Sampai tiba disekolah, Kenzo masih belum bisa memulihkan pikirannya. Didalam kepalanya masih penuh dengan obrolan pagi bersama Ibunya tentang adik barunya yang akan datang.
Dan masih banyak tanda tanya yang membuatnya hampir gila.
Anak siapa yang ada didalam perut Ibunya?
Sebenarnya, ia sudah menduganya, benih itu pasti dari orang yang sama dengan leluhurnya.
Tapi kapan mereka tidur bersama? Bukankah Ibunya selalu bersama dengannya?
Siang, malam dan pagi, sore, Ibunya selalu dalam pengawasan matanya. Dia tidak percaya, jika ia telah dimasuki oleh pencuri.
Kenzo merasa sangat kesal, ia merasa seolah-olah ia telah kecolongan akan sesuatu.
Tapi melihat wajah Ibunya yang mengelus perutnya dengan sayang, Kenzo merasa kekesalannya tidak masuk akal.
Sopir didepan, beberapakali melirik tuan mudanya, yang menghelai nafas beberapa kali semenjak ia duduk didalam mobil.
Berhenti didepan gerbang sekolah Nusantara Academy, Kenzo keluar dari mobil. Saat ia berjalan masuk, Devano yang telah menunggunya didepan gerbang, langsung mengaitkan lengannya pada leher Kenzo.
Tapi, karena tatapan dingin dari Kenzo, Devano menarik tangannya kembali.
"Mengapa kamu semakin galak? Bukankah kita sudah lama tidak bertemu? Ayolah! Ini hanya sedikit pelukan, mengapa kau sangat pelit?"
Walaupun Devano berkata seperti itu, tapi ia masih tidak berani menjulurkan tangannya.
Dua anak remaja itu, berjalan memasuki sekolah dengan bahu membahu, tampak suasana harmonis, walaupun sejak awal Devano yang membuka mulutnya dan Kenzo hanya menanggapi dengan gumaman rendah.
Tapi, semua itu tidak menyurutkan para siswa lain yang melihat kedua pemuda tampan yang berjalan bersama, untuk berhenti dan memotretnya.
Kenzo mengabaikan orang-orang disekitar dengan wajah dinginnya, tidak sampai didepan pintu kelasnya, Devano berpisah dengannya.
Kembali ke sekolah, Kenzo harus menghabiskan hari-hari membosankannya dalam tumpukan buku pelajarannya. Walaupun ia tampak bosan, ia masih sangat rajin mencatat didalam bukunya.
Seminggu berlalu dengan cepat. Setiap pagi ia akan berlari ke kamar Ibunya dan merawatnya karena morning sickness. Dan pergi ke sekolah dengan patuh. Ia tidak akan pergi bermain-main, setelah pulang sekolah ia akan mengurung diri dikamarnya dan mengulas buku sampai jam dua pagi. Ia hanya tidur selama tiga jam sehari.
Saat Ujian Sekolah datang, semua orang dikeluarganya memberitahunya bahwa ia tidak perlu bekerja keras, selesaikan saja sesuai kemampuannya. Kenzo hanya menanggapinya dengan santai.
Ujian Sekolah berlangsung selama seminggu, saat ia keluar dari ruangan ujian, Kenzo mendengar banyak teman-temannya berteriak menghilangkan frustasi mereka karena dihadapkan oleh soal-soal ujian.
Devano mendatanginya lagi dan mengajaknya untuk bermain, tapi ia menolaknya. Kenzo sudah mempunyai janji dengan Ibunya.
Didalam mobil, Meysa menunggu putranya dengan tenang. Ia melihat kearah pintu gerbang sekolah, berharap saat Kenzo keluar ia dapat melihatnya segera.
Kenzo benar-benar tidak mengecewakannya, ia tidak membuat Ibunya menunggu lama. Melihat mobil hitam yang akrab, Kenzo berjalan menghampirinya.
Saat melihat putranya masuk, Meysa langsung memeluknya dengan lembut.
"Bagaimana Ujiannya?"
"Ini sudah selesai."
"Bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Nona Muda
Storie d'amoreMeysa Rosalina Adhitama mencintai Nathan Brian laki-laki tampan sahabat kakaknya. sayangnya cinta Meysa bertepuk sebelah tangan. Nathan sangat membenci Meysa. Meysa pergi membawa luka sakit hati dan ingin melupakan Nathan. 16 tahun kemudian ia kemba...