97 | Al

6.5K 603 38
                                    

Semua keluarga besar Liam sudah menempati kursi nya masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua keluarga besar Liam sudah menempati kursi nya masing-masing. Kellia yang duduk di antara mereka menjadi gugup setengah mati, tangannya sedari tadi tidak berhenti untuk saling bertautan. Alvaro yang duduk tepat di sebelah Kellia menatap tangan gadisnya yang ia tau sedang di landa kegugupan.

Alvaro menggenggam tangan Kellia yang berada di atas paha gadisnya. Setelahnya, ia pindahkan genggaman nya ke atas paha nya. Kellia menoleh dan menatap cowok itu. Alvaro tersenyum, ia memberikan kesan hangat agar gadisnya tidak gugup dengan keluarga nya.

"Lihat Alvaro kita. Seperti nya sudah mempunyai pasangan. Siapa gadis di sebelahmu itu?" tanya seorang paru baya. Sepertinya tante dari Alvaro karena wanita itu memandang Kellia dengan tatapan mengintimidasi.

Alvaro tidak menjawab pertanyaan dari tante nya. Ia bahkan tak menatap wanita itu.

"Senang bisa berkumpul lagi seperti ini." Kakek Liam membuka pembicaraan dengan rawut wajah tegas dan berwibawa.

"Karena sudah jam nya makan malam, lebih baik kita mulai makan malam ini," lanjut nya dan para pelayan mulai menyiapkan makanan. Setelah makanan tersedia, satu per satu anggota keluarga mulai mengambil makanan.

"Siapa nama mu?" tanya wanita tadi, rupanya dia masih penasaran dengan sosok Kellia.

Sadar bahwa dirinya yang di maksud, Kellia menatap wanita itu. "Saya tante?"

"Nggak usah di jawab," bisik Alvaro. Tapi Kellia tidak enak dan tidak bisa untuk tidak menjawab.

"Kellia, tante."

Wanita itu mengangguk. "Kamu bersekolah ditempat yang sama seperti Alvaro?" Kini, gantian seorang paruh baya laki-laki yang bertanya. Yang dimana suami dari wanita itu.

"Tidak om, saya bersekolah di SMA Raflesh," balas Kellia berusaha sopan.

"Di bilang nggak usah di jawab," gerutu Alvaro lagi. Tapi lagi-lagi, Kellia tidak bisa mengabaikan pertanyaan dari tante dan om Alvaro.

"Papa-mama kamu kerja apa?" lanjut tante itu.

Alvaro berdecak dengan sikap orang tua Hadden yang cerewet dan penasaran akan tentang gadis nya. "Maaf sebelum nya, ini lagi acara makan bukan sesi tanya jawab," celetuk Alvaro.

"Ayah saya kerja di bidang bisnis, tante," jawab Kellia.

"Mama mu?" tanya tante itu lagi.

Alvaro menghela nafas kasar. "Urusannya apa sama tante?" tanya nya yang tidak suka akan pertanyaan-pertanyaan yang di berikan mereka. Kakek dan kedua orang tua nya saja diam, tapi mereka malam berceloteh seolah-olah Alvaro adalah anak nya.

Si pria dan wanita paruh baya itu tersentak dengan ucapan Alvaro. "Ya, kami hanya bertanya. Sebelum mempunyai pasangan, bukan kah kita harus tau seluk-beluk tentang dia. Bagaimana kalau dia hanya memanfaatkan mu karena kamu kaya dan bisa saja dia merusak reputasi marga Liam?"

𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang