38

3.5K 334 7
                                    

Kenzo hanya bisa pasrah saat Ibunya terus memarahinya karena kecerobohannya. Ibunya tidak lagi mengijinkannya untuk membantunya, tapi ia tidak ingin melihat Ayahnya itu melekat pada Ibunya dan saat Ibunya tidak mengetahuinya, diam-diam Ayahnya akan melirik dirinya dengan tatapan menghina.

Kenzo sangat membencinya. Bahkan saat ia telah diijinkan untuk membantu Ibunya didepan, Ayahnya itu akan melirik luka di lengannya.

Sangat disesalkan sekali, awalnya ia tidak apa jika asistennya yang akan membalutnya. Tapi, ia sangat terkejut saat orang itu benar-benar maju dan membalut luka bakarnya. Ia sedikit bergidik saat melihat sisi lembutnya, jujur itu membuatnya takut.

"Beruntung ini hanya luka ringan." 

Kenzo dapat mendengar kata-kata Nathan didepannya saat membalut lengannya.

"Sejak awal aku sudah bilang, aku baik-baik saja. Tapi kalian yang bersikap berlebihan."

Kenzo tiba-tiba merasa ikatan perbannya diperketat dan itu membuat rasa sakit yang membuat ia menggertakkan gigi."

"Kau baru rasa ini menyakitkan?" Suara Nathan pelan tapi dingin dan hanya bisa didengar oleh Kenzo.

"Kau!!!" Kenzo menatap marah kearah Nathan. Jika Ayahnya tidak menekan lukanya, ia tidak akan kesakitan.

"Lain kali aku tidak ingin melihat kecerobohan mu lagi!"

"..."

Kenzo merasa ada yang salah dengan kata-kata Nathan. 

Apa yang dia maksut dengan lain kali?

Mengapa Kenzo merasa Nathan sedang mengajar seorang putranya yang nakal?

Mengingat kejadian itu sebenarnya membuat Kenzo sangat frustasi.

"Hey sudah sangat lama sekali tuan muda Brian."

Kenzo melihat kedatangan Rama bersama Sinta. Kenzo selalu mempunyai perasaan tidak menyukai Rama. Dan sekarang orang itu datang ke tokonya untuk menyapa Nathan. Ia ingin melihat apa yang akan dilakukan Nathan pada orang ini.

"Belum lama." Nathan menjawab dengan acuh.

"Bukankah sudah 10 tahun lamanya?"

"Itu belum lama."

"..." Rama.

"50 tahun, ketika kau sudah berbau tanah, itu yang aku anggap lama tidak bertemu."

"Haha." 

Meysa yang mendengarnya tidak bisa untuk tidak tertawa. Nathan memang selalu mempunyai lidah yang sangat tajam.

"..." Rama langsung cemberut saat ditertawakan oleh banyak orang disana.

"Hallo Meysa." 

Sinta yang tahu suaminya telah dipermalukan langsung maju untuk melindunginya.

"Hey Sinta. Kau sangat cantik. Dan..."

Meysa mencoba menilai penampilan Sinta yang sekarang dan yang terakhir kali saat ia melihatnya. Mereka tampak sangat berbeda.

Jika Sinta yang dulu ia melihat Sinta yang cantik seperti wanita desa layaknya dan cantik secara natural. Tapi, jika dibandingkan sekarang, Sinta yang menggunakan gaun merah dengan bordiran bunga itu tampak sangat anggun dan elegan. Sinta juga menambahkan sedikit make up, yang membuat kecantikannya menonjol.

Rama sangat beruntung mempunyai istri cantik dan berbudi luhur seperti Sinta.

"..."

"Kalian sangat serasi dengan baju itu."

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang