Di sabtu pagi, Kenzo sudah menganggu Meysa. Hari libur Meysa menginginkan tidur sepanjang hari, tapi putranya sudah merusaknya dengan menyuruhnya bangun pagi-pagi.
Kenzo terus menyeret Meysa sampai di tempat parkir bawah tanah. Disana Meysa melihat sepeda dengan dua tempat duduk dan dua pengemudi.
"Darimana kamu mendapatkan benda ini?"
"Aku menyewanya. Awalnya saya ingin mengajak anda naik sepeda saya. Tapi setelah saya pikir-pikir itu tidak akan menarik."
"Dimana sepedanya?"
Kenzo menunjukkan sebuah sepeda berwarna merah. Meysa sangat yakin sepeda itu dari Noah, tapi telah dirubah oleh Kenzo.
"Aku menginginkan naik sepeda ini saja." Meysa menginginkan naik sepeda Kenzo dari pada naik sepeda yang telah disewa oleh Kenzo. Karena sepeda Kenzo mempunyai kursi penumpang tanpa pengayuh sepeda dan ia hanya akan menjadi penumpang tanpa susah payah mengayuh sepedanya. Duduk dibelakang Kenzo pasti akan mengasyikan.
"Tidak! Mom. Anda harus sesekali berolahraga!"
"Aku sangat letih, dan aku tidak punya tenaga untuk mengayuh sepeda." Meysa memberikan wajah yang melelahkan.
Melihatnya Kenzo tidak terpengaruh, ia tetap membujuk Ibunya agar ikut dengannya. Meysa tidak punya pilihan lain, selain mengikuti kemauan putranya. Karena Kenzo terus memaksanya dengan alasan kesehatannya.
Dan beginilah akhirnya, Kenzo duduk didepan dan Meysa dibelakang. Walaupun begitu, Kenzolah yang mengeluarkan tenaganya dan Meysa hanya berpura-pura mengayuh tanpa semangat.
Disepanjang jalan Meysa terus menguap, tapi ketika Kenzo membawanya melewati sebuah jembatan dan melihat aliran sungai yang airnya bening. Matanya terasa tercerahkan, disana ia melihat matahari berwarna jingga yang cantik. Matahari saat terbit terlihat seperti kuning telur setengah matang. Sinar mentari pagi terpantul diatas sungai yang mengalir.
"Bisakah kita berhenti!" Meysa ingin mengambil beberapa foto untuk pemandangan yang cantik ini.
Melihat mata Ibunya yang berbinar, Kenzo merasa puas.
"Saya bisa memberi tahu anda tempat-tempat yang menarik seperti ini."
"Dimana?" Meysa sangat antusias mendengarnya.
"Tempatnya sedikit jauh. Jika anda menginginkan melihatnya, anda harus membantu saya mengayuh sepeda."
"Tidak masalah."
Meysa tampak tidak lagi menolak ajakan Kenzo, ia sangat bertenaga hari ini.
Setelah Meysa mengambil beberapa foto selfie dan memaksa Kenzo berfoto dengannya, mereka melanjutkan perjalanan. Disepanjang jalan Meysa tidak lagi menguap. Ia terlihat mengayuh sepeda dengan semangat.
Meysa dan Kenzo memakai baju cople. Kenzo tidak punya pilihan selain memakai bajunya, agar Ibunya mau berolahraga. Kenzo memakai jaket hodie berwarna biru dan Meysa memakai hodie crop yang senada dengannya. Mereka sama-sama memakai topi, celana dan sepatu berwarna putih. Jika dilihat saat mereka menaiki sepeda bersama, mereka tampak seperti lukisan yang cantik dengan latar belakang sinar matahari berwarna kuning.
Kenzo membawa sepedanya melewati sawah-sawah, padi-padi yang masih hijau tampak seperti karpet hijau yang menyegarkan.
"Aku tidak tahu, jika di kota Z ada pemandangan yang sama dengan kota A." Meysa berkomentar.
"Karena kita sudah ada dipinggiran kota."
"Secepat itu? Bukankah kita baru berangkat?"
"Saya mempunyai jalan rahasia." Kenzo tampak bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Nona Muda
RomanceMeysa Rosalina Adhitama mencintai Nathan Brian laki-laki tampan sahabat kakaknya. sayangnya cinta Meysa bertepuk sebelah tangan. Nathan sangat membenci Meysa. Meysa pergi membawa luka sakit hati dan ingin melupakan Nathan. 16 tahun kemudian ia kemba...