22

5.7K 575 39
                                    

Kenzo, hasil nilai semester kita sudah keluar. Ayo kita lihat!" 

Devano menyeret Kenzo untuk pergi ke papan pengumuman. Didepan papan pengumuman sudah banya orang berkumpul, termasuk Amelia dan teman-temannya.

"Amelia, kau sangat hebat! Kau masuk kedalam 50 besar." Suara Gissel terdengar kagum.

"Benarkah, aku tidak menyangka. Padahal sebelumnya aku tidak pernah masuk ke-100 besar." 

"Lihatlah! Kenzo selalu teratas." Terdengar Clara berteriak.

Tampaknya Gissel dan Clara tidak perduli dengan peringkat mereka. Mereka berdua tampak sibuk mencari-cari peringkat orang lain.

"Bagaimana dengan nilai kalian?" Amelia sedang mencari nilai dua temannya itu.

"Nilai kami selalu setia." Clara berkata dengan santai.

"Yah sepertinya begitu." 

Amelia melihat peringkat dari dua temannya yang masih berada dibelakang. Amelia jadi sedih melihatnya. Dua sahabatnya sepertinya tidak terlalu memikirkan peringkat mereka, atau mungkin orangtua mereka tidak mempermasalahkannya.

Jika itu Amelia, ia sudah sangat frustasi. Ia selalu mendapatkan peringkat terakhir, sedangkan ayahnya dulu selalu teratas. Walaupun Ayahnya tidak berkata apa-apa, tapi Amelia tahu, ayahnya pasti sangat kecewa dengannya.

Ayahnya selalu memberikannya pendidikan yang berkualitas. Dan tidak sedikit guru les yang menjadi tutornya, tapi tetap saja nilainya selalu tertinggal jauh. Terkadang ia merasa, apakah dirinya sebodoh itu?

Akhir-akhir ini nilainya membaik, itu karena ia memaksa Kenzo untuk mengajarinya. Ia tahu Kenzo terlihat tidak suka, ketika melihat dirinya mencoba mendekatinya.

Tapi Amelia tidak punya cara lain selain menjadi orang yang tidak tahu malu. Ia ingin berdiri disamping Kenzo, ia ingin menjadi pantas untuk Kenzo dengan cara salah satunya memperbaiki nilai buruknya.

Kenzo orang yang baik, walaupun selalu bersikap dingin. Tapi ketika Kenzo mengajarinya, Kenzo tidak pernah berkata kasar. Kenzo akan sabar menjelaskan sampai ia mengerti. Metode pembelajaran Kenzo sangat mudah dipahami. Ia sangat senang menjadi lebih dekat dengan Kenzo.

Banyak anak perempuan yang ingin mendekati Kenzo dengan cara berpura-pura bertanya tentang mata pelajarannya. Tapi Kenzo selalu mengabaikan mereka. Terkadang Kenzo juga akan mengabaikan dirinya, tapi mungkin karena ia tidak menyerah, Kenzo pada akhirnya yang menyerah.

Kenzo hanya akan menjawab tentang mata pelajaran, ia tidak akan menjawab pertanyaan selain dari itu. 

"Bisakah pulang sekolah aku datang ketempatmu. Aku ingin belajar denganmu?" 

Itu hanya alasannya saja, sebenarnya ia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Kenzo.

"Menurutku penjelasanmu itu sangat mudah dipahami. Jadi, bisakah kamu menolongku. Mungkin ini sangat merepotkanmu. Tapi, nilaiku sangat rendah. Sudah banyak guru les yang mengajariku tapi mereka tetap tidak bisa membantuku untuk menaikkan nilaiku."

Amelia terlihat sangat menyedihkan. Tapi laki-laki didepannya masih diam. Ketika Amelia menunggu reaksi Kenzo dengan sabar, tiba-tiba ia melihat Kenzo berdiri.

"Hey, mau kemana kamu? Aku belum selesai dengan pertanyaan ini."

Kenzo tampak tidak ingin menanggapi Amelia, ia terus berjalan lalu disusul dengan susah payah oleh Amelia.

Kenzo tampak tidak suka saat melihat Amelia menghalangi jalannya.

"Mengapa kamu pergi? Bukankah kamu belum selesai menjelaskan ini kepadaku?"

Kembalinya Nona MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang