Seorang anggota gangster dengan sifat dingin dan cuek yang harus merelakan perasaan sukanya pada seorang gadis yang sudah berstatus pacaran dengan sahabatnya. Ia berusaha menghilangkan perasaan itu, dan lambat laun akhirnya ia bisa move on dari gadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua hari berlalu, kini Alvaro sedang menggenggam tangan Kellia. Selama dua hari ia selalu menemani Kellia. Bahkan kamar rumah sakit sudah menjadi rumah keduanya baginya.
"Good morning Li, udah dua hari lo nggak bangun? Apa dunia mimpi lebih indah daripada ketemu gue di sini?" tanya Alvaro mengecup tangan Kellia, menyalurkan rasa sayang yang dimilikinya.
"Gue ingin lihat senyuman lo, wajah kesal lo, kegugupan lo. Gue kangen, Li," ucapnya lagi.
Pintu kamar rawat Kellia terbuka, Alvaro langsung menoleh dan wajahnya langsung berubah menjadi datar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue mau jenguk Kellia," ucap Samudra yang sama-sama datar, setelah nya mendekati bangkar.
Alvaro menghela nafas dan terpaksa mengizinkan cowok itu. "Nggak pakai lama," ucapnya dan memilih duduk di sofa. Membiarkan cowok itu bertemu Kellia.
Samudra memutar bola mata malas dan memilih duduk di sebelah bangkar. Ia menatap Kellia dengan teduh. "Kamu ingkar janji, Li," gumam Samudra yang bisa di dengar Alvaro.
"Katanya kamu bahagia sama ibu dan kakak tiri kamu. Tapi apa...kamu bohong. Mereka malah jahatin kamu."
Tangan Samudra terulur untuk mengelus surai hitam Kellia, Alvaro yang melihatnya hanya bisa mengepalkan tangan. Kalau saja, cowok itu bukan orang yang Kellia sayang, Alvaro tidak akan mengizinkan siapa pun menyentuh gadisnya.
"Kenapa kamu simpan masalah kamu sendiri, Li?"
"Maafin aku yang nggak peka sama sekitar kamu. Kalau aja aku bisa lihat kelakuan mereka, kamu nggak akan kaya gini," lanjut Samudra sendu.
"Ten minutes," Celetuk Alvaro dengan nada dingin nya.
Samudra berdesis dan memilih mengabaikan Alvaro. "dua minggu lagi, aku bakal balik ke LA. Masa liburan aku udah selesai. Kamu harus bangun, Li. Kamu harus temanin aku beberapa hari lagi di sini," ucap Samudra.
"Fifteenminutes," celetuk Alvaro lagi.
Samudra mendengus dan menatap dingin Alvaro. "Bawel banget lo!" kesalnya.