51 | Al

7.4K 623 39
                                        

Alvaro pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvaro pov.

"Gimana keadaan Alice?" tanya Alvaro yang baru saja tiba di rumah sakit perbatasan kota Jakarta dengan kota Bogor.

Kenzie yang sedang menunggu di depan ruangan IGD menoleh. "Lagi di periksa dokter," jawabnya dengan tatapan sendu.

Alvaro menghela nafas. "Kenapa bisa kambuh?" tanyanya lagi dengan nada khawatir.

Kenzie kembali menoleh. "Gue buat dia nangis dan jantungnya kembali melemah," ucap lirih.

Mendengar ucapan Kenzie, tangan Alvaro langsung mengepal. "Kenapa lo bisa buat dia nangis?!" tanyanya dengan nada tidak santai.

Kenzie menaikan alisnya, begitupun Delvin dan Kavin yang berada di sana. "Urusan gue, lo nggak boleh ikut campur," serunya dengan tatapan tajam.

Alvaro menghela nafas pelan. "Gue khawatir sama Alice," ceplosnya.

Mata Delvin dan Kavin saling bertatapan. Sedangkan Kenzie mengeraskan rahang nya. "Jangan bilang lo masih belum bisa move on."

Alvaro langsung mengalihkan tatapannya ke arah lain. "Alice...sekarang jadi sahabat gue, wajar gue khawatir sama dia," balasnya.

Kenzie tertawa pelan, terkesan tidak percaya dengan apa yang Alvaro ucapkan. "Kellia, lo mau kemanain? Jangan sampai dia pergi dengan apa yang lo lakuin ke dia," celetuknya yang membuat Alvaro menatapnya.

"Gadis itu...lo jadikan pelampiasan, alright?" lanjut Kenzie dengan tatapan dinginnya.

Alvaro langsung terdiam. Bahkan ia tidak bergerak untuk beberapa detik. Kenzie kembali tertawa. "Gue benar, kan?" tanyanya dengan nada meremehkan.

Alvaro mengalihkan tatapannya ke arah lain. "Nggak, gue...beneran punya perasaan sama dia," balasnya terdengar ragu.

Delvin menghela nafas, begitupun Kavin. "Al, jangan sampai lo nyesel. Jangan jadikan Kellia pelampiasan lo, dia gadis polos. Gue yakin, lo itu adalah pacar pertamanya dia," ucap Kavin di anggukkan Delvin.

Alvaro duduk di kursi tunggu dan menyenderkan punggungnya pada dinding. "Jangan sampai lo kehilangan dia," sambung Kenzie melirik sahabat nya itu.

Alvaro melirik Kenzie sekilas dan setelahnya menghela nafas. Ia jadi ingat telah meninggalkan gadis itu di sana sendirian.

Alvaro bangun dari duduknya. "Gue balik, kabarin kalau Alice udah sadar," pamitnya.

Kenzie berdehem. "Mau kemana lo?" tanyanya.

"Bukan urusan lo," celetuk Alvaro dan langsung pergi meninggalkan Kenzie yang kesal mendengar balasan sahabatnya.

"Lah! Dia balas dendam sama lo," ucap Delvin pada Kenzie dengan kekehan.

"Emang sialan tuh anak," kesal Kenzie.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang