40

4K 368 6
                                    

Didepannya ini, berdiri wanita cantik yang tampak menyedihkan. Wajahnya yang pucat serta air matanya yang tidak bisa disembunyikan membuat hati laki-laki mana yang akan tega melihatnya. 

Reika masih tampak cantik seperti dulu. Masih tampak seperti wanita yang tidak berdosa berhati malaikat. Reika membuat para laki-laki yang melihatnya mempunyai perasaan ingin selalu melindungi wanita ini. 

Jika itu dulu, mungkin saat melihat kondisi yang menyedihkan Reika didepannya saat ini, ia pasti akan langsung memeluknya. Memberikan semua kasih sayangnya pada wanita didepannya ini.

"Ada masalah apa?" 

Noah menatap Reika tanpa ada rasa simpati lagi. Tapi Reika tidak menyadarinya. Reika masih menganggap Noah sama seperti dulu.

"Noah, tidak bisakah kau menolongku?"

"..."

"Berbicaralah pada keluargamu! Aku benar-benar tidak melakukan itu pada Meysa."

"..."

"Noah, saat ini aku sangat takut."

"Jika kau tidak bersalah, mengapa harus takut?"

"Bukan itu maksut ku. Maksut ku keluargamu itu sangat kuat, dan keluargamu bisa membalikkan dengan mudah hitam menjadi putih."

"Oh begitukah."

"Bukankah kita sudah lama berteman?"

"Berteman? Kau dan aku?"

Reika merasa ada yang salah dengan nada bicara Noah didepannya, tapi Reika tetap tidak berputus asa.

"Ada apa? Apa kau juga ingin menjauhi aku?"

Reika kembali mengeluarkan air matanya. Noah yang melihatnya merasa sebal. 

Mengapa wanita ini selalu menangis didepannya?

Apakah stok air matanya seperti sumur?

Mengapa seperti tidak ada habisnya?

"Noah, aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Hanya kaulah yang bisa menolongku. Aku tidak tahu harus meminta bantuan siapa lagi, hanya kaulah yang bisa membujuk kelurga mu."

"Reika, aku tidak akan mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya."

"Tidak, Noah. Selama ini kau tidak melalukan kesalahan."

"Bertengkar dengan keluargamu sendiri dan membantu orang luar, apakah itu bukan kesalahan?"

"Aku tidak bermaksut untuk seperti itu, aku hanya..."

"Reika, kau sudah tahu ini. Enam tahun lalu keluargaku banyak membuat masalah denganmu. Tapi, adikku sudah membayarnya. Memey sudah cukup membayarnya dalam enam tahun ini. Enam belas tahun bukan waktu sebentar, apa lagi Memey pasti hidup sangat menderita diluar sana sendirian. Keluarga ku juga sudah sangat menderita didalam enam belas tahun ini. Ibuku hampir mati gila karena ini, kau juga pasti tahu itu?"

"Noah..."

"Reika, keluargaku sudah tidak lagi berhutang kepadamu. Kami sudah membayarnya."

"Tapi, aku..."

Noah melihat pada jam tangannya, lalu menatap Reika yang kini sudah berlinang airmata.

"Ada banyak hal yang harus aku kerjakan. Jaga dirimu baik-baik."

Lalu Noah pergi meninggalkan Reika.

"Noah, tunggu!"

Tapi Noah tidak kembali lagi, bahkan ia tidak melihat kebelakang. Noah terus berjalan mengabaikan Reika yang berteriak dibelakangnya.

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang