Kalian harus segera pergi dari tempat ini!"
Melihat orang asing yang sejak awal diam itu, Meysa mempunyai sedikit harapan.
"Tolong bawa putraku pergi!"
"Tidak, Mom! Jangan seperti ini. Aku akan membawa anda juga."
Semua orang tahu, Meysa dan Kenzo sama-sama dalam kondisi kritis. Kenzo pasti juga tidak akan bisa membawa Meysa pergi terlalu jauh. Bagaimanapun juga, tubuh Meysa sudah sangat lemah.
"Kau harus pergi!"
"Tidak!"
"Aku tidak bisa pergi jauh. Kamu juga tidak bisa membawaku dengan kondisimu seperti ini."
"Kalau begitu aku akan tinggal disini bersama dengan anda."
"Jangan bodoh!"
"Kita tidak mempunyai banyak waktu. Jika kalian ingin tinggal disini, aku akan pergi."
Sepertinya orang itu mulai tidak sabar.
"Pergilah!"
Kenzo yang merasa kesal dengan orang asing itu, berteriak marah kearahnya.
"Tunggu!"
Tapi, Meysa berkata sebaliknya. Mereka sudah tidak menpunyai banyak waktu dan Meysa harus memikirkan cara agar Kenzo mau meninggalkannya.
"Mom, jangan mengigit lidah anda!"
Sekali lagi Meysa mengigit lidahnya. Melihat darah yang mengalir dari mulut Ibunya, Kenzo mencengkram hatinya.
"Jangan seperti ini, Mom. Baiklah saya akan menjauh dari anda. tapi, saya tidak akan meninggalkan anda. Lakukan apapun yang membuat anda nyaman! Tapi, jangan melukai tubuh anda seperti ini."
Kenzo memegangi telapak tangan Ibunya dan menciumnya lembut.
"Saya mencintai anda, Mom."
Lalu setelah itu, Kenzo pergi kesudut ruangan dan duduk disana. Meysa melihat punggung putranya yang tampak suram dan itu membuatnya juga merasa sedih.
Tubuhnya benar-benar terasa tidak nyaman. Tapi ia tidak bisa melakukannya didepan putranya. Obatnya benar-benar bekerja sangat baik. Bahkan Meysa harus menggigit lidahnya untuk menahan erangannya. Dengan orang-orang yang semakin dekat, mereka tidak mempunyai banyak waktu lagi.
Meysa menatap orang berpakaian hitam itu, yang masih acuh seperti biasanya. Tapi, Meysa tahu orang itu sudah tidak sabar lagi.
Meysa memberikan isyarat kepada orang itu yang langsung mendapatkan anggukan ringan darinya.
Memanfaatkan keadaan Kenzo yang sedih, orang berpakaian hitam itu mendekati Kenzo lalu memukul belakang kepalanya dengan gerakan cepat.
"Tunggu! Siapa namamu?"
"Sudah terlambat untuk menyesalinya. Putramu sudah pingsan ditanganku."
"Bukan itu maksutku. Aku hanya..."
"Aku tidak membutuhkan ucapan terima kasihmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Nona Muda
RomanceMeysa Rosalina Adhitama mencintai Nathan Brian laki-laki tampan sahabat kakaknya. sayangnya cinta Meysa bertepuk sebelah tangan. Nathan sangat membenci Meysa. Meysa pergi membawa luka sakit hati dan ingin melupakan Nathan. 16 tahun kemudian ia kemba...