42 | Al

7.2K 639 84
                                    

"Li, kamu kenapa?" tanya Dania saat melihat kedua mata Kellia berkaca-kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Li, kamu kenapa?" tanya Dania saat melihat kedua mata Kellia berkaca-kaca.

Kellia diam, setelahnya menggeleng. "Nggak apa-apa," balasnya dengan senyuman palsu.

Dania menghela nafas. "Kamu, suka sama kak Alvaro ya?" tanyanya langsung.

Kellia kembali terdiam. "Dari cara tatapan kamu ke Alvaro sih, aku udah yakin. Kamu suka sama kak Alvaro," lanjut Dania. "Kalau jadi aku...aku juga sakit hati sih, secara doi kita lagi tolongin cewek. Udah gitu dia terlihat panik."

"Lanjut jalan, aku nggak mau bahas itu," ujar Kellia dan menarik lengan Dania agar berjalan cepat.

Di lain tempat.

"Al, lo!" Terkejut Quincy saat melihat cowok itu memberikan nafas buatan pada cewek cupu yang segrup dengan mereka.

"Telpon bantuan!" pekik Alvaro mengabaikan Quincy yang masih terkejut.

Kavin langsung menelpon kakak pembina, sedangkan Sherly berdecak kesal. Bagaimana bisa cewek cupu itu yang dapat ciuman dari Alvaro, walaupun itu pertolongan dari penyakit asma yang di alami cewek itu.

"Nanti mereka ke sini," ucap Kavin yang masih terkejut.

"Al, lo—"

"Gue refleks, kakak gue pernah kaya gitu dan gue nggak mau mengulang masa lalu," potong Alvaro datar.

"Tapi akibat perlakuan lo itu, ada yang lihat selain kita!" seru Quincy.

Kening Alvaro mengkerut. "Siapa? Grup Kenzie udah di depan, sedangkan grup dari SMA Raflesh di belakang kita udah duluan," ucapnya.

Quincy menghela nafas. "Kellia, Al!" ucapnya pelan namun dengan penekanan.

Alvaro langsung terdiam. "Kellia?"

Quincy mengangguk. "Dia lihat apa yang lo lakuin ke Margareta," balasnya.

Alvaro mengerang dan melihat ke sekitar tempat mereka berada. "Dia udah pergi dari tadi, gue lihat mata nya berkaca-kaca, dan kayanya di kaget sama apa yang lo lakuin tadi," ujar Quincy yang tau pergerakan Alvaro.

Alvaro menghela nafas dan memilih bersender di pohon. "Lo nggak kejar Kellia dan jelasin ke dia?" tanya Quincy heran.

"Nggak. Dia lebih penting," jawab Alvaro melirik Margareta yang masih terduduk dengan lemas di bawah pohon.

Quincy dan Kavin menghela nafas. Sedangkan Sherly berdecak. "Al, tinggalin dia aja, nyusahin kelompok kita tau nggak," kesalnya.

Alvaro langsung menatap tajam Sherly. "Kalau lo mau pergi sana, gue nggak maksa lo!" ketusnya.

Sherly cemberut dan terpaksa ikut menunggu kakak pembina datang. Ia takut jika jalan seorang diri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝟶𝟹. ᴀʟᴠᴀʀᴏ : ᴛʜᴇ ᴋɪʟʟᴇʀ ᴏғ ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang