Ia bangun sedikit kesiangan, kemarin ia baru tiba di kota Z dan secara tak terduga Tuhan mempertemukannya dengan keluarganya. Emosinya saat itu tidak stabil tapi melihat kedua orangtuanya dan mereka tidak memarahinya ia lega.
Ayahnya bahkan segera mengambil penerbangan untuk kembali dari bisnisnya. Walaupun ayah, ibu dan serta kakaknya memaksanya untuk tinggal dan menunggu kedatangan ayahnya, ia tetap berkeras diri untuk meninggalkan mereka dan berjanji ia akan datang kembali keesokan harinya.
Sangat berat untuk meninggalkan mereka tapi ia juga sangat merindukan putranya. Putranya berulang tahun dan ia ingin merayakannya. Saat ia muda ia ingin sekali pergi berjalan-jalan dengan laki-laki ia cintai, menghabiskan waktu bersama, berbelanja baju dan memberi mereka pakaian untuk dicoba. Tapi ia mencintai seseorang dengan sepihak. Impian masa-masa remajanya sangatlah tidak berwarna dan tidak ada romantika indah. Dan karena itu, pada sorenya ia pergi keliling mall bersama putranya. Sudah terlalu lama ia tidak belanja, dan ia ingin memuaskan hasratnya.
Membeli banyak pakaian dan makan kue. Ia sangat menikmatinya. Sungguh senang melihat putranya patuh.
Meysa melihat dimeja ada segelas susu, beberapa sosis goreng dan omlet mie. Dia tersenyum melihatnya. Putranya pergi sangat pagi karena makanan diatas meja sudah dingin. Kecuali susu yang masih tetap hangat karena memang ditutup rapat.
Walaupun begitu Meysa memakan sarapan yang dibuat oleh putranya dengan bahagia. Kenzo selalu bisa membuatnya tersentuh.
Apartemen Kenzo sangatlah bersih jadi tidak banyak yang harus Meysa bersihkan. Selesai bersih-bersih ia duduk disofa menunggu putranya kembali.
Kenzo anak yang patuh dan pengertian. Ia tahu kondisi keuangan ibunya tidak baik, dan Kenzo memutuskan untuk pergi bekerja. Ia tahu sebagai seorang ibu ia belum menjadi ibu yang baik. Tapi ia sadar diri, tanpa uang ia tidak bisa membelikan kebutuhan Kenzo.
Meysa melihat rekening tabungannya selama 16 tahun. Sebelum ia datang ke kota Z, ada banyak sekali angka, tp setelah ia pergi ke Mal, angka-angka itu berkurang sangat banyak.
Ternyata dirinya masih belum bisa mengendalikan diri melihat yang cantik-cantik. Meysa menghelai nafas untuk menghilangkan frustasinya.
Bagaimanapun ia menghabiskan uang untuk putranya dan itu sudah keputusannya. Ia akan pergi berkerja untuk memulihkan tabungannya.
Meminta tolong kepada keluarganya bukan ide yang buruk. Ia hanya lulusan SMA tapi otaknya masih seperti dulu. Sebagai karyawan keuangan diperusahaan keluarganya tidak masalah. Ia masih ingat dengan jelas pelajaran tentang bisnis waktu sekolah dulu. Bahkan jika saat ini Kenzo bertanya tentang PRnya ia masih bisa mengajarinya. Tapi sayangnya putranya tidak pernah bertanya kepadanya.
"Assalamu'alaikum. Mom!"
Kenzo sampai apartemen sudah sangat siang. Ia membuka puntu dan melihat ibunya sedang memegang buku rekeningnya dengan wajah frustasinya lagi.
"Wa'alaikum salam. Kamu sudah pulang?" Meysa terlambat untuk menyembunyikan buku tabungannya dan sudah tertangkap basah oleh putranya.
"Jangan bersedih Mom! Lihat aku punya banyak uang untuk mengganti uang yang kemarin!"
Meysa melihat Kenzo mengeluarkan dompetnya dan ada beberapa lembar uang merah yang ia berikan kepadanya. Kenzo juga memberikan sebuah ATM dan itu semua ia letakkan diatas tangannya.
"Apa ini?"
Meysa tidak tahu harus berkata apa atau berbuat apa. Yang dia lakukan adalah berteriak didepan wajah Kenzo.
"Darimana kamu dapatkan semua ini? Kamu bekerja? Kamu menghemat uang lagi?" Meysa membanting barang-barang ditangannya diatas meja. Entah mengapa ia tiba-tiba marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Nona Muda
RomanceMeysa Rosalina Adhitama mencintai Nathan Brian laki-laki tampan sahabat kakaknya. sayangnya cinta Meysa bertepuk sebelah tangan. Nathan sangat membenci Meysa. Meysa pergi membawa luka sakit hati dan ingin melupakan Nathan. 16 tahun kemudian ia kemba...