88

279 28 1
                                    

Jika saja bukan karena suara perut Meysa yang berbunyi, sudah dipastikan hukuman dari Nathan akan jatuh kepada Meysa.

Melihat mata Nathan yang penuh dengan nafsu, sudah membuat Meysa menggigil. Laki-laki gila didepannya benar-benar tidak boleh diprovokasi lagi. 

Meysa sangat bersyukur disaat-saat genting seperti ini, perutnya yang kelaparan membunyikan bel yang menyelamatkannya. Walaupun bibirnya sudah dijarah dan kini hampir bengkak dengan warna merah yang berkilau, membuat Nathan semakin terpesona. Tapi Nathan masih dengan sangat enggan melepaskannya.

Meysa yang mendapatkan kebebasannya dengan cepat turun dan menjauh. Duduk diatas tubuh Nathan yang sudah cukup keras, benar-benar membuatnya takut.

Keluar dari tenda, Meysa melihat Rio dan King Kobra tidak sendirian. Ada tambahan pasukan militer yang sedang sibuk berjaga.

Meysa mendekati King Kobra yang sedang membakar daging panggang diatas api. Baunya benar-benar sangat harum.

"Ahh sepertinya sangat lezat!"

"King Kobra adalah satu-satunya orang yang pandai memasak disini. Sangat kebetulan daging ditangannya sepertinya sudah matang dengan baik."

Nathan yang mengikuti Meysa dibelakangnya, duduk disamping Meysa dengan santai. Ia mengambil daging dari King Kobra yang berwarna kecoklatan lalu menyerahkannya kepada Meysa.

"Makanlah! Ini adalah daging paha rusa."

Paha rusa dibakar dengan sangat baik. Meysa menikmatinya dengan hati yang senang.

"Apa kau tidak makan?"

Meysa melihat Nathan yang tidak bergerak disebelahnya. Sejak awal Nathan hanya menatapnya tanpa ada niatan untuk mengambil daging bakar. Kebanyakan orang sudah mulai menikmatinya, hanya orang ini yang sepertinya tidak bosan melihatnya.

"Makan."

Nathan berbicara dengan santai.

"Dimana?"

Meysa benar-benar tidak melihat Nathan menggerakkan tangannya untuk mengambil makanan.

"Sebentar lagi akan datang."

"Oh."

Meysa tidak bertanya lagi. Ia membiarkan laki-laki itu yang masih menatapnya.

Tidak menunggu lama, Meysa melihat King Kobra yang membawa sebuah mangkuk berjalan kearah mereka.

Mangkuk itu sepertinya masih panas, terlihat mengepul dengan aroma herbal yang sangat kuat.

Bahkan daging dimulutnya sepertinya akan berubah pahit ketika ia menciumnya. Beruntung ia sudah makan dengan kenyang.

"Apa baunya mengganggumu?"

Nathan mengambil mangkuk itu dari tangan King Kobra.

Meysa menggelengkan kepalanya dan melirik sup didalam mangkuk dengan warna keruh.

"Aku kenyang." Jawabnya.

Nathan mendengar jawaban Meysa dengan alis yang terangkat. Mengabaikan kerutan alis Meysa saat ia meminum obatnya, Nathan menghabiskan tanpa merubah wajahnya.

"Apa itu pahit?"

Nathan benar-benar tidak tahan dengan ekpresi wajah Meysa saat ini. Ia menarik Meysa dan menciumnya. Menyelusuri mulut manis dan menjarahnya dengan lembut. Baru ketika melihat Meysa kehabisan nafas ia melepaskannya.

Meysa tidak menyangka jika ia akan dicium oleh Nathan lagi. Cairan yang baru saja Nathan minum manis ketinggal didalam mulutnya. Nathan benar-benar memberikan rasa kepadanya.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang