33

4.2K 411 7
                                    

Ciuman itu hanya bertahan beberapa detik saja, tapi seolah waktu berhenti disekitar dua remaja itu.

Devano berdiri dibelakang dan Amelia didepannya membelakanginya. Mereka berdiri sangat dekat. Adegan itu seperti lukisan yang cantik dengan latar belakang pepohonan yang sedang berbuah dan sedikit sinar matahari yang menerangi mereka.

"Apa kita salah waktu dan tempat?" 

Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan mereka berdua. Karena terkejut Amelia segera menegakkan tubuhnya tapi malah membuatnya kehilangan keseimbangannya yang membuatnya terjatuh kedepan. 

Tapi sebelum ia benar-benar terjatuh, ada sebuah tangan yang kuat, yang menarik pinggangnya. Amelia merasa lega karena tidak terjatuh dan ia bisa berdiri tegak sekarang. Tapi setelah melihat tangan yang berada di pinggangnya ia merasa tidak karuan. 

Devano berhasil menolongnya, tapi dengan posisi sekarang ini. Mereka berdua terlihat sedikit ambigu, dengan tangan Devano berada di pinggangnya, itu seperti Devano sedang memeluknya dari belakang.

"Ahh sebaiknya kita pergi! Aku tidak ingin mengganggu pasangan muda." Suara itu terdengar lagi.

"Jika anda merasa terganggu aku akan mengusirnya." Sekarang terdengar suara dari pihak lain.

Ada gerakan dari semak-semak lalu sedetik kemudian sosok akrab keluar dari semak-semak itu datang.

"Tidak bisakah kalian mencari tempat lain untuk berbuat mesum!" 

Kenzo melihat Devano dan Amelia dengan ekpresi jijik.

Melihat kedatangan Kenzo yang tiba-tiba membuat Amelia terkejut dan ia segera menjauh dari Devano secara tidak sadar.

Melihat gerakan Amelia, tangan Devano terasa kosong dan dingin.

Devano menatap Kenzo dengan penuh kebencian tapi orang itu sepertinya tidak menyadarinya.

"Mengapa kau berada disini? Apa kau sekarang mempunyai hobi baru mengintip orang?"

Sebelum Kenzo menjawab, tiba-tiba Meysa datang dari belakang semak-semak yang baru saja dilewati oleh Kenzo.

"Ohh Devano. Kami minta maaf! Kami tidak sengaja untuk mengganggu kesenanganmu dengan kekasihmu."

Meysa berkata dengan raut wajah yang bersalah dan sedikit malu, ia juga tidak lupa melirik Amelia disebelah Devano.

Wajah gadis kecil itu tampak sedikit tidak baik. Mungkinkah gadis itu takut atau malu karena tidak sengaja kepergok sedang berpacaran?

"Tante Mey, anda salah paham. Sebenarnya antara saya dan Amel bukan dalam hubungan seperti itu." Devano mencoba menjelaskan.

"Lalu?" Tampak sekali Meysa tidak percaya.

"Kami sedang berjalan-jalan dan tidak sengaja tadi Amel terjatuh dan saya mencoba menolongnya."

"Begitukah?" 

Jika saja Meysa tidak menonton sejak awal, ia pasti akan percaya dengan penjelasan Devano.

"Ya."

Meysa tidak ingin mengejar masalah ini lebih lanjut, karena itu urusan kaum muda.

"Tante Mey, apa anda juga sedang berjalan-jalan?"

Devano terlihat sangat jelas mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Yah kebetulan sekali, kebun ini adalah kebun milik temanku. Aku dan Kenzo disini untuk menikmati beberapa buah disini."

"Maksut anda profesor..."

Sebelum Devano menyelesaikan kata-katanya, sesosok pria dewasa dengan kemeja toska muda berjalan mendekati mereka. Pria itu membawa sekeranjang penuh dengan buah, lengan kemejanya digulung dan itu tidak menyembunyikan ketampanan pria itu.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang