82

1.6K 153 13
                                    

Didalam ruangan yang gelap, Kenzo terbangun dengan semua tangan dan kaki terikat. Ada bau asin seperti air laut yang tercium samar.


Hal pertama yang ia cari saat ia membuka mata adalah Ibunya. Tidak jauh darinya, Kenzo melihat seorang wanita yang tergeletak. Dengan tangan dan kaki yang diikat, Kenzo beringsut untuk mendekati Ibunya yang masih pingsan. Tubuh Ibunya juga terikat erat sama sepertinya. Kenzo melihat dengan hati-hati keadaan Ibunya, melihat tidak ada luka pada tubuhnya, Kenzo sedikit rilek. 

Bau pengap dari besi berkarat membuat Kenzo mengerutkan alisnya. Ia melihat sekelilingnya yang hanya memiliki penerangan redup. Terdengar suara ombak yang terdengar samar. Kenzo terus mengamati keadaan sampai ia mendengar erangan Ibunya, Kenzo langsung mengalihkan pandangannya.

"Mommy!"

Ia memanggilnya dengan lembut.

"Apa anda baik-baik saja?"

Meysa terbangun dengan sedikit sakit kepala karena efek obat bius yang belum hilang.

"Enn."

Meysa mengangguk, lalu melihat sekeliling.

"Mengapa kau juga ada disini?"

Ingatan terakhir Meysa adalah saat ia turun dari mobil kakaknya ia berjalan masuk kedalam pintu rumah sakit. Tapi tiba-tiba ia bertemu dengan Reika dan wanita itu mengajaknya kesuatu tempat.

Sialan! Ia tahu wanita itu pasti telah menyuruh orang-orang itu untuk menculiknya.

"Apa kau juga diculik oleh Reika?"

Menatap putranya didepannya, Meysa tidak bisa menahan kemarahannya kepada Reika. Wanita itu sudah sangat keterlaluan, orang yang bermasalah dengan Reika adalah dirinya, tapi Reika menyeret putranya dan menyakitinya. Ini benar-benar tidak termaafkan.

Melihat niat membunuh dimata Ibunya, Kenzo tanpa sadar menelan ludahnya. 

"Mommy!"

Mendengar suara putranya yang lembut, kegelapan mata yang hampir menelan semua orang, berangsur-angsung menghilang dari mata Meysa.

"Mommy, jangan khawatir! Jika itu memang benar wanita kejam itu yang melakukan ini, aku sendiri yang akan membunuhnya."

Meysa menghelai nafas sedih. Putranya masih sangat kecil, tapi sudah memiliki niat untuk membalas dendam. 

"Kau masih kecil, jangan melakukan hal-hal yang implusif!"

"Tapi, dia orang jahat, sangat jahat."

"Biarkan orang-orang dewasa yang mengurus semua ini."

Meysa ingat, saat Kenzo bertarung melawan puluhan penjahat dengan sangat baik. Ia tahu dengan kekuatan Kenzo saat ini, sangat muda bagi putranya untuk mematahkan leher Reika. Tapi bagaimanapun juga, Kenzo adalah putranya. Walaupun putranya sangat hebat, ia tidak ingin tangan putranya kotor.

Jika saja, Meysa tahu apa yang dilakukan Kenzo dibelakang punggungnya, Meysa pasti tidak akan mempunyai pemikiran seperti itu. Seberapa kotor tangan Kenzo, diumurnya yang sekarang ini, sudah banyak nyawa yang hilang ditangan putranya karena bergaul dengan kakeknya, Dion.

"Sebentar lagi paman Noah dan kakek pasti akan mengirim seseorang untuk menyelamatkan kita. Yang harus kita lakukan adalah bersikap tenang sampai mereka datang."

Walaupun Meysa gugup, tapi ia harus tetap tenang untuk putranya.

"Enn." Kenzo mengangguk dengan patuh.

"Apakah Mommy terluka?"

"Tidak."

Meysa memberikan senyum menenangkan, dan ia melihat tubuh Kenzo yang mendengarkan sedikit rilek.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang