78

1.3K 115 2
                                    

Saat ini, Rama sedang berada diruang tunggu rumah sakit setelah mengantar Sinta kembali. Sebenarnya siang tadi ia tidak duduk lama bersama Sinta, mereka hanya mengobrol sebentar. Tapi, saat sore hari, ia mendapatkan telepon dari Sinta untuk datang kerumah sakit.

Amelia mengalami kecelakaan ketika Sinta juga sedang ada disana. Saat itu, Sinta sedang mengantri di apotik saat melihat seorang gadis yang tampak akrab didorong oleh orang-orang.

Rama tidak menyangka, jika Sinta masih saja perduli dengan kesehatan Ibunya. Ia masih dengan rutin mengambil obat untuk Ibunya.

Kepala Rama sangat sakit, Amelia belum sadar sampai sekarang. Ada beberapa orang yang menjaga didepan pintu Amelia. Sepertinya itu orang-orang dari keluarga Brian.

Seharusnya saat ini, ia sudah pergi tidur didalam apartementnya. Tapi entah mengapa ia masih bertahan diluar bangsal menunggu Amelia. Bahkan jika ia pergi, itu tidak akan menjadi masalah bagi dirinya maupun orang lain, karena keluarga pasien yang bertanggung jawab sudah datang.

Diatas kursi tunggu rumah sakit, Rama mencoba berbaring diatasnya. Mungkin karena kelelahan ia lamgsung masuk kedalam mimpi. Samar-samar didalam tidurnya, ia melihat seseorang yang duduk diatas kursi roda masuk kedalam ruangan Amelia. Lalu tidak lama kemudian ia melihat seseorang kembali mendorong orang yang duduk diatas kursi dan melewatinya. Itu hanya bayangan dan ia tidak tahu siapa orang-orang itu.

Rama terbangun oleh aroma kopi yang menenangkan. Disebelahnya telah duduk seseorang.

"Apakah saya membangunkan anda?"

Riko tersenyum sambil menyerahkan kopi panas kepadanya.

"Jam berapa sekarang?"

Rama mencoba bangun dan duduk. Ia menerima kopi itu dengan santai.

"Jam 2 pagi."

Kopi itu masih panas saat Rama menyesapnya, dan membuat saraf yang awalnya tegang menjadi rilek dan nyaman.

"Bagaimana keadaan Amelia?"

"Nona muda masih belum sadar."

Malam masih panjang, lorong itu sunyi, menyisakan dua orang yang duduk diluar bangsal dengan keheningan. Bahkan dua orang yang berdiri didepan pintu bangsal, tidak mempunyai niatan untuk merusak keheningan itu.

"Siang tadi sebelum nona muda kecelakaan, nona muda bertengkar dengan Ibunya."

Riko mencoba memecahkan keheningan itu, dan Rama sepertinya juga tidak keberatan untuk mendengarkan orang lain bercerita.

"Pertengkaran itu, kemungkinan yang membuat pikiran nona muda terganggu yang membuatnya berlarian dengan pikiran kacau, sampai tidak memperhatikan keadaan lalu lintas."

"Reika, wanita kejam itu, pasti telah berbicara buruk kepada nona muda."

" Sebelum ini, tuan Brian sudah mencoba menghibur nona muda, tapi bagaimanapun juga ikatan darah itu lebih dekat dari orang yang membesarkannya dari kecil."

Sampai disini, Rama mulai tahu alur ceritanya, tapi juga sedikit bingung . Tapi bagaimanapun juga, ia tetap mendengarkan Riko tanpa banyak tanya.

"Tuan Brian sangat menyayangi nona muda, dan memanjakannya sejak kecil. Tapi tetap saja, nona muda masih berlarian kepada ibu kandungnya yang sangat kejam. Tuan Brian berulang kali untuk membujuk, tapi mungkin semua yang telah terjadi dan juga rahasia besar yang terungkap, masih saja membuat nona muda terkejut. Ditambah seorang Ibu kejam yang tidak tahu caranya menghibur putrinya yang sedang kacau."

Terdengar Riko menggertakkan giginya saat bercerita tentang Reika. Bagaimanapun juga, ketika Riko mengingat perbuatan jahat wanita itu, ia tidak bisa menahan kekesalannya.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang