Bab XCVIII. Kata Maaf Tanpa Suara

203 43 4
                                    

Di ambang pintu, Lathaya palsu melihat Kara. Sudut bibirnya tertarik ke atas. Di saat yang sama, Kara juga menatapnya. Wanita yang menyamar menjadi Lathaya itu melontarkan senyum miring. Dia jelas melihat ke arah sabit Half Moon di genggaman Kara. Wanita itu tidak bisa menahan diri untuk tidak memuji senjata tersebut. "Benda itu sangat bagus." Dia melihat Kara, "senjata apa itu? Siapa yang menempanya?" Kara tidak berniat untuk memberitahu "Lathaya" mengenai identitas sabit di tangannya, tetapi orang di belakangnya yang seharusnya sibuk menggambar portal, ikut campur dalam pembicaraan mereka.

Meika menyahut dari belakang Kara. "Itu adalah senjata yang kalian inginkan! Haha, rasakan itu! Bawahanmu gagal membawa pulang Half Moon." Terlambat untuk menutup mulut Meika sekarang. Dia sudah mengatakan semua dengan jelas pada wanita itu. Kara mengangkat matanya. Melihat reaksi yang dikeluarkan oleh Lathaya palsu. Wanita itu terlihat marah. Senyum penuh kesombongan di wajahnya telah menghilang. Sorot matanya berubah menjadi tajam. Diam-diam Kara tersenyum puas. Bintang lima untuk Meika yang telah memprovokasi musuh mereka.

Wanita itu hendak berteriak memanggil bawahannya, tetapi orang yang ingin dia hakimi telah datang dengan sendirinya bersama dengan seorang wanita berwajah sama dengan "Lathaya". Bedanya terletak di pakaian dan tatanan rambut mereka. "Hentikan ini, Cordelia." Kara membuka matanya ketika Barbara datang dengan penampilan aslinya. Dia masih belum terbiasa, tapi dia yakin jika orang yang baru saja datang adalah Lathaya Aguero. Lady Vampire yang telah menyamar menjadi manusia bernama Barbara Sheena selama beberapa tahun ini.

Meika yang hampir menyelesaikan portalnya pun terhenti kembali. Menatap ke arah yang sama dengan Kara. Dia menyeletuk, memanggil nama sang Lady Vampire. "Barbara!" Kali ini, Kara tidak memiliki keinginan untuk menahan Meika. Tujuan mereka menerobos langsung tanpa rencana yang matang adalah untuk membawa keluar Barbara. Wanita itu ada di depan mereka. Tidak mungkin mereka membiarkannya begitu saja. 

Lathaya palsu mengubah penampilannya. Mengembalikan bentuk asli dari wajahnya. Dia melihat Reivan dengan datar dan dingin. "Kenapa kau membawanya ke sini?" Reivan membungkukkan kepalanya di hadapan Cordelia. "Maaf, Ibu! Aku tidak bisa menahan keinginan Lady Lathaya untuk melihat apa yang terjadi di kerajaan." Cordelia memandang rendah anaknya. Lalu, dia menyuruh Reivan untuk bangun dan berdiri tegap.

Satu tamparan keras menghampiri pipi kiri Reivan begitu dia mengangkat kepalanya. Wajahnya miring ke kanan. Cordelia menamparnya terlalu kuat sampai kulit putihnya memerah. Semua orang terkejut dengan tindakan Cordelia. Di samping Reivan, Barbara spontan memegang wajah lelaki itu. Memeriksa bekas tamparan Cordelia. Dia melihat wanita itu dengan marah. "Apa yang kau lakukan? Ini keinginanku sendiri!" Cordelia melihat Barbara. Kelopak matanya turun, memandangnya datar. "Dia tidak melakukan tugasnya dengan baik." Kemudian, dia berbicara lagi pada Reivan. Nadanya menusuk dan mengancam.

"Salah memberikan laporan. Gagal membawa senjata yang kuinginkan. Aku membiarkanmu melayani Lady-mu karena selama ini kau sudah melakukan tugas dengan baik, tapi tidak kusangka setelah aku mengizinkanmu melakukan apa yang kau suka, kau malah mengecewakanku."

Reivan melihat ke belakang di mana Kara dan Meika berada. Dia tidak melihat Ryu di samping Meika karena lelaki itu tertutupi oleh reruntuhan di depannya. Dia beralih pada ibunya dan membungkukkan tubuhnya. Kedua tangannya lurus di samping badan, dia menatap lantai di bawahnya. "Maaf, Ibu. Aku gagal menjalankan tugasmu mengambil senjata itu. Namun, untuk laporan terakhir, aku melihat prajurit yang kau kirim tengah bertarung dengan mereka." Reivan berbohong. Dia tidak melihat para prajurit itu bertarung. Mereka tiba di wilayah Vampire saat para prajurit itu baru saja meninggalkan kerajaan. Cordelia menatap datar Reivan. Tiba-tiba dari belakangnya, Jazlyn berlari mendatangi mereka.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang