Bab CXII. Kembalinya Raja Kegelapan dan Dendam Yang Belum Terselesaikan

243 42 7
                                    

Langit kembali mendung, seakan-akan bersiap menurunkan hujan. Hawa dingin menusuk hingga ke tulang bersamaan dengan bangkitnya satu makhluk yang paling ditakuti pada masanya. Aura yang dia pancarkan bisa membuat peperangan di depan gerbang sana berhenti seketika. Mereka semua merasakan ancaman kuat menggelitik tengkuk mereka. Musuh yang tersisa pun menyerah, mereka diseret paksa oleh kelompok Kentauros untuk diikat bersama dengan yang lainnya.

Semua orang berkumpul di tempat yang sama setelah memenangkan pertempuran. Mencari makhluk yang memancarkan aura mengancam yang mengerikan. Begitu mereka menemukannya, mulut dan mata mereka sama sekali tidak bisa menutup. Munculnya Raja Diabolos di wilayah Vampire menggemparkan seluruh kaum. Tak ada satu pun dari mereka yang tidak terkejut. Kehadiran Akuma secara tiba-tiba membuat mereka bertanya-tanya. Raja Diabolos yang telah lama menghilang, kini kembali.

Kebanyakan dari mereka tidak mengetahui tentang penyegelan Akuma. Mereka mengira Raja Diabolos datang karena dia bekerja sama dengan kaum Vampire. Sementara sebagiannya lagi masih belum mengetahui tentang identitas makhluk tersebut. Semua orang bersiap siaga, memperhatikan dengan saksama setiap detail pergerakan Akuma.

"Akhirnya aku bebas." Akuma menghirup udara dingin yang sudah lama tidak dia rasakan. Setelah sekian lama, akhirnya dia kembali ke dunia busuk ini. Berada di dalam kotak kecil itu membuat Akuma sesak. Begitu sempit dan padat. Tidak ada ruang sama sekali untuknya mengeluarkan kekuatan. Dia disegel dengan baik oleh kelima kaum. Benar-benar menjengkelkan. Akuma menatap ke sekitarnya. Dia menebak jika saat ini dia berada di wilayah Vampire. Dengan suhu udara yang dingin dan sejuk, jelas ini adalah area kaum Vampire. Pertanyaan yang seharusnya memang dipertanyakan muncul di benaknya. Mengapa dia bangkit di wilayah Vampire?

Netranya menyapu kondisi di sekelilingnya. Lalu, tak jauh darinya, Akuma mendapati sosok yang dikenalnya tergeletak di atas rumput berdarah hitam. Mata iblisnya memicing. Dalam satu kedipan mata, dia telah berpindah tempat. Diabolos itu menjatuhkan lututnya untuk melihat lebih jelas sosok yang telah mati tersebut. Dia memperhatikannya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kemudian, tak lama dia dapat mengidentifikasi siapa makhluk di bawahnya itu. "Akvan?" Dia bertanya pada dirinya sendiri. Melihat kondisi Akvan yang memprihatinkan itu telah menjawab pertanyaan pertamanya.

Dia, lalu berdiri. Menatap datar pada Akvan yang berada di depan kakinya. Kemudian berkata dengan ringan, "Kau melakukan tugasmu sebagai anak dengan baik." Kara dan lainnya sama-sama terkejut dengan kemunculan Raja Diabolos di dekat mereka. Keadaan mereka berempat tidak terlalu bagus untuk melawan Akuma sekarang. Ditambah dengan kalimatnya yang menyebut Akvan sebagai anaknya. Semua sudah tersusun jelas sekarang. Alasan Akvan menggunakan Cordelia sebagai tumbal untuk membuka segel Kotak Kutukan adalah karena dia ingin membebaskan Raja Diabolos yang notabene adalah ayah kandungnya.

Tidak seperti orangtua lain yang sedih dengan kematian anaknya, Akuma tidak menunjukkan emosi apa pun. Seolah dia tidak memiliki kepedulian sama sekali atas perjuangan yang dilakukan oleh anaknya untuk membawa dirinya kembali. Di sebelah lain, di mana semua orang telah berkumpul. Reivan kembali setelah menyerahkan Xavier pada Chloe. Matanya melebar begitu melihat sosok mengerikan di dekat Barbara dan Kara. Dia reflek berteriak, "Lady! Menyingkir dari sana!" Barbara tersentak dari keterkejutannya melihat Akuma. Dia menoleh ke samping dan menemukan Reivan berdiri di antara kerumunan. Lelaki itu menyuruhnya untuk pergi dan bergabung dengan mereka. Di sampingnya, Barbara mendapati tubuh Kara membeku. Mata emasnya menatap lurus ke arah Raja Diabolos tersebut. Wujud Werewolf-nya pun sudah menghilang, dia telah kembali ke bentuk dasarnya.

Ryu menarik lengan Meika untuk menjauh dari sana, sementara Barbara sedang berusaha menyadarkan Kara dari ketermenungannya. "Kara! Apa ini waktu yang tepat untuk kau melamun?" Barbara menepuk keras punggung Kara. Mengembalikan pikirannya yang sudah menjelajah jauh dari dasar. Kara terkejut, matanya bergerak kebingungan. "Maaf, aku terkejut melihat sosoknya." Barbara mengabaikan alasannya itu dan menarik lengan Kara. "Cepat bangun. Kita harus menjauh dari sini." Raja kegelapan yang ditakuti pada masanya itu memutar pandangannya ... dan tanpa sengaja retinanya menangkap sosok Kara.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang