2

8.5K 911 13
                                    

"Bye bye, Dad."

Amelia Brian melambaikan tangannya saat ia turun dari mobil hitam yang menurunkannya didepan gerbang sekolah Nusantara Academy. Sebagian besar masa kecilnya ia habiskan untuk belajar di sekolah ini. 

"Dedy dan Mama adalah alumni di sekolah ini. Dan aku bangga bisa sekolah di sekolah ini sejak aku TK, seperti Dedy."

Gadis cantik itu memandang sekolahnya dengan senyum bangga.

"Selamat pagi, Amelia!" Gissel menepuk pundaknya dengan lembut.

"Selamat pagi, Gissel."

"Apa kamu sudah tau dimana kelas kamu berada?" 

"Belum."

"Bagus. Kalau begitu ayo kita cari kelas kita."

Dua gadis cantik itu berjalan beriringan memasuki sekolah mewah itu.

"Amelia! Gissel! Kalian berdua berada dikelas ini juga?" 

Teriakan histeris dari Clara membuat mereka berdua terkejut.

"Sialan! Kau mengagetkanku." Kata Gissel.

"Maaf. Aku hanya senang kita bisa bersama."

"Tentu. Aku juga senang." Amelia mengangguk setuju.

"Aku juga."

Lalu mereka bertiga duduk bersama di kursi belakang. Amelia dan Gissel duduk dibangku baris tiga sedangkan Clara dibelakang Amelia.

Didalam Nusantara Academy mereka bertiga sangat terkenal karena kecantikan mereka. Amelia dijuluki Ratu para siswa perempuan, sedangkan Gissel dan Clara terkenal sebagai pengawal setianya yang akan memblokir orang-orang yang berani menghina Amelia. Tapi semua orang juga sudah tau, Amelia berasal dari keluarga Brian yang terkenal di kota Z. Ayahnya sangat kejam dan sangat memanjakan putri tunggalnya. Jika ada orang yang berani menyentuh sehelai rambut nona muda dari keluarga Brian, sudah dipastikan orang itu beserta seluruh keluarganya akan dibuang dari kota Z.

"Sangat disayangkan kita tidak satu kelas dengan Devano." Kata Clara dengan sedih.

"Bukankah dia dikelas B." Kata Gissel.

"Oo ya, berapa jauh hubungan kamu dengan Devano?" Clara mulai menggosib.

"Seperti biasa, kita hanya berteman. Tidak lebih."

"Sangat disayangkan. Semua orang di Nusantara Academy berharap kalian bersama."

"Ya, aku juga berharap begitu." Gissel 

mengangguk setuju.

"Kalau begitu. Selamat harapan kalian tidak terwujud." Jawab Amelia sambil melambaikan tangannya dengan santai.

"Kriiiingggg!!!"

Suara bel tanda masuk telah berbunyi. Semua siswa sudah duduk di bangku mereka. Tapi semenit sebelum guru masuk didalam kelas A atau kelas yang Amelia dan kawan-kawannya duduk didalamnya kehebohan terjadi.

"Ahhh dia sangat tampan!!" Teriakan para siswa perempuan menggema didalam kelas

"Ohh mataku sangat dimanjakan bisa melihat karya Tuhan yang sangat indah!!"

"Siapa namanya? Siapa? Tolong beritau aku namanya! Aku mohon!!"

"Aku sangat iri. Apakah Tuhan menyibukkan untuk secara khusus menciptakan laki-laki itu? Mengapa sangat sempurna?" Kali ini para siswa laki-laki berkomentar dengan iri.

Amelia dan kawan-kawannya juga ikut antusias saat melihat sosok laki-laki tampan memasuki pintu kelas. Laki-laki itu berjalan dengan tangan dimasukkan kedalam saku celananya. Terlihat sangat santai dan seakan-akan jeritan-jeritan para gadis itu tidak ada. Ia menganggap seakan ia berada di dunianya sendiri dan tidak perduli dengan sekitarnya. Ia duduk di bangku yang tersisa dipojok belakang dekat jendela. 

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang