Bab XXVII. Pertarungan Melawan Siren

313 57 16
                                    

Suasana terasa menegangkan di antara mereka. Morana tertawa hingga gigi tajamnya terlihat. Tubuh mereka berdua tampak lembab. Kulit mereka semakin pucat dari terakhir kali mereka bertemu. Tanpa memberi beberapa kata, Morana melesat ke arah Kara dan menusuk perut Kara dengan gagang Man Catcher. Dengan tangkas, Kara berhasil menahan ujung gagang Man Catcher sebelum menusuk perutnya. Dia menarik senjata itu dan mematahkannya menjadi dua. Morana menunjukkan kemarahannya, mulutnya terbuka lebar dan mengeluarkan suara yang memekakkan telinga. Kara menutup telinganya dan menyuruh Barbara, Chloe, dan Aliora untuk lanjut berjalan.

"Kalian pergilah!"

Barbara, Chloe, dan Aliora membalikkan tubuh mereka dan kembali berjalan. Sesekali mereka akan melihat ke belakang, mengkhawatirkan keadaan mereka bertiga.

Malvolia kembali berhadapan dengan Meika. Kali ini, Jazlyn bertarung bersama Meika. Dia tidak ingin Meika kembali terluka. Malvolia tampak lebih diam dibandingkan dengan Morana. Sebelum menyerang, Malvolia terlebih dahulu mengamati lawannya. Jika memiliki celah untuk menyerang maka Malvolia akan bergerak terlebih dahulu.

Jazlyn telah menarik pedangnya, mengalirinya dengan listrik yang menyelimuti bilah pedang. Meika melakukan hal yang sama dengan Jazlyn. Menarik keluar pedangnya dan menggenggam gagangnya dengan erat menggunakan kedua tangannya. Malvolia tetap diam karena dia tidak menemukan celah untuk menyerang sehingga membuat Meika tidak tahan dan berlari ke arah Malvolia. Meika mengangkat pedangnya dan melepaskan satu serangan besar ke arah Malvolia. Jazlyn datang dari arah samping dan mencegah Malvolia untuk menghindar. Dia menghunuskan pedangnya dan membuat Malvolia terpental jauh dan menubruk dinding batu. Meika dan Jazlyn melihat ke arah air ketika mereka mendengar suara seperti benda berat terjatuh ke dalam sana.

"Kara!" teriak Meika. Dia melihat Kara yang berusaha mendekati pinggiran, tapi Morana yang telah mengubah kakinya menjadi ekor ikan menariknya kembali ke dalam air. Dengan susah payah, Kara melawan Morana. Lehernya dicekik dengan kuat sampai kuku jari tangan Morana yang panjang dan hitam menusuk lehernya dan mengeluarkan darah. Di saat Kara mulai kehilangan kesadarannya, warna bola mata Kara mulai berubah menjadi perak. Gigi taringnya perlahan tumbuh memanjang hingga muncul dari balik bibirnya. Kuku jari tangannya memanjang dan ujung kukunya terlihat runcing.

Mata Kara membesar. Dia memegang tangan Morana yang berada di lehernya. Menarik dan memutarnya hingga tulang tangan Morana patah. Kemudian dia memegang leher Morana dengan tangan kiri, lalu melempar Siren itu keluar dari air. Suara benturan antara dinding dan tubuh Morana terdengar jelas, menghentikan pertarungan Meika, Jazlyn, dan Malvolia. Mereka bertiga menoleh secara bersamaan untuk melihat penyebab suara keras tadi.

Mereka terkejut melihat Kara keluar dari dalam air dengan penampilan yang sedikit berbeda. Tubuhnya dikelilingi oleh aura dingin dan berat. Tatapannya datar dan tajam. Dia menghampiri Morana dengan cepat. Tak memberikannya kesempatan untuk bangkit dan mengubah ekornya menjadi sepasang kaki. Kara memegang leher Morana dan mengangkatnya menggunakan tangan kanannya. Morana memukul kuat tangan Kara, tapi Werewolf itu tidak menunjukkan belas kasih sama sekali. Kara mengangkat tangan kirinya, lalu dia letakkan di atas kepala Morana. Menarik rambut Siren itu dengan kuat hingga kepalanya terlepas dari tubuhnya. Morana seketika mati setelah kepalanya terlepas. Kara melemparkan tubuh Morana di sembarang tempat. Sosoknya secara perlahan kembali seperti semula.

Malvolia yang melihat kembarannya telah terbunuh menjadi sangat marah. Dia berteriak dengan kencang. Suaranya begitu melengking dan menyakitkan telinga. Kara mengambil pecahan batu dan melemparkannya tepat ke mulut Malvolia.

"Berisik sekali."

Malvolia tersedak batu yang dilempar oleh Kara. Dia memasukkan tiga jarinya ke dalam kerongkongan dan mengeluarkan batu tersebut. Dada Malvolia naik turun. Amarahnya semakin meningkat setelah Kara melemparinya batu hingga membuat dia tersedak. "Tidak akan kumaafkan," kata Malvolia. "Kau bisa berbicara ternyata," celetuk Meika. Jazlyn hampir memukul kepalanya jika dia tidak ingat bahwa wanita ini adalah tuannya.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang