29

4.6K 485 4
                                    

Didalam kamar mandi Nathan berdiri didepan cermin, ia melihat bekas goresan kuku hasil karya Kenzo.

Anak itu baru berusia 16 tahun, ia tidak menyangka bocah itu benar-benar bisa menyentuhnya.

Setiap gerakan Kenzo mengingatkannya pada seseorang. Tapi bukankah orang itu sudah meninggal? Lalu siapa yang mengajari bocah itu?

Kenzo, siapa sebenarnya dia?

Mengapa keluarga Adhitama sangat melindungi data pribadinya?

Mungkinkah?

Nathan membasuh wajahnya untuk menjernihkan pikirannya.

Ia menyeka wajah basahnya dengan handuk lalu memakai pakaiannya.

Ketika ia keluar, ia melihat Kenzo yang sedang duduk di ruang tengah. Anak itu sedang bermain laptopnya.

"Mengapa kamu duduk dibawah? Naik!"

Kenzo belum terbiasa dengan sikap Ayahnya yang terkadang perhatian.

"Sangat nyaman duduk dibawah."

Nathan melirik kearah laptop Kenzo, terlihat Kenzo sedang mencoba mempogramer sebuah game.

"Darimana kamu mendapatkan data ini?"

Nathan ingat dengan jelas, perusahaan Adhitama telah mengirimkan proposal kerja sama untuk pengembangan game yang sedang di perbaiki oleh Kenzo.

"Ini semua milikku. Mengapa aku harus mendapatkannya?"

Kenzo menatap Ayahnya seperti seorang idiot.

"Jadi, kau yang bertanggung jawab dengan game ini?"

"Ya."

"Seberapa yakin kamu tentang keberhasilan game ini?"

Mendengar pertanyaan Ayahnya Kenzo dengan percaya diri menjawabnya. Ia tampak sedikit membusungkan dadanya.

"90%."

"Heh." Senyuman Nathan terlihat sangat jelas sedang mengejeknya tapi Kenzo mengabaikannya.

"Game kamu banyak sekali kekurangannya."

"Aku tidak butuh pendapatmu." 

Kenzo tidak membiarkan Ayahnya terus berbicara.

Tiba-tiba Nathan memukul kepala Kenzo dengan buku majalah.

"Kau!" 

Kenzo yang dipukul terlihat sangat marah, karena ia merasa terganggu saat sedang bekerja.

"Ikut denganku!" 

Nathan tidak perduli dengan kemarahan Kenzo, ia malah berdiri dan berjalan pergi.

"Tidak!"

Mendengar penolakan dari Kenzo, otomatis Nathan berhenti dan menoleh kearah Kenzo. Ia melihat Kenzo yang tidak perduli dan masih asyik bermain dengan laptopnya.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang