Seorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak...kita ngapain ke sini?" tanya Kellia turun dari motor Alvaro. Ia melihat sekeliling tempat itu. Kellia belum pernah datang ke tempat itu.
"Club billiard," balas Alvaro datar, ia membuka helm dan jaket motornya. Kemudian masuk gedung itu.
Kellia yang di tinggal terpaksa berlari kecil mengikuti Alvaro di belakangnya.
Kellia merapatkan jaket yang menutupi baju sekolahnya dan melihat sekeliling gedung.
"Kak, kamu mau main billiard?" tanya Kellia.
Alvaro menghela nafas. "Bawel banget lo," ketusnya yang masih jalan memasuki gedung.
"A-aku takut kak. Di sini kaya tempat orang-orang-eh?!" Terkejut Kellia saat seorang Alvaro berdiri di depannya dengan tatapan dingin.
"Ikut gue dan diam. Kalau lo masih bawel, gue tinggalin di sini. Mau?" ujar Alvaro dengan tatapan tajam.
Kellia menundukkan kepala. "Maaf, aku, kan takut," balasnya.
Alvaro menghela nafas. "Cukup ikut gue. Lo bakal aman," ucapnya.
Kellia mengangguk pelan dan Alvaro kembali jalan. Kellia mengikuti langkah Alvaro yang sudah jalan lebih dulu di depannya. Mereka tiba di depan pintu besar dengan bentuk mewah.
Alvaro membuka pintunya dan masuk ruangan itu, begitupun Kellia. "Tuh Alvaro!" pekik Kavin yang sedang duduk di sofa dengan Quincy.
Mata Kellia mengerjap dan memilih mendekatkan posisi berdiri nya pada Alvaro. Bahkan ujung pakaian Alvaro di pegangnya agar cowok itu tidak jauh-jauh darinya.
Alvaro melirik sebentar Kellia dan kembali menatap teman-temannya. Membiarkan gadis itu memegang ujung baju nya.
"Al, lo bawa Kellia?" tanya Kavin heran.
Alvaro mengangguk. Kini tangannya menyentuh lengan Kellia dan membawa gadis itu untuk duduk di sofa sebelah Quincy.
"Lo duduk di sana," perintah Alvaro.
"Kak...aku takut," ucap Kellia pelan, karena memang ia tidak kenal selain Alvaro. Sedangkan teman-teman Alvaro hanya sekali bertemu, jadi belum terlalu akrab.
"Lo bakal aman sama dia," seru Alvaro menunjuk Quincy.
Kellia menatap Quincy yang sedang duduk di sofa. "Siapa nama lo?" tanya Quincy dengan tatapan dinginnya. Ciri khas dari seorang Quincy.
Kavin terkekeh dan mengusak surai hitam Quincy pelan. "Santai kalau ngomong sama dia. Aku tinggal sebentar ya," ujarnya dan pergi meninggalkan Quincy dengan Kellia berdua.
Quincy mengangguk dan kini tatapan nya kembali pada Kellia. "Duduk, lo nggak pegal berdiri," ucapnya menepuk sofa sebelah nya.
Kellia mengangguk pelan dan duduk di sofa sebelah Quincy dengan takut-takut.