Bab VI. Terlihat Kembali

645 101 9
                                    

Kara ingat terakhir kali dia sedang tidur siang setelah membantu ibunya membuat makanan. Kenapa ketika dia bangun keadaan sudah menjadi kacau?

"Kaum Witch tengah membantu para manusia untuk mengungsi, sedangkan kaum Mermaid diserang oleh para Siren. Kita tidak bisa membantu kaum Mermaid. Mereka bertarung di dalam air," kata Xavier. Jari-jarinya meremas kuat pinggiran kertas. "Sial! Siapa yang membantu kaum Vampire untuk menyerang kita?" geram Xavier. Tangannya mengepal bersiap menumbuk dinding es yang masih berdiri kokoh menghalangi jalan.

Prang! Dinding es telah hancur sepenuhnya dan membuat lubang semakin membesar. Kekuatan dari alpha terkuat memang bukan sekadar kabar burung. Pamela langsung memberi arahan pada para omega dan juga Werewolf kecil untuk segera berjalan, sementara Alpha Xavier beranjak pergi.

"Kara!" Pamela mengejar Kara yang berlari menyusul ayahnya. Dengan cepat mereka sudah berada di luar tembok, bergabung bersama Werewolf lain yang tengah bertarung dengan ribuan mutan. "Ayah!" Xavier berbalik melihat putrinya yang berada di belakang.

"Kenapa kau kemari? Cepat pergi!"

"Tidak. Aku akan membantumu." Sebelum Kara mulai berlari, lengannya ditahan oleh Pamela. Kepalanya menggeleng lemah. Genggaman tangannya mengerat. Menyampaikan perasaan tidak rela jika anaknya ikut bertarung. "Ibu. Aku akan baik-baik saja. Kau tahu 'kan aku kuat. Kembalilah." Kara melepaskan genggaman Pamela. Lalu berlari menyusul ayahnya.

Setibanya di area pertarungan, Kara langsung menghajar salah satu mutan yang akan menyerang Joe. "Sedang apa kau? Pergi dari sini." Kara melontarkan pandangan kesal. Kakinya menendang perut mutan hingga terpental jauh dan mengenai beberapa mutan lain di belakangnya. "Semua orang terus menyuruhku pergi. Aku bisa bertarung walau tingkatanku hanyalah omega." Tangannya kembali menghantam wajah dari mutan itu, tapi mutan tersebut berhasil bangkit dan menerjangnya lagi. Dengan sigap Joe menusukkan pisau perak ke arah mutan itu.

"Omega juga memiliki kelemahan walaupun dia pandai bertarung. Energimu terbatas. Kau akan kelelahan," kata Joe, sementara kaki dan tangannya bergerak membantai para mutan. Kara tidak memedulikan perkataan Joe yang kembali membahas tentang betapa lemahnya seorang omega. Pikirannya dia fokuskan untuk mengalahkan para mutan yang seperti tidak berkurang jumlahnya. Mati satu dan yang lain akan datang.

"Ambil ini." Kara menangkap pisau perak yang dilemparkan oleh Joe. Dengan cepat Kara menusuk ke arah jantung mutan yang akan menyerangnya. Suasana semakin kacau. Darah bertumpahan di mana-mana. Suara riuh dari pertarungan menggema hingga ke ruang bawah tanah. Membuat mereka yang mengungsi, bergetar ketakutan. Nyonya Tori menyuruh mereka untuk mempercepat langkah.

Di lain sisi, para Werewolf terus melawan mutan. Mematahkan lehernya, menusuk jantungnya dengan pisau perak dan menahannya dalam kurungan tanah. Kara telah terpisah dari Joe. Kini, dia berada di tengah-tengah para mutan yang siap menyerangnya dari segala arah.

Kepala Kara bergerak ke kanan dan ke kiri. Tangannya yang memegang pisau perak bergetar. Buliran keringat keluar dari pori-porinya. Membuat tubuh Kara menjadi basah. Rambutnya sudah terpotong ketika ditarik oleh mutan tadi. Walaupun Kara merupakan anak dari sang pemimpin dan juga memiliki kekuatan setara dengan beta, dia tetap tidak pernah diajari cara bertarung dengan benar. Selain berburu sasquatch, Kara benar-benar tidak memiliki pengalaman bertarung sama sekali. Dirinya hanya diajarkan cara memanah agar bisa berburu rusa ataupun binatang buas biasa lainnya.

Deru angin tiba-tiba datang dari arah timur. Serbuk emas yang tadi telah menghilang kini kembali, terbawa oleh hembusan angin. Para Werewolf kehilangan fokus karena matanya terkena partikel-partikel berwarna emas. Untuk sesaat pandangan mereka mengabur.

"Akh!" Telinganya menangkap suara kesakitan ibunya. Kara berbalik untuk melihat keadaan ibunya. Lengan Pamela terluka karena cakaran mutan. Xavier datang dan menghajar mutan yang telah melukai istrinya dengan mematahkan lehernya, lalu menusuk dada dan mengeluarkan jantung mutan itu, kemudian menginjaknya hingga hancur. Kara bernapas lega dengan kedatangan ayahnya, tapi karena tidak fokus, punggung Kara menjadi sasaran empuk para mutan di belakangnya.

"Akh! Sial!" Kara tersungkur karena cakaran mutan di punggungnya. Ketika mutan lain akan kembali menyerang Kara yang tengah kesakitan, Joe datang dan menendang jauh mutan itu. Dia menggendong Kara di dekapannya dan membawanya menuju ruang bawah tanah. Joe menyusul rombongan Werewolf lain. Membaringkan Kara yang setengah sadar karena darah yang mengalir deras dari tubuhnya.

"Kara! Apa yang terjadi padamu?" Nyonya Tori berlari menghampiri Kara yang terbaring lemah. Matanya menjadi sayu, antara sadar dan tidak. "Kalian tetap lanjut berjalan. Bryan! Tuntun mereka keluar dari sini." Bryan mengangguk dan menyuruh yang lain untuk melanjutkan perjalanan. "Nyonya Tori. Tolong jaga Kara. Aku harus kembali bertarung." Ketika Joe akan berdiri, tangan Kara yang lemah memegang Joe. Pandangannya yang sayu membuat Joe semakin khawatir. "Hati-hati. Tolong ... jaga ibuku. Dia masih berada di luar." Joe mengangguk dan pergi.

Tak berselang lama, Bryan kembali dan menggendong Kara. Mereka sudah agak jauh dari kawasan pertarungan. Mereka yang sudah mengungsi, menunggu kedatangan kaumnya yang lain. Dengan keresahan dan kekhawatiran yang tak mengenakan hati, mereka berharap semuanya baik-baik saja. Tubuh Kara juga sudah membaik sejak tadi setelah beristirahat. Inilah kelebihan Kara sebagai omega, kekuatan penyembuh dirinya lebih cepat dibandingkan omega biasa, bahkan melebihi beta.

Tampak Luna Erlena dan Jake —suami Erlena— menyusul mereka. Diikuti beberapa Werewolf lain di belakangnya. Kara yang sudah membaik bertanya pada Erlena tentang keberadaan ibunya. Namun, Erlena hanya memandang sedih Kara.

"Lalu ... di mana Ayah? Joe? Di mana mereka?"

"Beberapa waktu yang lalu sebelum kami berlari ke sini, ada makhluk aneh yang membantai semua mutan. Kami berpikir itu sudah berakhir. Akan tetapi, dari kejauhan gerombolan pasukan dan pemimpin kaum Vampire datang." Steve memberi penjelasan dengan napas yang masih coba dia stabilkan. "Lord Kenzi?" tanya Kara mencoba memastikan. Setahunya pemimpin kaum Vampire sangat baik pada kaum mereka. Kara tidak paham dengan apa yang terjadi.

"Iya. Alpha Xavier langsung menyuruh kami mundur. Kami tidak ingin pergi dan ingin menemani Alpha Xavier bertarung melawan pasukan kerajaan Rufus Ignis, tetapi beliau berkata harus ada alpha, luna atau beta yang bertahan hidup. Dengan terpaksa kami kembali dan meninggalkan Alpha Xavier dan beberapa alpha, luna di sana." Air muka Steve semakin keruh, "juga, Nona Pamela yang tidak ingin meninggalkan Alpha Xavier masih berada di sana." Bibir Kara terbuka sedikit. Dia merasakan matanya mulai memanas dan sebentar lagi akan ada air yang jatuh dari kantung matanya. Dadanya terasa sesak. Dia berteriak sekencang-kencangnya memanggil nama ibu dan ayahnya yang tak kunjung kembali.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang