92

262 19 1
                                    

Karena khawatir cidera pada kaki Dewa Aries, Kenzo bersikeras untuk mengendarai motornya dengan orang itu duduk dibelakangnya. 

"Apa kau benar-benar baik-baik saja?"

Kenzo melirik tangan yang memegang ujung pakaiannya dengan erat, mungkin orang itu takut jatuh karena ia tidak terlalu akrab dengan motornya. Walaupun ia mengendarai motor dengan sangat buruk, tapi ia akan berhati-hati.

"Dewa Perang ada didepan."

Suara dibelakangnya terdengar sangat buruk, sepertinya Dewa Aries ingin mengabaikan Kenzo. Orang dibelakangnya benar-benar sangat marah.

Dewa Aries sepertinya tidak ingin menjawab Kenzo. Mendengar suaranya yang tidak senang, sepertinya Kenzo benar-benar mengendarai motornya dengan buruk. Jalan di hutan tidak terlalu mulus, motor itu berjalan dengan buruk diatas tanah yang tidak rata.

Didepan mereka sebuah motor sudah menunggu mereka, Carly mengendarai motor yang lebih besar dari motor yang dibawa Kenzo saat ini.

"Apa kau ingin naik kesini?"

Melihat Kenzo yang buruk dan berkendara, Carly ingin membawa Dewa Aries.

"Tidak."

Mendengar penolakan Dewa Aries yang tanpa perasaan, membuat Carly cemberut tidak senang.

"Kenzo belum akrab dengan motornya. Aku akan mengajarinya sedikit."

"Ohh."

Melihat Dewa Aries yang tidak ingin pindah, Carly tidak ingin memaksanya lagi, karena mereka sekarang sangat terburu-buru.

Carly menyalakan motornya dan mulai melaju kedepan dengan lancar. Sedangkan Kenzo mengikuti dibelakangnya dengan tidak lancar. Tapi tidak butuh lama untuk Kenzo beradaptasi dengan motor dan medan jalannya. Ia berhasil menguasainya dengan baik. Dewa Aries dibelakang juga berhasil rilek dan duduk dengan nyaman.

Ditengah malam, suara motor menderu memecahkan keheningan malam dihutan belantara itu.

Dari kejauhan cahaya hitam dan putih semakin terlihat dengan jelas dengan ledakan besar didepan mereka. Semakin mereka mendekat semakin keras suara itu terdengar, bahkan diatas kendaraan beroda dua, mereka dapat merasakan tanah dibawah mereka bergetar, yang membuat mereka sedikit kesulitan menstabilkan motor mereka.

Selain keributan besar yang disebabkan oleh dua kekuatan besar yang bertabrakan, ada juga pertarungan orang-orang didepan mereka. Bukan suara adu tembak, melainkan suara pertarungan orang-orang dari jarak dekat. Mungkin peluru mereka telah kosong.

Carly bergegas mengendarai motornya mendekat kesumber suara itu.

Didepan mereka saat ini, mereka melihat Nathan dan Dion yang dikepung oleh tiga orang. Dapat dilihat dengan jelas, jika dua orang itu sangat kesulitan untuk mengalahkan tiga orang itu, dan posisinya benar-benar sangat tidak menguntungkan.

Tiga orang itu bahkan tidak memberikan belas kasihan saat memberikan pukulan kepada tubuh Nathan, tapi walaupun Nathan dalam posisi terpojok, laki-laki itu tidak membiarkan musuhnya mengalahkannya dengan mudah.

Dengan deruan motor yang keras, roda yang berputar itu tidak berhenti sampai benar-benar mereka menabrak tubuh orang yang tidak tahu malu itu.

Baron yang kini seperti orang yang berbeda dengan mudah menghindari motor yang akan menabraknya, tapi Red Hell dan satu orang lagi, tidak secepat Baron unruk menghindar, dua orang itu terpental cukup jauh.

"Sialan! Kalian cukup berani!"
Melihat orang-orang yang datang, Baron sangat marah dan merasa terganggu.

Awalnya tubuh Baron kurus dengan sedikit otot, tapi saat ini dengan hanya mengenakan celana pendek, otot-otot ditubuhnya terlihat keras dan besar. Jubah hitamnya, tidak tahu pergi kemana. Mungkin hilang saat tubuh Baron mengalami perubahan fisik karena menyerap kekuatan Nathan.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang