Bab LXXXVIII. Cinta Lama Menggoyahkan Hati

236 36 4
                                    

Kasus perdagangan manusia sekaligus hilangnya ratusan manusia sejak beberapa tahun terakhir pun terselesaikan. Diabolos yang menjadi dalang dibalik kasus ini telah dibunuh oleh Lady Vampire. Seperti kesepakatan, Horri akan dihukum mati ketika pelaku utamanya telah ditemukan. Manusia-manusia yang bekerja sama dengan Diabolos telah ditahan dan menjalani sisa umurnya di dalam penjara bawah tanah. Lord Kenzi tidak mentolerir siapa pun yang bekerja sama dengan kaum Diabolos. Lathaya pun tidak berniat untuk menentang, karena baginya mereka juga bertanggung jawab atas hilangnya banyak nyawa manusia.

Dari peristiwa ini pun membawa keberuntungan untuk Noah. Karena pemikiran dan asumsinya tentang keterlibatan kaum Diabolos, ditambah dia sudah melindungi Lathaya, Lord Kenzi pun mengangkatnya menjadi penasihat kerajaan. Kini, Noah mendapat banyak kepercayaan dari kerajaan, termasuk Lathaya. Namun, berbeda dengan Reivan. Dia masih tidak menyukai keberadaan Noah. Hal itu semakin bertambah ketika dia mengetahui jika Noah dan Lathaya mulai menunjukkan kedekatan mereka.

Lathaya dan Reivan mengunjungi Xavier sepuluh tahun sejak mereka menyelesaikan kasus hilangnya manusia. Enam tahun lalu, Xavier akhirnya menikahi Pamela dan mereka dikaruniai seorang putri yang sekarang berusia lima tahun. "Anakmu masih sangat kecil," kata Lathaya. Dia tengah duduk bersama Pamela di depan rumah Xavier dan Pamela, sementara Reivan sudah pergi bersama Xavier. "Ya. Usianya masih lima tahun," sahut Pamela. Melihat putrinya sedang duduk melamun sambil memperhatikan kupu-kupu yang hinggap di bunga.

"Siapa namanya?" tanya Lathaya.

"Kara," Dia memutar kepalanya, menatap Lathaya, "Kara Cerelia Lycoris."

"Cerelia? Sepertinya tidak asing." Pamela tersenyum dan menjawab, "Itu nama tengah Luna sebelumnya. Xavier yang memberikan nama itu."

"Oh, pantas saja. Dia adalah Luna terkuat 'kan?" Pamela mengangguk lagi. "Ya. Xavier berharap Kara dapat tumbuh seperti Luna Zwetta."

"Semoga keinginan kalian terwujud."

"Terima kasih."

"Ya, tidak perlu berterima kasih."

Keduanya melanjutkan obrolan sambil menjaga Kara. Anak itu sama sekali belum bergerak dari posisinya, bahkan ketika kupu-kupu yang dilihatnya terbang, dia hanya meliriknya sekilas dan kembali melamun. "Anakmu baik-baik saja?" tanya Lathaya. Sedikit khawatir jika anak temannya itu memiliki kelainan. "Anakku baik-baik saja. Dia memang selalu seperti itu. Bermain dengan pikirannya sendiri." Lathaya membulatkan mulutnya. "Oh. Sepertinya banyak sekali yang dia pikirkan."

"Haha. Aku juga tidak tahu." Mereka sama-sama tertawa sampai Pamela mengungkit tentang kedekatannya dengan Noah. "Jadi, kau akan menikah dengan lelaki itu?" Wanita itu mengedikkan bahunya. "Bisa jadi."

"Maksudmu?"

"Dia bilang ingin menikah denganku, tapi bukan sekarang. Noah masih baru di kerajaan. Jadi, dia ingin bekerja dengan baik sebelum melamarku." Pamela menutup mulutnya. Menggoda Lathaya yang terlihat malu. "Akhirnya kau bertemu dengan jodohmu. Haha." Lathaya memukul ringan lengan Pamela. "Jangan menggodaku."

"Haha. Aku tidak. Sepertinya kau sudah melupakan Reivan sehingga bisa menerima lelaki la—eum!" Kalimat spontan Pamela membuat Lathaya tersentak. Buru-buru dia menutup mulut Pamela dengan tangannya. Melihat-lihat ke sekitar memastikan tidak ada yang mendengarkan omongan Pamela. "Jangan keras-keras! Bagaimana jika dia dengar?" tanya Lathaya setelah membuka mulut Pamela. "Ups! Maaf." Pamela berkata seolah dia menyesal, tetapi dari tingkahnya, Pamela tidak merasa bersalah sama sekali. Wanita itu tertawa kecil, menunjukkan dua lubang dalam di samping bibir bawahnya.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang