Awalnya Bengal berhenti disebuah gubug yang tampak cantik dari luar. Kenzo dapat melihat dekorasi bunga-bunga segar menempel pada setiap jendela dan pintu, membentuk rangkai bingkai yang cantik.
"Sepertinya Ayah dan Ibumu hidup nyaman disini."
Kakek tua itu melihat reaksi Bengal yang terus berputar-putar seolah-olah sedang mencari tuannya. Kakek tua itu meyakini bahwa, orang tua Kenzo pasti tinggal di gubug kecil itu. Apa lagi, perabot sederhana didalam gubug itu tampak rapi dan bersih, seolah seseorang telah membersihkan dan merapikannya setiap hari
"Meong!" Terdengar suara Bengal yang tidak henti-hentinya memanggil seseorang.
"Nak, bukankah dipan ini terlihat sangat kecil? Mungkinkah Ayah dan Ibumu sudah menyiapkan seorang adik untukmu?"
Kenzo melihat dipan kecil yang sedang diduduki oleh kakek tua. Tiba-tiba saja, sebuah bayangan ketika orang tuanya sedang tidur sambil berpelukan melintas di kepalanya. Bayangan itu menghilang seketika dan digantikan oleh tubuh anak kecil yang sedang belajar berjalan, bocah kecil itu mencoba menghampirinya dengan tersenyum memperlihatkan dua gigi yang sedang tumbuh.
"Kakak." Terdengar suara kekanak-kanakan yang membuah merinding tubuh Kenzo seketika.
"Mungkinkah adik kecilku akan datang?"
Tanpa sadar Kenzo menggumamkan pertanyaan itu. Dan terlihat tangan Kenzo bergetar karena hawa dingin tiba-tiba menyelimutinya. Ini perasaan yang menakutkan yang pernah Kenzo rasakan
"Mungkin itu akan datang sebentar lagi."
Kakek tua itu menjawab dengan santai, ia tidak memperhatikan wajah pucat Kenzo saat ini.
"Grrr."
Tiba terdengar perubahan pada suara Bengal.
Mereka melihat Bengal yang tiba-tiba langsung waspada sebelum kucing itu berlari pergi.
Kenzo yang melihat Bengal tiba-tiba keluar langsung mengikuti kucing itu. Entah berapa kali ia berteriak memanggil kucing itu, Bengal tidak pernah menoleh kebelakang ataupun berhenti. Ini pertama kalinya Kenzo diabaikan oleh kucing itu.
"Kucing itu mungkin mencium bau darah Ayahmu. Kita harus menemukan Ayahmu secepat mungkin! Kemungkinan besar Ayahmu saat ini sedang terluka."
Kakek tua itu terlihat sangat semangat untuk mengejar Bengal, tapi kecepatan Bengal saat ini bukan tandingan mereka. Mereka dengan mudah kehilangan jejak Bengal.
Tapi pendengaran kakek tua itu sangat tajam. Dengan bantuan kakek tua, Kenzo dapat berhasil menemukannya. Saat ia tiba disana, ia melihat wajah Nathan yang salah.
"Ayahmu telah terkena racun, sepertinya sebagian tubuhnya telah lumpuh."
Kenzo sepertinya tidak mempercayai kata-kata kakek tua. Tapi melihat Nathan yang terduduk diam dan hanya menggunakan sebuah parang untuk menopang tubuhnya, mau tidak mau ia harus memercayainya.
Gambaran pria sombong dan dingin masih melekat pada tubuh Nathan, hanya saja Kenzo dapat melihat wajah Nathan yang pucat dan sakit-sakitan.
Kenzo melihat seorang pria jelek menembak sebuah panah tepat diarahkan pada Bengal. Kenzo yang tahu Bengal pasti tidak akan lolos dengan panah itu langsung melompat dan mematahkan panah itu.
Entah mengapa ia sangat marah saat ini. Ia menatap kearah pria jelek didepannya. Tapi, ia tidak bisa mengabaikan Ayahnya yang sedang sakit.
Ia seharusnya mengatakan sesuatu yang baik, seperti,
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Nona Muda
RomanceMeysa Rosalina Adhitama mencintai Nathan Brian laki-laki tampan sahabat kakaknya. sayangnya cinta Meysa bertepuk sebelah tangan. Nathan sangat membenci Meysa. Meysa pergi membawa luka sakit hati dan ingin melupakan Nathan. 16 tahun kemudian ia kemba...