Benturan kuat terjadi. Shiki dan Kara sama-sama mengadu kekuatan lengannya. Kaki mereka tertahan di tanah. Saling mendorong untuk menjatuhkan. Gigi mereka bergemeretak. Kekuatan Shiki dan Kara terlihat seimbang. "Ugh!" Kara mendorong Shiki lebih kuat. Beberapa langkah berhasil dia lampaui. Kini, Shiki terdorong ke belakang. Akan tetapi, Shiki bukanlah orang yang akan membiarkan dirinya jatuh ke atas tanah. Prinsipnya adalah menginjak kepala lawan dan membakarnya dengan api rubah.
Kitsune memiliki kekuatan yang berbeda-beda berdasarkan banyak ekor yang mereka miliki. Pada dasarnya, Kitsune bisa mengendalikan petir dan juga mengubah wujudnya menjadi manusia. Hal itu bisa mereka lakukan sejak ekor kedua tumbuh. Ekor Kitsune biasanya akan tumbuh setiap 100 tahun sekali dan bisa lebih cepat jika mereka melatih kekuatan mereka. Saat ekor kelima tumbuh, mereka bisa mengeluarkan cahaya dan api dari ekor mereka. Inilah yang disebut dengan Api Rubah. Api ini lima kali lipat lebih panas daripada api biasa. Kitsune yang belum memiliki 9 ekor, tidak akan tahan dengan api yang mereka keluarkan sendiri. Begitulah panasnya.
Shiki membalas. Wajah dan lengannya berubah menjadi hitam dan berbulu. Garis-garis hitam muncul di leher Shiki. Merambat hingga ke wajahnya. Tiba-tiba, Kara merasakan kekuatan Shiki bertambah. Tubuhnya mulai terdorong ke belakang. Suara kaki yang bergesekan dengan lantai terdengar jelas.
Ketika Kara dan Shiki mulai bertarung kembali, Jazlyn mengambil kesempatan untuk pergi bersama Ryu. Akan tetapi, Meika tidak membiarkan mereka lolos begitu saja. Dia ingin mengejar keduanya, tapi Ryu memiliki kecepatan di atas rata-rata. Dengan sekejap, Meika kehilangan jejak keduanya. "Sial!" teriak Meika.
Chloe mengambil tindakan. Dia melemparkan bilah angin ke arah Shiki, tetapi rubah itu menyadari bilah yang dilemparkan oleh Chloe sehingga dia berhasil menghindar dan melepaskan dirinya dari Kara. Bilah tersebut meleset dan menghancurkan dinding di samping mereka. "Jika itu mengenaiku, kurasa leherku akan terbelah," ucap Shiki. Seringaian muncul di sudut bibirnya, "sayangnya itu tidak terjadi." Api putih bercampur hitam muncul dari telapak tangan kiri Shiki. Matanya berubah menjadi hitam kelam. Kuku tangannya memanjang dan menajam. Keras dan runcing. Bulu-bulu halus seperti kucing muncul di wajahnya. Tubuhnya berubah. Tampak seperti setengah manusia dan setengah Kitsune.
"Kara. Bantu Meika mengejar Jazlyn. Biar aku yang melawan rubah ini." Chloe bersuara. Memberi usulan yang terdengar seperti perintah. Kara tak banyak membantah. Dia langsung meninggalkan Shiki bersama dengan Chloe, Louis, dan Tetua Gon Gon. "Louis. Ikuti Kara. Bantu mereka melawan lelaki pucat itu. Dia menggunakan pedang." Mendengar perintah Chloe, Louis merasa tak setuju. "Tidak mungkin aku membiarkanmu melawan dia sendirian."
"Ini perintah! Kau tahu bagaimana aku bertarung dengan sungguh-sungguh!" Louis tahu. Dia sangat mengenal Chloe. Bagaimana kepribadian aslinya dan juga ketika dia bertarung dengan kekuatan penuh. "Karena aku tahu ... aku tidak bisa membiarkanmu sendiri." Chloe terdiam. Sorot mata Louis terlihat serius. Lelaki ini, bahkan belum pulih sepenuhnya. Dia begitu memikirkan keadaan putrinya sampai mengabaikan keadaannya sendiri.
"Kau belum sembuh—"
"Aku melawan lelaki itu ... apa bedanya?" Belum selesai Chloe berbicara, Louis memotongnya dengan suara rendah. Aura di sekitarnya berubah menjadi dingin. Dia paling tidak suka jika Chloe menjadi keras kepala. Chloe terdiam sejenak, tapi kemudian dia lanjut berkata, "Ada Kara di sana. Jika kau terluka, dia bisa menolongmu. Apalagi kau memiliki darah Werewolf." Louis masih tidak bisa menerima. Dia membantah perkataan Chloe. "Kau juga bisa." Chloe mendecakkan lidahnya. Dia tidak memiliki apa pun lagi untuk mengelak. Louis terlalu pandai membantahnya.
"Cukup, anak muda. Biarkan aku dan gadis ini bertarung. Kau pergilah melawan Ryu. Perdebatan kalian sudah menghabiskan banyak waktu." Tetua Gon Gon muncul dari balik punggung Chloe. Bulu-bulu yang seharusnya berwarna putih, kini berubah warna. Terlihat kotor dan berantakan. Louis membenarkan perkataan Tetua Gon Gon. Perdebatannya dengan Chloe hanya membuang waktu. Dia tidak bisa lagi membantah Chloe. Di antara mereka, hanya dirinya yang bisa mengadu pedang dengan Ryu. Tanpa mengatakan apa pun lagi, Louis pergi menyusul Kara. Dengan adanya darah Werewolf di dalam tubuhnya, Louis memiliki kecepatan yang hampir sama dengan Werewolf.
"Maaf telah membuatmu menunggu," kata Chloe. Dia bersama Tetua Gon Gon, berdiri berdampingan. Shiki mendengus sambil menyeringai. "Tidak masalah. Karena kalian ... mereka bisa tiba tepat waktu."
Tiba-tiba ruangan yang telah hancur itu menampakkan banyak prajurit. Beberapa waktu lalu, mereka sama sekali tak terlihat dan sekarang muncul secara mendadak tanpa ada tanda apa pun. "Sebelum menyerang raja, kalian harus memakan pionnya dulu." Setelah mengatakannya, Shiki menghilang. Meninggalkan Chloe dan Tetua Gon Gon bersama prajurit Witch yang dia panggil. "Dasar pengecut!" Chloe tidak dapat menahan diri untuk mengatai Shiki. Rubah itu melarikan diri setelah bala bantuan datang.
Para prajurit yang memakai jubah hitam tersenyum lebar. Terdapat lebih dari 30 prajurit. Tangan mereka memegang pedang. Ada yang satu dan juga ada yang dua. Chloe dan Tetua Gon Gon bergerak lebih dekat. Merapatkan tubuh untuk bersiap siaga. Wajah para prajurit ini sama seperti Ryu. Pucat dan hampa. "Mereka benar-benar dikendalikan oleh Jazlyn," bisik Chloe pada Tetua Gon Gon. Matanya menatap waspada ke depan.
Salah satu dari mereka datang dan menerjang Tetua Gon Gon, diikuti oleh beberapa prajurit yang lain. Mereka bertarung menggunakan pedang. Memberikan aliran listrik dari pedang yang mereka hunus. Tetua Gon Gon menahan serangan itu menggunakan ekornya. Dia menampar mereka dengan tamparan ekor rubah, membuat orang yang menyerangnya terlempar ke belakang. Meskipun jumlah mereka banyak, tapi kemampuan mereka tidaklah hebat.
Para prajurit ini berada di bawah Suzaku. Mereka yang menjadi prajurit adalah Witch yang tidak bisa menggunakan ramuan ataupun mantra dan hanya bisa bertarung menggunakan pedang. Akan tetapi, kebanyakan dari mereka masih sulit dalam mengendalikan energi spiritual. Keahlian berpedang kaum Witch sangat dipengaruhi oleh seberapa lihai mereka mengendalikan energi spritual. Dilihat dari cara mereka menggunakan pedang, dapat dipastikan kelompok ini tidak bisa mengendalikan energi spiritual dengan benar. Terkadang, energi yang mereka keluarkan terlalu besar sehingga arah pedang mereka meleset. Saat mereka mengeluarkan energi yang terlalu kecil, pedang itu tidak bisa membunuh siapa pun. Hanya dapat melukai saja.
Chloe menyiapkan pedang angin di tangannya. Menebas mereka dengan menerbangkan dirinya. Sementara itu, Tetua Gon Gon mengeluarkan api dari ujung ekornya dan membakar beberapa Witch di dekatnya. Hal itu terus mereka lakukan sampai tak ada lagi prajurit yang tersisa. "Tetua, kita harus pergi sekarang. Aku tidak yakin kita bisa selamat jika terus berada di sini." Tetua Gon Gon menyetujui perkataan Chloe. "Ya. Aku harus kembali ke desa Kitsune. Para Witch itu telah melanggar janji!"
"Kita harus menjemput yang lainnya." Chloe melepaskan kantung bunga peony dari pinggangnya. Dia membuka tali yang mengikat kantung itu dan membiarkannya terbuka. Secara ajaib, cahaya biru muncul dari dalam kantung tersebut. Mengeluarkan Aoi yang selama ini bersembunyi di sana. "Aoi. Ayo, selamatkan tuanmu." Seperti paham dengan kalimat Chloe, hewan hibrida itu membesarkan tubuhnya dua kali lipat dari ukurannya yang sekarang. Aoi merendahkan tubuh dan menjatuhkan sayapnya agar Chloe dan Tetua Gon Gon bisa menaiki punggungnya.
"Baiklah. Aoi, pergi ke tempat tuanmu berada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Dark
FantasyRibuan tahun yang lalu, dunia dikuasai oleh kaum yang memiliki kekuatan super. Kaum Werewolf, Vampire, Witch, Mermaid, dan Fairy. Di saat keadaan dunia tengah berada dalam kedamaiannya, kaum Vampire bergerak membantai seluruh Werewolf dan bermaksud...