83

712 66 0
                                    

Tidak jauh dari sana, Meysa melihat penjahat itu duduk dengan nyaman sambil menonton pertarungan didepannya. Walaupun ada sedikit memar pada wajah laki-laki itu, dan itu menambah kekejaman pada wajahnya.

Sialan! Penjahat itu benar-benar membuat putranya bertarung dengan anak buahnya, yang bahkan tubuh mereka lebih besar dari tubuh putranya sendiri. Apa penjahat itu masih disebut dengan seorang laki-laki. Dasar banci! banci! banci!

Meysa terus mengumpat dengan penuh kebencian, bagaimanapun juga ia harus bersikap hati-hati, karena ia takut akan memprovokasi penjahat itu danmenimbulkan lebih banyak masalah bagi putranya.

Kenzo melawan selusin orang-orang. Red Hell benar-benar tidak memberikannya lawan yang mudah, Kenzo yakin orang-orang itu sudah sangat terlatih dan berpengalaman.

"Selusin orang, dan kamu masih berdiri? Kau berhak menjadi putra dari Raja Neraka."

"Cuih! Aku bahkan tidak tahu siapa orang yang kau bicarakan itu. Apa kau salah menangkap orang?"

Setelah memukul orang terakhir, Kenzo mengusap darah disudut bibirnya.

"Tidak. Wajahmu sangat mirip dengannya. Aku yakin kau adalah putranya."

"Di dunia ini, banyak orang yang memiliki wajah yang sama."

"Tapi, aku tidak salah orang sekarang."

Red Hell, memberikan isyarat pada orang yang berdiri disebelahnya, lalu orang itu pergi untuk menjadi lawan berikutnya dari Kenzo.

"Karena kamu bertarung dengan cukup baik. Aku akan memberikanmu hadiah. Jocker berikan bocah itu bimbingan yang baik!"

"...!" 

Kenzo menghindari pukulan yang datang kepadanya dengan cepat. Ia tahu, bimbingan yang Red Hell maksud bukanlah sesuatu yang baik. Sejak awal Kenzo melihat Red Hell masuk, orang ini selalu berada disisi Red Hell. Sepertinya orang ini adalah orang kepercayaan Red Hell.

Kenzo tidak menyangka, untuk meremukkan menjadi tumpukan tulang, Red Hell akan mengirim pengawal terbaiknya.

Kenzo benar-benar kelelahan saat ini. Jocker bahkan sangat agresif menyerangnya, bahkan tidak memberikannya sedikit waktu untuk istirahat sebentar.

Serangan Kenzo mudah untuk dihindari lawan, tapi sialnya Kenzo sendiri dengan mudah menerima pukulan menyakitkan dari lawannya.

Pertarungan ini, jauh dari kata seimbang. Bagaimana tubuh anak remaja usia enam belas tahun harus menanggung serangan dari seorang laki-laki tiga puluh tahun yang sudah sangat berpengalaman dalam pertarungan kosong maupun senjata.

Dengan menggertakkan gigi, Kenzo terlempar diatas lantai. Tendangan Jocker sepertinya meretakkan tulang rusuknya. Bahkan Kenzo merasakan bau karat dari tenggorokannya yang ingin naik lalu memuntahkannya.

Menelan kembali rasa mualnya, Kenzo dengan cepat berguling. Hampir saja sepatu besar Jocker hampir meremukkan lebih banyak tulang-tulangnya.

Sedikit saja lengah, bukan saja tulangnya yang akan hancur bahkan perutnya akan diperas sampai orgam dalamnya keluar.

Jika ini terus dibiarkan Kenzo yakin, ia akan mati dengan mayat tidak utuh. Menghindari pukulan juga ada batasnya, ia tidak bisa terus menghindar. Menyerang juga sangat sulit dengan kondisi fisik yang mengerikan ini.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang