46 |Al

7.1K 643 45
                                    

Terkadang untuk menjadi pemberontak harus membutuhkan nyali yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang untuk menjadi pemberontak harus membutuhkan nyali yang besar. Bahkan harus bisa lebih kuat dari lawan kita. Seperti yang di alami Kellia saat ini.

Plak!

Tamparan baru saja di dapat Kellia dari Sania. Ibu tiri yang memiliki sifat pemarah dan kejam.

"Kamu gosok baju satu aja nggak becus!" bentak Sania dengan mendorong bahu Kellia dengan kencang hingga terbentur dinding.

Kellia meringis dengan tatapannya yang menunduk. "Kamu tau! Baju saya mahal!" lanjut Sania kesal.

"Ma-af, Kellia nggak sengaja. Tadi ibu panggil Kellia. Kellia lupa matikan setrika," balasnya bergetar.

Sania mengerang kesal. "Alasan aja kamu!" kesalnya.

Kellia mengepalkan tangannya. Ingin rasanya melawan untuk sesaat, namun nyalinya yang tidak besar membuat Kellia memilih diam.

"Ada apa sih ma? Pagi-pagi udah marah?" tanya Sherly yang baru datang dari arah dapur. Cewek itu sudah menggunakan seragam sekolah. Berbeda dengan Kellia yang masih menggunakan pakaian biasa.

"Dia udah bolongin baju mamah! Ngeselin banget," adu Sania pada Sherly.

Sherly berdecak dan mendekati Kellia. Ia menatapnya dengan tatapan tajam. "Lo! Tau nggak, baju nyokap gue mahal! Emang lo bisa ganti hah!"

Kellia menatap Sherly dengan takut-takut "Aku—"

"Palingan nggak bisa! Kamu pasti nggak bakal bisa gantiin baju mahal saya!" potong Sania.

Kellia menatap Sania. "A-aku usahakan ganti, tapi kasih waktu," balasnya.

Alis Sania dan Sherly terangkat. "Berapa hari?" tanya Sherly dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

Kellia berfikir sejenak. "Ti-tiga hari. Kellia usahakan tiga hari baju ibu sudah aku ganti," jawabnya.

Kini Sania yang melipat kedua tangan di depan dada dan tersenyum miring. "Oke, saya terima. Tapi kalau kamu ingkar janji, tau akibatnya," ancam Sania.

Kellia mengangguk pelan. "Udah sana ganti baju!" lanjut Sania mendorong Kellia keluar ruangan gosok untuk segera berganti seragam sekolah.

Kellia keluar ruangan dan menghela nafas panjang. Ia melangkah menuju kamarnya. "Sabar Kellia," gumamnya.

Kellia membuka knop pintu kamar nya.

Ceklek

Matanya melebar, ia langsung buru-buru masuk dan menutup pintu kamarnya tidak lupa untuk mengunci pintu.

Kellia menelan saliva nya. "Ka-kakak sejak kapan di sini?" tanyanya terkejut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang