90

287 30 0
                                    

Meysa melihat sekeliling dengan bingung, tapi ia tidak bisa melihat penghalang itu.

"Lalu bagaimana kita masuk, dan apakah Rio dan King Kobra dapat melawan Red Hell?"

Walaupun Meysa berusaha dengan keras mencari dimana tabir itu, hasilnya tetap nihil. Tapi, ia masih bertanya dengan Dion.

Dion, juga melihat kearah dimana King Kobra dan Rio tengah sibuk melawan zombie-zombie mengerikan itu. Bahkan para Serigala liar dan juga orang-orang yang mereka bawa, saling bekerja sama untuk melumpuhkan musuh.

"Hati-hati, kuku mereka sangat tajam!"

Entah siapa yang berteriak. Orang-orang itu saling mengingatkan satu sama lain.

"Beruntung, gigi dan kuku mereka tidak memiliki racun. Kemungkinan orang-orang ini adalah hasil percobaan Red Hell yang belum disempurnakan."

"Jangan sampai kita melukai mereka, walaupun orang-orang berubah menjadi zombie, wakil ketua sepertinya memounyai cara untuk menyelamatkan mereka."

"Baik."

Dion melihat kearah titik sudut, ia memperhatikan Red Hell sedang menatap kekacauan yang telah ia buat sendiri dengan senyum kepuasan dan keserakahan.

Melihat orang-orang yang telah ia ubah menjadi zombie untuk melawan musuh, Red Hell merasakan kesenangan di hatinya.

Melihat kesenangan dari mata Red Hell yang tidak mencoba untuk ditutupi, Dion memakinya dikejauhan.

Dion menekan alat yang terpasang pada telinganya, ia mencoba menghubungi King Kobra sedang berjuang ditengah-tengah kekacauan.

"King Kobra, apa kau mendengarku?"

"Ya."

Walaupun terdengar gemeresik, tapi Dion dapat mendengar suara King Kobra dengan jelas.

"Apa kau masih menyimpan bubuk mawar hitam?"

"Ya."

"Tabur bubuk itu ke udara dan biarkan para zombie itu menghirupnya!"

"Baik."

Bubuk mawar hitam itu berasal dari bunga mawar hitam yang keluar dari tubuh Nathan. Sebenarnya, Mawar hitam yang keluar dari tubuh Nathan tidak akan bertahan lama. Mawar hitam itu akan berubah menjadi bubuk lalu lenyap seperti debu. Tapi, Dion diam-diam, memerintahkan King Kobra untuk mengambil mawar hitam itu daan menyimpannya.

Mawar hitam, yang keluar dari tubuh Nathan, memiliki esensi kekuatan Dewa Alam. Walaupun tidak banyak, itu cukup untuk memulihkan kesadaran orang-orang karena pengaruh obat dari Red Hell.

Aroma mawar yang harum menyerbu aula itu dengan cepat. Aroma itu tidak menyesakkan melainkan menenangkan. Tidak terlalu tajam, tipis dan membuat siapapun yang menghirupnya menjadi terpesona.

Tidak terkecuali para zombie. Zombie zombie itu yang awalnya bergerak liar, tiba-tiba saja menghentikan gerakannya.

Bola mata mereka tampak bergerak, wajah mereka yang berwarna hijau tampak kebingungan. Seolah-olah kesadaran orang-orang itu perlahan-lahan mulai ditarik kembali.

Bukan saja, zombie zombie itu yang mulai tenang. Melainkan orang-orang yang merasa tertekan dengan perasaan berat saat mereka tiba didalam aula, mulai merasakan kesejukan hati. Seolah ada tangan yang mengangkat perasaan berat itu dengan ringan dan memberikan mereka kesejukan seperti embun pagi.

"Bagaimana tubuhmu? Apakah merasa lebih baik?"

Meysa merasakan tubuhnya menjadi lebih ringan dan segar. Ia awalnya merasakan kedinginan, tapi setelah menghirup aroma mawar yang tiba-tiba menyebar, perasaan tubuhnya yang digerogoti oleh hawa dingin, kini perlahan menghilang, digantikan oleh kehangatan yang terasa nyaman.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang