Bab XCIX. Rumah di Tebing Batu

218 40 1
                                    

Semua orang telah berhasil dikeluarkan dari penjara bawah tanah. Mereka akan dipindahkan ke tempat yang aman dari jarahan kaum Vampire. Tempat itu adalah Gunung Abandoned. Selesai menggambar portal berukuran besar dalam waktu lima menit, dia menyuruh 50 orang untuk berdiri di atasnya, kemudian memindahkan mereka ke Gunung Abandoned. Dia telah mengirimkan pesan melalui burung merpati pada Tetua Gon Gon. Louis melakukan hal yang sama, mengirimkan pesan serbuk biru putih pada kerajaan Briche untuk datang ke Gunung Abandoned dan mengobati mereka yang terluka. Sementara itu, mereka yang tersisa dipindahkan ke atas tebing gunung.

"Semua orang sudah diamankan. Terima kasih." Joe Gustav melihat satu per satu orang yang telah menyelamatkan mereka. Dia sedikit meringis ketika tangannya berusaha tumbuh keluar dari luka yang belum tertutup sempurna. Chloe menumpukan lututnya di atas tanah. Dia menyentuh Joe untuk memeriksa lukanya. "Lukamu parah. Jangan banyak bergerak dulu. Aku akan mencoba untuk mengobati lukamu." Chloe mengeluarkan kantung bunga peony-nya dan mengambil beberapa alat dan bahan yang dia butuhkan untuk membuat obat. Louis tidak hanya berdiri dan melihat. Dia juga turun dan ikut membantu Chloe membuat obat yang bisa membantu mengurangi rasa sakit dari luka Joe yang semakin parah.

"Aku akan mencari Meika dan Kara." Raynine berkata. Dia melihat semua orang dengan serius. "Apa tubuhmu baik-baik saja? Energimu sudah banyak terkuras." Chloe merasa khawatir dengan keadaan Wizard. Dia sudah mengerahkan hampir seluruh energi spiritualnya untuk membuat portal yang memindahkan semua tahanan. Raynine mengangguk. "Tidak masalah. Aku masih punya sisa tenaga untuk memindahkan mereka ke sini. Lagi pula, Meika bisa melakukannya sendiri." Pada akhirnya, mereka tidak bisa menahan Raynine dari membawa keluar Kara dan Meika. Mereka tidak bisa kembali ke sana karena sudah pasti mereka akan tertangkap dan harus bertarung dengan banyaknya pasukan Rufus Ignis.

Raynine membawa dirinya kembali, tapi karena energinya sudah banyak terpakai tanpa jeda ... dia salah menentukan arah tujuan. Pria tua itu jatuh ke dalam hutan yang merupakan jalan masuk menuju wilayah Vampire. Dia akan memindahkan dirinya lagi dengan berpegangan pada batang pohon. Namun, ternyata orang yang dia cari muncul di depannya. "Aaa! Kau mengagetkanku!" Jantung Meika hampir jatuh ke kakinya saat dia bertemu langsung dengan Raynine. Kara berjalan satu langkah, wujudnya sudah kembali seperti biasa. Dia bertanya pada Raynine. "Apa yang kau lakukan di sini?" Raynine menjelaskan hal yang sama dengan sebelumnya saat dia bertemu dengan Chloe dan yang lainnya di penjara bawah tanah.

"Mereka sudah aman? Baguslah." Meika menghela napas lega. Sementara itu, Kara masih belum melepaskan kekhawatiran di hatinya. "Apa ... orangtuaku juga kalian selamatkan?" Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Cordelia. Mindlink mereka masih terhubung. Kara bisa merasakannya, tapi dia juga harus memastikan keselamatan ayah dan ibunya pada Raynine. Witch tua itu hanya berkedip pelan. "Aku tidak menemukan orangtuamu. Mungkin saja ada penjara lagi yang belum kami temukan." Pandangan Kara jatuh ke bawah. Rumput hijau di bawahnya menjadi tempat dia membuang tatapan kesedihannya.

Melihat itu, Raynine berkata lagi. "Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu." Setelah menemukan Kara dan Meika tanpa sengaja di hutan masuk wilayah Vampire, mereka kembali ke tempat di mana Chloe dan yang lainnya berada. Meika membawa Ryu. Jadi, dia hanya bisa memindahkan dirinya sendiri dan Ryu, sedangkan Kara berpegangan pada Raynine.

"Kalian kembali." Chloe telah selesai membuat obat untuk diminum oleh Joe. Kara baru saja tiba dan dia bisa mencium bau busuk yang sudah lama tidak dia cium. "Kalian bertemu Barbara?" Aliora langsung bertanya begitu dia melihat mereka kembali. "Eh? Ryu?" Meika membopong Ryu di bahunya dan secara perlahan menyandarkan lelaki itu di batang pohon yang rindang. Dia bergumam, menjawab pertanyaan Kara. "Aku tidak sengaja bertemu dengannya saat mencari Barbara." Meika merasa sedikit pegal di bahunya. Dia ikut duduk di samping Ryu. Menepuk lembut pakaiannya yang kotor terkena debu.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang