Pagi hari, Kellia sudah bersiap akan berangkat sekolah. Setelah semua kegiatan suruh menyuruh ibu dan kakak tiri nya sudah terlaksana semua.
Sekarang Kellia sudah berada di halte bus, ia menunggu bus menuju sekolah nya SMA Raflesh. Sesekali Kellia melihat ke jam tangan yang melingkar di lengan nya. Jam sudah menujukkan pukul setengah tujuh lewat dan bus tujuannya belum juga datang.
"Duh, bisa telat nih," Cemasnya celingak-celinguk, berharap dari kejauhan terlihat bus tujuannya.
TIN!
Suara klakson motor membuat Kellia menoleh dan seketika tersenyum.
"Naik," ucap orang yang membunyikan klakson.
Kellia mendekati motor itu dan menerima helm pemberian cowok itu. "Kamu kok nggak pakai baju sekolah?" tanyanya heran.
"Ada pertemuan eskul renang. Nanti siang baru ke sekolahnya, izin sebentar," balas Dannis.
"Ohh."
Dannis mengulurkan tangannya untuk membantu Kellia naik ke motor. "Pegangan," Ujarnya.
Kellia sudah menggunakan helm dan naik ke motor Dannis dengan berpegangan tangan cowok itu. "Lah! Kok di buka hoodie kamu?" tanya Kellia heran saat Dannis membuka hoodie dan memberikan padanya.
"Rok sekolah kamu pendek, nanti kalau aku bawa kencang bisa berabe," balas Dannis dengan senyum tipisnya.
Kellia cengir kuda. "Okee." Ia mengambil hoodie pemberian Dannis dan mengikatkan pada pinggangnya.
"Udah?" tanya Dannis.
"Udah!" Semangat Kellia.
"Peluk gue. Gue mau bawa kencang," seru Dannis dan langsung di lakukan Kellia.
Dannis menyalakan mesin motornya dan melajukan keluar kawasan halte. Dannis membawa motornya dengan kecepatan kencang karena memang ia tau, Kellia sudah telat dan Dannis tidak ingin sahabatnya itu terkena hukuman.
"Li?"
"Apa?"
"Kemarin kok kamu pulang duluan?" Pertanyaan Dannis membuat Kellia terdiam sejenak. "Lia? Kamu dengar, kan aku ngomong?" tanya Dannis lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔
Подростковая литератураSeorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...