80

1.3K 107 3
                                    

Ketika Amelia terbangun  ia melihat Nathan yang sedang duduk disamping ranjangnya.

"Deddy."

Suara Amelia terdengar serak.

"Minumlah! Kau pasti haus."

Nathan mengambil segelas air untuk Amelia dan memberikannya. Amelia meminumnya perlahan dengan tangan Nathan yang membantu menahan gelasnya.

"Apa Deddy sudah sehat?"

Nathan mengembalikan gelas kosong pada tempatnya, lalu melihat Amelia sambil menghela nafas.

"Gadis bodoh! Kamu sendiri saja, baru bangun dari koma, dan kamu masih bisa bertanya tentang kesehatanku. Khawatirkanlah dirimu sendiri!"

"Aku sudah merasa baikan, dan merasa lebih dan lebih baik ketika mengetahui Deddy menjagaku."

Melihat putrinya yang tersenyum cerah, Nathan menyentuh kepala Amelia dan menggosoknya dengan lembut.

Tidak lama kemudian, dokter masuk dan mengecek semua kesehatan Amelia.

"Ini terlihat sangat baik, hanya gagar otak ringan. Sebentar lagi dia akan pulih."

Dokter menjelaskan.

"Terimakasaih, dokter!"

Amelia mengucapkan terima kasih sebelum dokter pergi.

"Deddy, wajahmu masih sangat pucat. Anda juga harus kembali untuk mendapatkan perawatan!"

Melihat wajah Nathan yang masih tidak memiliki warna, membuat Amelia sedikit cemas.

"Apakah aku mengganggumu berada disini?"

Amelia ingin tetap bersama dengan ayahnya, sudah sejak lama ia tidak sedekat ini dengan Ayahnya., tapi melihat wajah Ayahnya yang belum baik, Amelia benar-benar tidak tega melihatnya.

"Sudah! Jangan terlalu mengkhawatirkanku! Aku akan berada disini sebentar lagi. Saat nanti aku pergi, Sinta akan menjagamu!"

"Apa yang Deddy maksut adalah tante Sinta?"

"Tentu saja. Bukankah kalian sangat dekat? Apa kau ingin Ibumu yang merawatmu?"

Mendengarnya Amelia langsung menggelengkan kepalanya tanpa sadar.

"Tante Sinta tidak masalah. Jangan merepotkan Mama!"

Mengetahui ia telah bereaksi berlebihan, Amelia sedikit menjelaskannya.

"Baiklah."

Nathan mengelus puncak kepala Amelia sekali lagi, mencoba menenangkan putrinya yang mulai sedih karena mengingat Ibunya yang kejam.

"Jangan terlalu sedih! Kau tahu? Kau telah membuatku sangat khawatir. Saat kau kehilangan banyak darah, aku ingin memberikan semua darahku kepadamu. Tapi darahku bahkan tidak berguna sama sekali karena tidak cocok untukmu. Saat itulah aku membenci diriku sendiri karena tidak berguna untuk putriku."

Mendengarnya, hati Amelia terasa nyeri. Ia sedikit malu dengan apa yang ia lakukan beberapa waktu lalu.

Ia tidak menyangka jika Ayahnya akan sangat tulus mencintainya dan menganggapnya seperti putri kandungya. Betapa malunya ia, ketika ia mengingat beberapa waktu lalu ia ingin mengakhiri hidupnya.

"Beruntung seseorang datang dan menyelamatkan nyawamu. Amel, apa kau ingin mencari ayah kandungmu? Aku berbicara seperti ini. Bukan berarti aku membencimu."

"Aku tahu, Deddy. Tolong bantu aku untuk mencari ayah kandungku."

Nathan tahu Amelia adalah gadis yang masuk akal, walaupun terkadang sedikit bodoh.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang