36

3.9K 369 24
                                    

"Prof. Rama. Mengapa anda bisa...?"

"Aku tadi kebetulan lewat dan tiba-tiba dikejutkan oleh seorang gadis kecil yang tiba-tiba memelukku sambil menangis."

"Maaf, saya pasti membuat anda sangat repot."

Amelia merasa malu saat ini.

"Sebenarnya aku tidak mempunyai pengalaman untuk membujuk seorang gadis untuk berhenti menangis. Tapi kau sepertinya gadis yang patuh, aku hanya memberikan satu atau dua kalimat penghiburan, kau langsung tenang."

"Itu berarti anda sangat pandai."

"Ini pertama kalinya aku menghadapi seorang gadis menangis."

"Berarti aku adalah yang pertama?" 

Amelia tidak tahu harus merasa bangga atau merasa sedih mengetahui fakta ini.

"Emm. Dan kamu sangat patuh."

Jarang Rama memuji seorang gadis, tapi entah mengapa ia sangat menyukai gadis didepannya ini. Apalagi saat melihat gadis ini tadi menangis, itu membuat hatinya juga sangat sakit.

Amelia tersenyum bahagia saat mendengar pujian tulus keluar dari Rama. Pasalnya ia tahu siapa Rama ini, Rama selalu bersikap dingin. Jadi, mendapatkan sedikit pujian dari Rama sudah cukup membuat orang bangga.

"Ayo ikut denganku!" 

"Kemana?" Amelia tidak bisa untuk tidak bertanya ketika Rama mengajaknya pergi.

Tapi Rama tidak menjawab dan Amelia juga tidak ngotot untuk bertanya lebih lanjut. Amelia mengikuti Rama dibelakangnya.

Rama membawa Amelia ketepi sungai dengan aliran sungai yang tidak deras dan tenang. Airnya juga tidak dalam hanya setinggi mata kakinya.

"Sangat sulit untuk memancing ikan di sungai, butuh keberuntungan untuk mendapatkannya." Rama mencoba menjelaskannya.

Amelia menonton Rama saat laki-laki dewasa itu menggulung lengan kemejanya sebelum turun kedalam sungai. 

Rama membawa jaring kecil dan mulai membuka celah-celah batu di sungai. Tidak perlu menunggu lama Rama sudah mendapatkan banyak sekali udang.

Amelia ingin membantu Rama, tapi ia tidak diijinkan untuk turun. Amelia hanya bisa patuh membawa ember yang berisi udang hasil tangkapan Rama.

Ember itu hampir penuh dan Amelia menyuruh Rama untuk berhenti.

"Ini sudah cukup untuk makan siang ku bersama teman-teman."

"Ohh benarkah?"

Rama terlihat masih takut jika itu akan kurang.

"Anda sudah menangkap lebih dari cukup. Saya sangat berterima kasih dengan anda."

"Aku sangat senang membantu gadis baik seperti mu."

Rama tanpa sadar mengusap lembut puncak kepala Amelia dengan penuh kehangatan. Amelia tidak menghindar itu, ia berdiri disana dengan patuh.

Saat ia kembali ketempat Clara dan Gissel ia melihat sebuah ember berisi ikan didalamnya.

"Amel, kau kembali?" Gissel dengan senyum lebar menyambutnya.

"Emm."

"Karena kau sudah kembali, ayo kita pergi ketempat Ibu kita! Aku sudah sangat lapar." Clara orang yang pertamakali berdiri.

"Amel, lihatlah! Kenzo yang memberikan ikan ini kepada kita." 

Gissel menarik lengannya dan memamerkan ikan didalam ember yang sedang dipegangnya.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang