75

2.1K 203 9
                                    

Didalam sebuah ruang rumah sakit, Reika menatap Amelia yang berubah menjadi pendiam.

"Apa kau tidak merindukanku?"

Reika merentangkan kedua tangannya menunggu Amelia datang untuk memeluknya

"Aku rindu, Mama."

Amelia tidak mempunyai pilihan lain selain harus datang kepada Ibunya.

"Apa kau tidak bertanya mengapa aku disini?"

"Bagaimana keadaan anda?"

Walaupun Amelia bertanya, tapi terlihat jika tidak ada jejak antuisme dimatanya.

"Aku sudah membaik, dan hari ini aku sudah diijinkan untuk pulang."

"Aku ikut senang mendengarnya."

"Apa kau tahu, sayang. Aku mengalami kejadaian yang sangat buruk dan membuatku sangat ketakutan. Seseorang telah menculikku dan membuatku sangat menderita, tapi beruntung Ayahmu datang pada waktu yang tepat. Amel, mungkinkah aku dan Ayahmu akan rujuk kembali saat ini? Bagaimana menurutmu?"

Reika mengabaikan wajah yang salah dari putrinya. Dengan tanpa malu ia mengkhayal sesuatu yang hanya ia bisa gapai dalam mimpi.

Jika itu dulu, Amelia pasti akan ikut senang berkhayal seperti Ibunya. Tapi setelah ia tahu semuanya, didalam hatinya hanya bisa miris melihat angan-angan ibunya.

"Ma, sebaiknya anda istirahat."

Seolah tak ingin melihat lagi, Amelia menghentikan Ibunya secepat mungkin.

"Ada apa denganmu? Apa kau tidak senang melihatkku?"

Walupun Reika berusaha mengabaikan wajah Amelia, tapi itu masih tetap menganggunya. Jadi Reika tidak bisa tahan untuk tidak bertanya kepada putrinya.

"Apakah kau telah diganggu oleh seseorang? Cepat katakan kepadaku! Siapa orang yang berani menggertak putri dari keluarga Brian? Aku akan mematahkan lehernya untukmu!"

Ini adalah sebuah ironi bagi Amelia. Ibunya hanya menyayanginya karena ia mempunyai nama Brian dibelakangnya.

"Putri keluarga Brian. Apakah karena nama itu, anda peduli dengan saya?"

Bagaimana jika ia benar-benar dibuang oleh keluarga Brian? Apakah ibunya masih akan tetap perduli? Tapi mengapa Amelia meyakini jika Ibunya tidak akan pernah perduli dengannya.

"Aku mohon kepada anda, tolong berhenti berpura-pura!"

Amelia benar-benar lelah dengan semua sandiwara Ibunya. Semakin ia melihat Ibunya bepura-pura semakin ia kecewa dan sakit hati.

"Apa maksutmu, Amel?"

"Apa karena aku besar dikeluarga Brian anda bersikap baik kepadaku? Mama, mengapa anda melakukan ini kepadaku? Aku putri kandungmu, tapi kau melemparkanku kepada keluarga kaya."

Sudah sejak lama ia ingin mengeluarkan gumpalan yang menyumbat didalam hatinya. Gumpalan ini sangat menyakitkan jika ia terus menyimpannya. Dan akhirnya ia bisa mengeluarkan, itu membuatnya sedikit lebih sedikit nyaman.

"Kau sudah tahu."

Reika sangat terkejut sampai ia tidak tahu apa yang baru saja ia gumamkan.

"Apakah itu benar, aku bukan putri kandung Nathan Brian?"

"Tidak! Itu salah. Kau putri keluarga Brian. "

Reika tidak tahu, mengapa Amelia tahu rahasia ini. Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara semua hal ini. Karena Reika melihat hubungannya dengan Nathan mulai membaik, ia mempuanyai keyakinan jika ia masih mempunyai kesempatan. Ia harus membujuk Amelia terlebih dahulu. Ia tidak ingin gadis ini mengacau semuanya.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang