101

104 9 0
                                    

Melvin berjalan beriringan dengan Kenzo dibawah terik matahari.

"Apa kau tidak akan pergi ke rumah sakit?"

"Tidak! Bukankah ini sangat keren!"
Melvin tersenyum seperti orang bodoh, memamerkan luka-lukanya.

Kenzo melirik Melvin dengan ringan. Ia tidak tahu dimana yang keren dari wajah lebam-lebam itu.

"Apa kau tinggal disekitar sini?"

Melihat Kenzo memasuki Apartemen, Melvin terus mengikutinya.

"Enn."

"Ahh sangat kebetulan sekali! Ayo gendong aku!"

Tanpa pemberitahuan apapuan, tiba-tiba saja Melvin melompat diatas punggung Kenzo, yang membuat Kenzo ingin melempar beban dipunggungnya.

"Turun!"

"Tidak! Jangan terlalu kejam! Jika kau ingin membantu kau harus membantu sampai akhir! Bukankah kau ingin membantuku pergi ke rumah sakit? Tapi aku tidak membutuhkan rumah sakit, karena kebetulan kamu tinggal di apartemen ini, tolong bantu aku pergi menemui perawatku!"

"Bukankah tadi kau bisa berjalan?"

"Ahh kakiku! Dasar bajingan itu, memukul kakiku dengan kejam!"
Melvin berteriak kesakitan dengan berlebihan.

"Diam! Aku akan melemparkanmu, jika kau tidak diam!"

Melvin benar-benar diam, dan membantu Kenzo menekan tombol lift ke lantai atas.

"Ayo pintu diujung itu, bantu aku mengetuknya!"

Kenzo menatap pintu didepannya dengan tatapan rumit.

Saat mereka menekan bel pintu, pintu itu terbuka memperlihat seorang gadis cantik yang membukakan pintu.

"Vio! Aku dipukuli!"

Sebelum orang yang membukakan pintu bereaksi,

Melvin tiba-tiba berteriak menyedihkan, membuat Kenzo tanpa sadar melemparkan bocah itu.

Melvin yang terhuyung-huyung jatuh kedepan dan ditangkap oleh Violet dengan wajah khawatir.

"Apa yang terjadi?"

"Huu, ini sangat menyakitkan!"

Melvin benar-benar berteriak kesakitan saat ia dibuang oleh Kenzo. Diam-diam ia memberikan tatapan tajam kepada Kenzo yang telah melemparkannya.

"Ayo masuk!"

Kenzo yang ingin segera pergi, tiba-tiba ditarik oleh Melvin yang sudah tahu niatnya.

Duduk diatas sofa, ia melihat Violet menuangkan jus jeruk kepadanya. Lalu gadis itu mulai sibuk menenangkan Melvin yang membuat keributan.

"Bagaimana bisa seperti ini?"
Violet mengeluarkan kotak obatnya dan mulai mengobati Melvin.

"Ahh pelan-pelan! Apa kau ingin membunuhku! Ini sangat menyakitkan! Dimana Anna? Aku ingin Anna mengobatiku!"

"Jangan membuat masalah! Ia sedang didalam kamar untuk istirahat!"

"Ahh Vio! Kau sangat tidak berperasaan! Ini sangat sakit!"

"Aku sudah mencoba berhati-hati, aku akan meniupnya dan tidak akan sakit lagi."

"Huu!"

"Ada apa?"
Tiba-tiba suara gadis datang, terdengar dingin dan lembut.

"Anna! Aku telah dipukuli!"
Seolah seperti melihat seorang penyelamat, Melvin langsung berteriak kepada Ariana.

Ariana duduk diatas kursi roda dengan wajah pucat, tapi kini ia mengernyitkan dahinya karena melihat luka diwajah Melvin.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang