Dari pagi sampai siang Nathan mengadakan pertemuan. Beruntung pertemuan itu tidak jauh dari apartemennya yang dulu. Ia memutuskan untuk istirahat siang disana.
Riko mengantarkan majikannya ketempat istirahat, kemudian ia memutar mobil untuk kembali ke perusahaan. Selama Nathan istirahat ia harus menyiapkan dokumen untuk ditanda tangani olehnya.
Nathan berdiri didepan apartemennya. Ia menatap pintu disebelahnya. Ia berharap gadis itu muncul disana dengan senyumannya yang dulu.
Tapi tidak disangka saat ia akan memutar kunci ia mendengar suara pintu terbuka. Nathan menunggu disana dengan harapan. Sosok yang akrab keluar dari pintu.
Gadis itu mengenakan dres panjang dengan lengan pendek, rambutnya ia sanggul dengan asal. Tapi semua itu tidak pernah mengurangi kecantikannya malah terlihat sangat alami dan indah.
Saat gadis itu melihat keberadaannya, Nathan menahan untuk tidak tertawa. Mata gadis itu terlihat sangat lucu saat membelalak terkejut. Seperti anak kucing yang melarikan diri. Meysa langsung menutup pintu dengan keras.
Setelah gadis itu menghilang, ketenangan yang ia jaga, runtuh seketika. Ia tertawa geli melihatnya.
Meysa mencoba mengintip dari lubang pengintai, tapi tidak melihat sosok laki-laki akrab berdiri didepannya.
Mungkin Nathan sudah masuk kedalam apartemennya sendiri. Hati Meysa mulai tenang dan stabil. Saat ia memutus untuk membuka pintu kembali, suara bel terdengar. Meysa sangat terkejut sehingga, membuatnya tersentak nyawanya hampir saja melayang.
Ia dengan takut-takut mengintip kembali lewat lubang pintu. Dan melihat Nathan berdiri disana dengan tenang.
Sedetik kemudian Meysa panik, ia tidak tahu harus berbuat apa.
Ia mencoba tenang. Dan menenangkan semua kegilaannya sekarang. Bagaimanapun juga jantungnya masih belum stabil.
Ia takut dan cemas. Ia tidak mengharapkan Nathan akan menuntut balas secepat ini. Apakah dosanya dulu sangat besar? Sehingga Nathan seperti malaikat maut ingin mencabut nyawanya segera mungkin.
Ya, dia harus menyadarinya sendiri. Dosanya memang tidak kecil.
Baiklah! Setelah diputuskan, Meysa harus menghadapinya. Bersujud dan berlutut didepannya memohon ampun untuk keringanan hukuman. Sebagai perjanjian ia tidak akan pernah mengganggunya lagi.
Suara bel terdengar lagi dan Meysa membuka pintu dengan hati-hati.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Meysa berkata pelan dan lembut. Ia sangat berhati-hati mengucapkan setiap kalimatnya."Sebenarnya, aku lupa membawa kunci." Nathan berkata dengan sangat tenang.
"Lalu?"
"Bisakah aku menumpang ke kamar kecil?"
"..." Meysa menimbangnya sebentar.
"..."
"Baik."
Lalu mereka masuk kedalam. Meysa menunggu Nathan sambil duduk disofa. Ia bermain dengan smartphonenya.
"Kamu tinggal sendiri disini?" Nathan keluar dari kamar mandi.
Jas yang awalnya ia kenakan telah ia lepas, sekarang Nathan hanya menggunakan kemeja putih dengan dua kancing yang dibiarkan terlepas. Dasi yang tadinya rapipun terlihat longgar dengan cerobohnya.
Nathan duduk disamping Meysa. Meysa merasa sofanya terasa sempit saat ia memikirkan dada bidang dibalik kemejanya.
Oh tidak! Dia sudah gila!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Nona Muda
RomanceMeysa Rosalina Adhitama mencintai Nathan Brian laki-laki tampan sahabat kakaknya. sayangnya cinta Meysa bertepuk sebelah tangan. Nathan sangat membenci Meysa. Meysa pergi membawa luka sakit hati dan ingin melupakan Nathan. 16 tahun kemudian ia kemba...