5

7.5K 851 19
                                    

Sudah beberapa bulan berlalu Kenzo pergi ke kota untuk belajar. Besok adalah hari ulangtahun anaknya. Ia sudah memutuskan untuk memberi kejutan kepada putranya yang tampan.

Memutuskan untuk tinggal ke kota Z sangat berat untuknya. Kota Z adalah kota kelahirannya, kota Z memiliki banyak kenangan tentang hidupnya. Dulu saat ia pergi meninggalkan kota Z, kakinya terasa berat tapi saat ini saat ia memutuskan kembali, mengapa kakinya juga tidak jauh berbeda dengan dulu.

Ia pergi pagi-pagi keesokan harinya. Menaiki kereta pertama dipagi hari. Ia duduk disamping jendela, menatap fajar berwarna orange yang indah.

Mengapa takdir membawanya kembali ke kota Z. Ia sudah bahagia bersama anaknya jauh dari kota Z. Tapi takdir dengan tega membawa putranya pergi ke kota tempat semua kenangan masa lalu hidupnya yang menyakitkan. 

Pukul 9 pagi ia turun distasiun kota Z. Hari masih pagi dan ia belum sarapan. Ia berjalan keluar dari stasiun mencari halte terdekat. Ia harus berjalan sedikit lebih lama untuk mencarinya. Ia membeli sebuah roti dan sekotak susu untuk mengisi perutnya yang sudah protes. 

Duduk sambil menunggu bus sebenarnya tidak membosankan. Karena didalam pikirannya penuh dengan kenangan kota yang akrab ini. Entah berapa lama ia duduk dan berapa banyak bus yang lewat, ia masih duduk disana sambil menatap langit kota Z. Ada kerinduan dihatinya.

Bohong jika ia melupakan semuanya, 16 tahun berlalu ia hanya berpura-pura. Jauh didalam hatinya ia merindukan keluarganya. Ayah yang selalu memanjakannya, ibu yang selalu dengan lembut memperlakukannya seperti boneka berbie, mengajaknya ke salon kecantikan dan mendandaninya seperti boneka favoritnya, dan ia juga merindukan kak Noah, kakak laki-lakinya yang selalu melindunginya, mengajarinya PR sekolah jika ia tidak tau. Ia merindukan keluarganya tapi ia tidak berani mencari mereka. Ia adalah pengecut sejati.

Airmatanya terus menetes saat ia mengingat satu persatu keluarganya dulu. 

"Memey!"

Saat ia mengingat suara kakak laki-lakinya memanggilnya, airmatanya terus mengalir deras.

"Memey!"

Ia rindu suara kakaknya. Ia mengusap airmatanya yang sudah membasahi pipinya. Ia tertawa karena mulai berhalusinasi.

"Memey!"

Sekali lagi ia menggelengkan kepalanya agar suara kakak laki-lakinya hilang dari pikirannya. Ia merapikan diri dan ingin pergi untuk mencuci mukanya yang telah kusut karena airmata. Tapi saat ia mendongak ia melihat sosok akrab yang ia rindukan.

Sosok laki-laki yang dulu muda kini berubah menjadi sosok pria dewasa yang lebih tampan. Kak Noah berdiri tepat didepannya menggunakan setelan jas yang sangat rapi.

"Kak Noah." Tanpa sadar ia memanggilnya.

"Apa benar kau, Memey?" Kak Noah bertanya seakan-akan takut yang dilihatnya salah.

Meysa mengangguk dan tanpa sadar ia menangis lagi. 

Noah datang dan memeluk adiknya yang ia rindukan bertahun-tahun dengan airmata. Meysa semakin tak terkendali dan menangis semakin hebat. Mungkin penyesalan dan kerinduan bercampur didalamnya.

Noah membawa Meysa masuk kedalam mobil. Ada seorang sopir yang sudah duduk didepan sambil menyetir.

"Ayo pulang, Memey!"

Suara Noah membangunkannya. Ia tampak linglung sejenak. Sejak semalam ia tidak tidur dengan baik, karena ia terlalu banyak berfikir membuatnya bergadang. Setelah ia bertemu dengan kakaknya ia menangis dengan hebat, membuatnya tanpa sadar tidur di mobil.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang