18

6.2K 675 38
                                    

Dikantor presiden Meysa sedang merapikan dokumen diatas meja untuk Ayahnya. Ia membantu Ayahnya memilih beberapa proposal untuk perusahan lain yang ingin bekerja sama dengan mereka.

Tuan Adhitama sangat senang melihat putrinya mau memilih menjadi sekretarisnya.

"Memey, sebenarnya akhir tahun ini adalah akhir dari kontrak kerjama antara perusahaan Adhitama dan perusahaan Brian. Aku dan kakakmu berfikir untuk mengakhirinya. Karena kami tidak ingin ada kontak lagi dengan keluarga mereka. Bagaimana menurutmu?"

Meysa ingat itu. Tapi ia juga jadi mengingat saat terakhir kali mereka bertemu. Setelah itu ia tidak melihat Nathan lagi.

"Apa perusahaan kita akan merugi jika kita mengakhiri kontrak?" Tanya Meysa.

"Tentu saja tidak, tapi pasti ada penurunan."

"Bagaimana dengan melanjutkan kontrak?"

Tuan Adhitama menatap putrinya sejenak.

"Memey, Ayah sudah sangat tua. Ayah ingin Memey hidup dengan baik. Apa Memey masih menyukainya?"

Meysa diam tidak ingin menjawabnya, tapi ia mendengar Ayahnya mendesah.

"Kau memang gadis keras kepala! Sudah 16 tahun dan kau masih menyukainya."

"..."

"Apa kau sudah tahu Nathan memiliki seorang gadis kecil yang sangat cantik?"

Meysa menganggukkan kepalanya.

"Aku sudah melihatnya, Amelia adalah teman Kenzo."

"Yah kau benar. Gadis itu sangat baik. Bahkan aku menyukainya."

Lagi-lagi Meysa mengangguk setuju.

"Tapi sayang, gadis cantik itu harus memiliki keluarga yang tidak utuh semenjak ia bayi."

Meysa terkejut mendengarnya.

"Apa maksut Ayah?"

Meysa merasa malu karena bertanya dengan terburu-buru. Tuan Adhitama hanya tersenyum melihat mata putrinya yang tiba cerah lalu berubah menjadi malu.

"Lihatlah dirimu. Bahkan kau tidak bisa menahan diri."

Pada saat itu tiba-tiba telpon dimeja berbunyi lalu tuan Adhitama mengangkatnya. Asistennya memberi tahu kalau perwakilan dari perusahaan Brian groub telah menunggu di bawah.

"Cepat! Urus kontrak ini secepatnya!"
Tuan Adhitama menyuruh Meysa untuk pergi.

"Tapi, Ayah.."

"Ayah sudah sangat tua dan Ayah mudah lelah akhir-akhir ini."

Meysa masih ragu untuk pergi.

"Ayah akan mendukung keputusanmu."

Meysa sangat terharu mendengarnya. Ia memeluk Ayahnya dengan mata yang berkabut penuh air mata.

"Terima kasih, Ayah!"

"Hapus air matamu. Kau harus tampil cantik!"
Meysa merasa malu dan menghapus air matanya.

Setelah itu ia pergi dengan percaya diri. Tuan Aditama menatap punggung putrinya dengan wajah yang sangat rumit.

"Aku harus bekerja keras untuk meyakinkan Ibumu, nak!"

____ _ ____

Meysa dan Alex pergi ke lantai bawah. Alex adalah asisten pribadi Ayahnya. Ia putra dari pak Yuda, kepala pelayan di kediaman Adhitama.

Alex dengan sopan membukakan pintu untuk dirinya. Diruangan tunggu untuk para tamu itu ia melihat laki-laki yang sedang duduk dengan acuh. Ia dan Alex sangat terkejut melihat Nathan disana.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang