Nathan masuk dengan santai, bahkan ia tidak perduli dengan orang-orang yang melihatnya dengan marah. Saat ia masuk, semua laki-laki disana mengeluarkan otot mereka dan tidak sabar untuk memukulnya.
"Mengapa kalian makan malam dengan suasana yang tegang? Tidak bisakah kalian duduk dengan tenang? Aku sangat lapar."
Nathan dengan santai duduk ditempat Meysa, ia juga makan dibekas piring Meysa. Nathan sepertinya benar-benar kelaparan saat ini. Ia tampak tidak merasa jijik saat ini karena makan dibekas orang lain.
Meysa yang melihat Nathan secara alami makan dengan tenang tanpa ada jejak rasa jijik diwajahnya, sangat terkejut dan ia sedikit bingung.
"Memey?"
Tuan Adhitama memanggil Meysa untuk meminta penjelasannya.
Meysa hanya menggelengkan kepalanya.
"Bukan aku yang membawanya kesini. Dia tiba-tiba masuk."
Terlihat mulut Meysa yang bergerak-gerak takut jika ia mengeluarkan suaranya, malah akan menimbulkan masalah.
Suasana makan malam itu jadi terasa membosankan. Semua orang jadi tidak mempunyai nafsu makan lagi setelah kedatangan Nathan.
Nathan tidak perduli dengan orang-orang. Ia dengan tenang mengambil makanan didepannya dan makan tanpa malu.
Kenzo melihat kearah kakeknya penuh selidik.
"Nak, bukan aku. Salahkan masakan Ibumu yang terlalu lezat. Mungkin Nathan mencium bau masakan Ibumu dari apartemen sebelah."
Kenzo tahu, masakan Ibunnya tidak diragukan lagi kelezatannya. Kemungkinan bau masakan Ibunya yang memancing orang itu datang kesini.
Melihat Kenzo yang tidak lagi curiga, Dion merasa sedikit lega.
Sebenarnya tadi siang Nathan pergi ke kantor untuk menemuinya. Saat itu, ia melihat Nathan yang masuk langsung melepas bajunya membuangnya ketempat sampah. Dion juga melihat, Nathan yang pergi ke kamar mandi dengan tergesa-gesa.
Tidak lama kemudian, Riko masuk dengan mengetuk pintu. Asisten itu membawakan sebuah tas dengan merk terkenal disana.
"Tuan, saya membawakan baju ganti untuk tuan Nathan."
"Berikan padaku! Aku akan membawakannya untuknya."
Setelah memberikan tasnya, Riko lalu pergi.
Dion berjalan kesebuah ruangan dengan membawa tas ditangannya. Diruangan itu tempat istirahat yang biasa dipakai Nathan untuk tidur didalam kantor. Ada sebuah kasur besar disana dan masih terlihat sangat rapi. Dion dapat mendengar suara air yang mengalir dari kamar mandi didalam ruangan itu.
Dion duduk sambil menunggu Nathan untuk keluar dari kamar mandi. Saat ia melihat Nathan keluar dari pintu, Dion melihat banyak tanda merah yang hampir hilang di leher bahkan ditubuh pria itu.
"Aku tidak menyangka kau punya nafsu untuk wanita itu."
Nathan yang mendengarnya langsung memberikan tatapan tajam kearah Ayahnya. Menyadari tatapan tidak senang dari putranya, Dion merasa dugaannya mungkin salah.
"Apa aku salah?"
Bagaimanapun juga, Nathan sangat membenci Reika. Tidak mungkin putranya akan mau menyentuh wanita itu.
Lihatlah tadi saat Nathan pertama kali masuk kedalam kantor! Nathan membuang semua baju yang baru ia pakai kedalam tempat sampah. Bahkan Nathan langsung pergi mandi untuk menghapus jejak dari wanita itu.
Terlihat dengan jelas, jika Nathan terlalu malas untuk menjawab pertanyaan Dion. Ia mengambil baju dari dalam tas dan memakainya didepan Dion dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Nona Muda
RomanceMeysa Rosalina Adhitama mencintai Nathan Brian laki-laki tampan sahabat kakaknya. sayangnya cinta Meysa bertepuk sebelah tangan. Nathan sangat membenci Meysa. Meysa pergi membawa luka sakit hati dan ingin melupakan Nathan. 16 tahun kemudian ia kemba...