Bab CVI. Komunikasi Antara Suami Istri

211 42 0
                                    

Sepeninggal Chloe dan Louis, Raynine beserta Aliora ikut bergabung dengan para Kitsune dan Kentauros. Di antara pertarungan sengit itu, Yuros sempat melihat wajah orang yang telah menolongnya. Dia menarik tali busur dan dengan cepat melepaskannya ke arah tiga Vampire di depannya. Yuros buru-buru menghampiri Aliora yang berjalan dengan seorang pria tua berjubah hitam. Salah satu Vampire menghalangi jalannya, Yuros langsung mengangkat kaki depannya dan menendang muka Vampire tersebut yang memiliki tubuh lebih pendek dari pinggangnya.

"Aliora!" teriaknya. Mendengar seseorang memanggil namanya, Aliora berputar-putar mencari sumber suara. Lalu tak lama dia menemukan keberadaan Yuros yang tengah menghampirinya sambil memanah para Vampire. Aliora melambaikan tangannya, menyapa Yuros di seberang sana. Sejenak dia lupa jika mereka tengah berada di tengah-tengah pertarungan. Raynine yang berdiri di samping Aliora harus mengerahkan tenaganya untuk membuat pelindung agar mereka tidak terkena serangan.

"Apa kami terlambat?" Yuros langsung bertanya begitu dia sampai di depan Aliora. "Tidak. Kalian tepat waktu." Yuros tersenyum lega. Mereka datang ke sini setelah mendapat kabar jika kelompok Kara telah tiba di wilayah Vampire dan tengah berusaha menyelamatkan semua tahanan. Untuk membalas kebaikan Kara dan yang lainnya, Yuros meminta sebagian kaumnya untuk ikut membantu mereka. Sekaligus membalaskan dendam kaum Kentauros atas penyerangan tak berdasar yang dilakukan oleh kerajaan Rufus Ignis.

Peperangan luar biasa pun terjadi. Orang-orang yang tinggal di dekat kerajaan segera melarikan diri. Mereka takut akan menjadi korban jika masih berada di sana. Tak hanya kaum Kitsune dan Kentauros yang menyerbu, tetapi beberapa kaum Rakhshasah yang menjadi bahan percobaan pun turut membalaskan dendam mereka. Dengan ukuran telapak kaki yang lebar dan besar melebihi semua makhluk yang ada di dunia, mereka menginjak musuh layaknya memijak semut. Para pasukan dari kaum Vampire tidak mampu lagi menahan serangan musuh. Mereka pun mengeluarkan cara terakhir. Tiba-tiba, dari berbagai arah ... mutan yang seolah tidak ada habisnya itu mulai bermunculan.

Semua Kitsune meruncingkan taring mereka. Berlari ke arah mutan dan menggigit leher mereka. Mengoyak-ngoyak kulit mereka. Melumuri moncong rubahnya dengan darah. Semntara itu, para Kentauros menarik kencang tali busur, menaruh anak panah lebih dari satu di sisinya. Lalu melepaskannya sambil berlari menghindari serangan kaum Vampire.

Pasukan Rufus Ignis juga tidak tinggal diam. Mereka melompat-lompat dan menyemburkan api ke arah para Rakhshasah. Membuat makhluk bertubuh besar itu berteriak kesakitan. Kulit mereka masih terluka dan belum diobati. Saat api mengenai mereka, luka itu akan ikut terbakar dan terasa pedih karena terkena panasnya api.

Di sisi lain, Meika dan Ryu berniat mencari Akvan, tetapi saat mereka melihat keadaan di luar, keduanya memutuskan untuk membantu sekutunya sebelum menghadapi Diabolos licik tersebut. Meika melihat Aliora dan Raynine di luar gerbang. Mereka berdua tengah menyerang mutan bersama dengan yang lain. Satu mutan datang dari belakang Aliora. Dengan menggunakan kemampuan berpindah tempat, Meika menebas kepala mutan tersebut dengan mudah. "Kau baik-baik saja?" Aliora tersentak dengan kedatangan Meika yang tiba-tiba. Dia mengangguk sebagai jawaban bahwa dia baik-baik saja.

Ryu ikut bergabung bersama mereka. Melawan mutan yang semakin bertumpuk. Keadaan ini mengingatkan Meika pada kejadian 100 tahun lalu dimana para mutan terus bermunculan entah dari mana. Tiba-tiba dari bawah kaki mereka, kristal es menjalar di sepanjang langkah mereka. Membekukan makhluk-makhluk ketika dia melewati mereka. Raynine adalah orang pertama yang menyadarinya. Dia berteriak, menyuruh mereka untuk menghindar.

Aliora otomatis melompat. Ryu dan Meika juga melakukan hal yang sama. Namun, beberapa Kitsune dan Kentauros yang tidak mendengar suara teriakan Raynine pun membeku setelah menginjak kristal es tersebut. Tubuh mereka mengeras dan berubah menjadi patung es. Aliora meninjau siapa pelaku yang telah melepaskan serangan itu. Dia melihat ke depan dan mendapati jika dugaannya benar. Para Siren yang tersisa bergabung bersama sekutu mereka. Markas utama telah diusik. Tentu saja mereka tidak bisa berdiam diri di ruangan mereka.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang