AUTHOR POV
Sebelum tidur Pinky melihat ke jam dan kemudian menelepon seseorang.
Pinky: "Sawadee ka koon Mae"
"Sawadee ka Pinky kamu tidak harus terlalu formal bagaimana semuanya di sana?"
Pinky: "Tidak baik Ma, kurasa Mew marah padaku."
"Lalu kenapa kamu menelepon saya sekarang? Telepon dia dan bicara dengannya."
Pinky memutar matanya lalu sengaja membuat suaranya pecah dan berkata "tapi Ma ... aku takut dia akan semakin marah padaku, aku tidak tahu harus berbuat apa, itulah mengapa aku memanggilmu"
"Oke, saya akan berbicara dengannya sekarang!"
Pinky menyeringai "Ma ~ sudah larut malam di Thailand kamu harus meneleponnya besok pagi na ~ dia sudah tidur, mungkin aku hanya paranoid aku sangat mencintainya Ma."
"Jangan khawatir, aku akan memberi Mew ceramah penuh besok, oke?"
Pinky tersenyum, "Kalau begitu tolong jangan katakan padanya bahwa aku menelponmu Ma atau dia akan semakin marah padaku."
"Jangan khawatir karena dia selalu mendengarkanku."
Pinky: "Terima kasih banyak Ma ~ Aku selalu bisa mengandalkanmu kapanpun Mew tidak mendengarkanku lagi."
"Setidaknya itu yang bisa aku lakukan untuk apa yang kamu lakukan padanya ketika dia hampir mati karena kecelakaan itu, aku tidak akan pernah melupakan kesabaran dan pengorbanan yang kamu lakukan, tetap di sisinya sampai dia pulih."
Pinky: "Aku sangat mencintainya, Ma ~ makanya aku tetap di sisinya."
"Aku tau Pinky, sekarang pergi tidur dan berhenti khawatir. Aku akan bicara dengan Mew besok, oke?"
Pinky: "Baiklah, terima kasih Ma ~ selamat malam"
Malam itu dia tertidur dengan senyuman di wajahnya.
PENINSULA
Gulf terbangun dengan kebingungan, langit-langit yang dilihatnya saat ini tidak familiar jadi ketika dia menoleh ke kanan dia melihat Mew tertidur nyenyak dan mengingat apa yang terjadi tadi malam, itu bukan mimpi karena rasa sakit yang dia rasakan adalah buktinya dari apa yang mereka lakukan tadi malam dia mengulurkan tangan dan membelai wajah Mew dan membungkuk lebih dekat dan mencium bibirnya "Aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu," kata Mew tanpa membuka matanya.
Gulf terkejut, "Kamu sudah bangun!"
Mew: "Yeah ciumanmu membangunkanku" dia mengangkat tangannya dan kemudian menyentuh pipi kiri Gulf "kau baik-baik saja?"
Gulf mengangguk.
Mew: "Kamu luar biasa tadi malam."
Gulf tersipu dan memalingkan muka.
Mew mengangkat alisnya dan menggoda Gulf "Merasa malu sekarang ya? Saat kamu begitu tidak tahu malu tadi malam."
Gulf meraih bantal tersebut dan kemudian menghantamkannya ke wajah Mew.
Mew tertawa terbahak-bahak dia juga kagum dengan bagaimana Gulf sekarang sangat berbeda dari Gulf saat berhubungan seks.
Gulf hendak memukulnya lagi tetapi berhenti karena sakit punggung.Mew segera duduk dan bertanya prihatin "ada apa? Apakah aku menyakitimu tadi malam?"
Gulf menggelengkan kepalanya "Kamu tidak menyakitiku, aku tidak berdarah, aku hanya butuh pereda nyeri sekarang."
Mew segera berdiri dan pergi ke kamar mandi dan mengambil pereda nyeri dari lemari "Ini ambil dua, tidak apa-apa kamu bisa meminumnya dengan perut kosong."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Superstars Charmer
FanfictionDi industri hiburan Thailand ada seorang aktor yang di juluki sebagai " The Luck Charmer" . Orang-orang memangilnya begitu karena apa yang di lakukannya selalu sukses, tidak hanya masalah percintaannya saja yang jadi daya tarik tetapi juga semua se...