49

2.8K 253 1
                                    

Dion terbangun disebuah rumah kayu. Diatas ranjang kayu dengan sprai putih kini ia berbaring. Dion melihat luka pada tubuhnya, ternyata seseorang telah merawatnya, bahkan luka dari pertempuran tidak luput dari perawatan seseorang itu. 

Ruangan yang sedang Dion tepati terlihat sangat bersih dengan aroma bunga mawar. Disetiap jendela terdapat tirai putih yang tertiup angin. Udara sangat segar dan nyaman dengan sinar matahari yang hangat.

Terdengar suara langkah kaki yang terdengar dari lantai kayu itu. Dan tidak lama kemudian, Dion melihat gadis cantik itu lagi. Gadis itu memakai gaun panjang berwarna biru muda yang terlihat seperti peri. Dion melihat pakaian dari gadis itu seperti pakaian yang tidak akan dipakai oleh gadis-gadis modern, selain untuk dijadikan kostum film kolosal cina. Gaun itu seperti kimono yang cantik dengan bawahan yang terlihat lebar. Gadis itu sangat cantik dengan pakaiannya.

"Akhirnya kau bangun juga."

Suara gadis itu terdengar sangat merdu seperti alunan suling bambu.

"Dimana bajuku?" 

Dion saat ini memakai baju putih seperti seorang pendekar jaman dulu.

"Aku mencucinya." 

Gadis itu duduk disamping ranjang Dion. Dion dapat melihat pita yang mengikat rambut panjangnya dengan rapi.

"Apa kau menggantikan bajuku?"

"Tidak ada orang lain selain aku disini." 

Dion melihat gadis itu mungkin berusia 20 tahun. Terlihat sangat muda dan cantik. Tapi entah mengapa, gadis itu berkata seolah-olah menggantikan baju seorang laki-laki dewasa adalah hal paling umum. Dion kagum dengan ketenangan gadis cantik didepannya.

"Lain kali, jika ada seseorang laki-laki datang kepadamu, kamu jangan sembarangan mengganti baju orang itu."

"Mengapa?" 

Dion tidak tahan ditatap dengan mata polos gadis itu. Dan Dion baru sadar, ternyata gadis itu memiliki mata berwarna hijau yang cantik. Gadis itu masih menunggu jawabannya dengan mata yang berkedib-kedib dengan indahnya. Dengan posisi duduknya, Dion dapat melihat bulu mata yang panjang dari gadis itu.

"Karena perbedaan gender."

"Oh." 

Dion tidak tahu, apakah gadis didepannya benar-benar paham atau tidak.

"Tapi, karena kau telah melihat seluruh tubuhku..."

Dion diam-diam melirik kearah gadis didepannya, ingin melihat reaksi dari gadis didepannya. Tapi, gadis itu masih menunggunya dengan tenang.

"Kau harus bertanggung jawab!"

"..."

"Ehem. Kita harus menikah karena kau telah melihat tubuh telanjangku!" Dion mencoba memperbaiki kata-katanya.

"Baiklah."

Dion tidak menyangka, jika gadis didepannya akan dengan mudah menyetujui kata-kata yang tidak masuk akal darinya. Bahkan Dion dapat melihat anggukan dan senyum cantik dari gadis itu.

"Siapa namamu?"

"Gaia."

"Namaku Dion, tapi kau harus panggil aku suami! Karena kita sebentar lagi akan menikah." 

Dion mengatakannya seolah-olah itu adalah perintah. Dan Gaia tidak boleh menolaknya.

"Baik, suami."

Dion tidak menyangka jika Gaia akan menjadi patuh dan patuh. Itu membuat Dion semakin senang.

"Suami, anda harus makan terlebih dahulu! Anda pingsan selama dua hari penuh."

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang