79

1.9K 185 15
                                    

Rama masih ingat tawa Elson saat itu. Pemuda tampan yang selalu ceria dan sangat senang menggodanya.

"Mengapa kau hanya berdiri saja disana?"

Dengan malas pemuda itu bersandar didepan pintu mengawasinya. Reika sudah dibawa keruangan kamar yang dipesan oleh teman-temannya. Gadis itu tampak pingsan dengan minuman alkoholnya.

"Apa kau mempunyai obat itu?"

Terlihat alis Elson yang terangkat saat Rama bertanya.

"Aku tidak mempunyainya, tapi mungkin orang-orang itu pasti punya. Aku kan memintanya untukmu."

Rama tidak perduli dengan semangat Elson ketika melihat bocah itu sudah berlari untuk mengambil obat yang ia maksut. Rama duduk diatas sofa sambil mengamati sosok diatas ranjang dengan dingin.

"Aku mendapatkannya."

Dengan senyum lebar, Elson memamerkan obat itu didepan Rama, seolah-olah meminta pujian.

"Bagus, berikan kepadanya!"

Rama benar-benar mengabaikan senyum nakal Elson. Ia hanya bersandar dan memejamkan matanya.

"Aku tidak tahu jika kau suka wanita yang panas. Menggunakan obat untuk membuat wanita bernafsu? Rama kau laki-laki yang sangat buruk."

Disana Elson masih mengamati proses obat yang akan bereaksi pada tubuh Reika. Elson sepertinya sangat berdidikasi kepada sepupunya itu. Ia berusaha membuat malam pertama Rama sukses. Tapi walaupun begitu, Elson masih saja menggoda Rama.

Erangan mulai terdengar dari mulut Reika dan gadis itu mulai melepaskan pakaiannya karena hawa panas yang berasal dalam tubuhnya.

"Ahh gadis ini benar-benar sangat menarik saat seperti ini. Rama, ayo cepat kemari! Lakukan tugasmu dengan benar!"

"Ahh ini benar-benar membuat aku gila. Rama aku akan meninggalkanmu bersama dia. Kau harus membuat gadis cantik ini puas!"

Erangan tak tertahan dari mulut Reika, benar-benar membuat Elson ikut bergairah. Apalagi dengan kulit putih dan kemerahan yang tidak tertutup sepenuhnya, membuat Elson hampir mimisan. Elson ingin cepat melarikan diri dari ruangan itu. Jika tidak, ia tidak tahu bagaimana menenangkan hewan buas pada dirinya sendiri.

Sebelum pergi Elson tidak lupa melirik kearah Rama yang sedang bersandar pada sandaran sofa.

"Apa kau tidur?"

Melihat Rama yang memejamkan mata tanpa sedikitpun tertarik untuk melirik keindahan diatas ranjang, membuat Elson hampir meledak.

"Sialan! Apa kau tidur?"

Kali ini ia berteriak, tapi Rama masih mengabaikannya. Entah tertidur atau berpura-pura tidur. Elson ingin mengguncang tubuh itu, untuk membangunkan Rama.

"Wanita membutuhkanmu didepan matamu. Tapi kau mengabaikannya. Rama...!"

Teriakan Elson terhenti, ketika ia merasakan seseorang memeluknya dari belakang.

"Tolong aku! Tolong aku!"

Dengan suara manis dan menggoda, Reika sudah memeluk Elson. Bagaimanapun juga Elson adalah laki-laki normal, sentuhan Reika mampu membuatnya bergetar tak terkendali.

"Rama, apa kau laki-laki atau bukan? Mengapa kau masih tidur? Aku hampir mati disini?"

Elson bahkan hampir menangis saat ini. Walaupun bagian bawahnya sudah meronta-ronta, tapi ia tidak berani menyentuh wanita sepupunya. Walaupun Rama sangat membenci Reika dan Elson tahu itu, tapi tanpa persetujuan Rama, ia hanya bisa menahan siksaan ini.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang