Pagi hari, saat Meysa bangun, ia tidak menemukan orang lain disebelah tempat tidurnya.
Meysa pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti bajunya, saat ia keluar ia melihat seorang pelayang yang telah menunggunya.
"Nyonya sarapan telah siap dimeja makan."
"Dimana kak Athan?"
"Tuan, sedang dalam pemeriksaan kesehatan oleh para dokter."
Mendengarnya Meysa merasa tenang. Ia pergi keruang makan, dan makan sarapannya dengan bahagia, tanpa memuntahkan kembali.
Setelah sarapan selesai, ia duduk diruang tv untuk menonton tv, tapi sampai siang, ia tidak melihat Nathan.
"Nyonya, apa anda ingin pergi keluar?"
Meysa melihat seorang pelayan laki-laki mendekat.
"Tuan, sudah menyiapkan mobil jika anda ingin pergi keluar."
Sejak Meysa datang ke sini, Meysa belum pergi keluar, dan bohong jika Meysa tidak tertarik untuk pergi ke kota besar. Walaupun ia terus menempel pada Nathan, tapi semenjak pagi hari sampai siang hari, ia merasa bosan karena tidak menemukan Nathan.
"Baiklah."
Lalu Meysa pergi berganti baju, dan sebelum pergi pelayan laki-laki itu menyerahkan sebuah kartu hitam kepadanya.
Tanpa rasa malu, Meysa mengambilnya dengan santai.
Duduk didalam mobil dengan sopir yang pendiam, Meysa sedikit bosan, beruntung sopir itu menyalakan lagu yang membuat suasana tidak menjadi membosankan.
Setelah masuk ke jalan raya yang ramai, Meysa dapat melihat kota-kota yang makmur dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi.
Berhenti disebuah mall yang terkenal, Meysa turun, dan memasuki toko-toko dengan merek terkenal di dunia.
Jika ia melihat barang yang menarik, ia akan menggesek kartu hitamnya. Beruntung, ia tidak harus membawa barang-barang itu sendiri, karena semua barangnya dapat dikirimkan langsung kedepan pintu.
Setelah merasa lelah berbelanja, Meysa pergi mencari restauran. Tapi setelah makanan datang, ia merasa malas ketika melihat makan-makanan itu. Meysa hanya mencicipinya sedikit lalu meninggalkannya.
Saat ia keluar, ia melihat sebuah toko yang menjual piyama pasangan yang terlihat lucu. Meysa langsung mengambilnya lengkap dengan aksesorisnya.
Meysa kembali ke vila tepat jam 7 malam, dan makan malam sudah siap diatas meja.
"Apa kak Athan sudah selesai?"
"Tuan belum keluar dari ruang pemeriksaan, tapi tuan menyuruh nyonya untuk makan malam duluan."
Melihat makanan yang dengan aroma akrab, membuat Meysa langsung bersemangat. Ia makan malam sendirian, ia makan dengan patuh dan setelah menyelesaikan makannya, ia pergi ke kamar dan mandi.
Saat ia keluar dengan jubah mandi, ia melihat pintu yang terbuka lalu sosok Nathan yang memasuki ruangan dengan menggunakan kursi roda.
Melihat Meysa yang berdiri didepan kamar mandi dengan jubah mandi dan rambut basahnya, Nathan menekan keinginannya yang akan membakarnya.
"Kemarilah!"
Tanpa sadar suaranya terdengar serak. Ia mencari pengering rambut didalam laci."Aku akan membantumu mengeringkan rambutmu!"
Duduk disofa, Meysa membiarkan Nathan mengeringkan rambutnya. Walaupun tangan laki-laki itu canggung, karena tidak pernah melakukan pekerjaan ini untuk orang lain, tapi Meysa sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Nona Muda
RomanceMeysa Rosalina Adhitama mencintai Nathan Brian laki-laki tampan sahabat kakaknya. sayangnya cinta Meysa bertepuk sebelah tangan. Nathan sangat membenci Meysa. Meysa pergi membawa luka sakit hati dan ingin melupakan Nathan. 16 tahun kemudian ia kemba...