangguk. "Pasti yah."

Sherly yang melihat drama di pagi hari hanya berdesis. Kalau bukan karena ayah tiri nya, ia tidak akan mau satu mobil dengan pecundang.

Kellia menoleh pada Sherly. "Kak, aku duluan," pamitnya. Biarpun perlakuan Sherly jahat padanya, tapi Kellia masih bersikap baik pada cewek itu.

"Hmm," balas Sherly singkat. Terlalu malas untuk menatap wajah Kellia.

"Ayah hati-hati bawa mobilnya. Jangan telat makan," ucap Kellia sebelum keluar dari mobil.

"Iya sayang."

Kellia keluar mobil. Setelah Kellia masuk sekolah, mobil yang di bawa ayah nya telah keluar kawasan SMA Raflesh.

"Hi," sapa seseorang dengan merangkul bahu Kellia.

Kellia sudah tau siapa pelakunya. Ia tidak menolak atau pun berontak. "Hi," balas Kellia menoleh pada Dannis.

"Besok sekolah mengadakan piknik di puncak. Kamu ikut?" tanya Dannis.

Kellia mengangguk semangat. "Ikut! Kamu juga ikut, kan?" tanyanya.

Dannis tersenyum melihat rawut wajah Kellia yang senang. "Kalau kamu ikut, aku juga ikut," jawabnya.

"Yeah! Bakal seru nih," seru Kellia senang.

Dannis mengusak surai hitam Kellia pelan. "Iya seru, aku juga udah nggak sabar. Nanti di sana jangan jauh-jauh dari aku, ya," pesan nya.

"Kamu beda kelas sama aku, emang nggak apa-apa kalau ikut-ikut kamu?" tanya Kellia.

"Nggak apa-apa, kalau urusannya penting banget baru kita pisah," balas Dannis.

"Okedeh," setuju Kellia.