Bab XIX. Putri dari Kerajaan Maya

378 69 9
                                    

Dahulu, kaum Mermaid dikenal sebagai kaum yang disegani karena mereka menguasai seluruh lautan dunia. Kaum Mermaid diperintah oleh seorang Raja dari kerajaan Maya. Raja Sea Yovanka adalah seorang raja yang memiliki sifat tegas, tapi ceroboh. Sering kali kerajaan terkena masalah karena Raja Sea yang salah mengambil keputusan. Raja Sea tanpa berpikir dua kali langsung memberikan perintah tanpa peduli akibat yang akan muncul.

Raja Sea memiliki satu orang anak lelaki dan satu anak perempuan dari permaisurinya, Ratu Marina. Seratus tahun lalu, para Siren berhasil memasuki wilayah kerajaan dan merebut wilayah kaum Mermaid. Raja Sea terbunuh karena melindungi kedua anaknya, sedangkan Ratu Marina menghilang. Dikatakan bahwa para Siren berhasil masuk dikarenakan Raja Sea yang tidak teliti dalam menjadikan seseorang sebagai pengawal pribadinya sehingga para Siren memiliki peluang untuk menyerang.

Sebelum Raja Sea tewas, putra dan putrinya berhasil melarikan diri. Tak ada yang tahu di mana keberadaan mereka. Hingga tiba hari di mana Kara menemukannya. Dalam wadah kaca berisi air ... terdapat Putri dari kerajaan Maya. Aliora Yovanka!

Kara tidak pernah bertemu langsung dengan Aliora karena ketika pertemuan seluruh kaum diadakan, Aliora tidak pernah datang. Akan tetapi, Kara mendengar rumor bahwa putri dari kerajaan Maya sangatlah cantik, terutama bola matanya yang biru kehijau-hijauan; indah layaknya samudra. Hanya Putri dari kerajaan Maya yang memiliki bola mata seindah itu. Kara yakin bahwa dia adalah Aliora Yovanka.

Keadaan di dalam ruangan menjadi bising. Suara kagum terdengar ketika kain penutup terbuka. Pembawa acara kembali berbicara, "Dia adalah salah satu dari makhluk legenda, seseorang yang berasal dari kaum Mermaid! Tentu saja tidak mudah menangkapnya. Karena itulah, harga lelang dimulai dari 1000 keping emas!"

Suara para bangsawan semakin bising karena harga awal yang ditetapkan sangat jauh berbeda dari biasanya. Jika sebelumnya mata uang yang dipakai adalah didrachm maka untuk satu Mermaid menggunakan keping emas, bahkan satu juta didrachm pun mustahil untuk memenangkan lelang kali ini. Meskipun mengeluh mereka tetap menaikkan harga. 2000 keping, 2500 keping, 5000 keping, tiap detik jumlah keping emas terus meningkat.

Meika yang terkejut melihat sesuatu di balik kain bertanya pada Kara. "Apakah itu Aliora? Dia benar-benar seperti yang dirumorkan." Chloe menambahkan, "Apa yang harus kita lakukan? Para bangsawan ini benar-benar gila! Mereka terus-menerus menaikkan harga."

"Putri Meika, bagaimana jika kau memecahkan saja kaca itu?" usul Jazlyn. Kara mendapatkan ide setelah mendengar saran Jazlyn. "Meika. Kau hancurkan tempat itu, lalu aku akan berusaha dengan cepat untuk membawanya keluar. Chloe, apa kau bisa membawa Sheena?" Chloe mengangguk, Meika menyetujui ide Kara. Meika sedikit berpindah tempat agar lebih leluasa. 

Setelah itu, Meika membaca sebuah mantra, jari tangannya dia bentuk menjadi sebuah bulatan di depan mata, lalu Meika meniup dari celah bulatan jarinya. Prang! Wadah berisi air itu pecah, Aliora terjatuh di sana. Sebelum berlari menuju Aliora, Kara menghentakkan kakinya ke permukaan lantai, menimbulkan guncangan yang kuat. Keadaan yang menjadi tidak stabil dimanfaatkan oleh Kara untuk membawa Aliora keluar kastil.

Meika yang telah berhasil keluar dari pintu kastil mengambil Aoi yang terikat di bawah pohon. Mereka tidak bisa keluar dari gerbang karena ada prajurit Rufus Ignis yang berjaga. Meika mengubah kembali bentuk Aoi seperti sebelumnya, lalu dia menaiki Aoi dan menyuruhnya untuk terbang. Jazlyn menaiki kudanya dan berlari bersama para bangsawan yang ketakutan karena guncangan dari dalam kastil sehingga para prajurit tidak terlalu fokus terhadap dirinya.

Meika menukik ke arah Kara yang tengah menggendong Aliora. Gadis tersebut tidak sadarkan diri karena terkejut dengan kaca yang pecah. Dia membawa Kara dan Aliora terbang melewati gerbang masuk kastil, menghindari para prajurit Rufus Ignis yang mulai berdatangan menuju kastil. Mencari tahu apa yang terjadi.

Dari bawah, Jazlyn memberi tanda pada mereka untuk berhenti di sebuah rumah kosong yang terlihat tua dan sudah lama ditinggal. Rumah itu berada di belakang toko-toko besar dan tinggi. Meika menuntun Aoi untuk turun menuju rumah yang ditunjuk Jazlyn, diikuti oleh Chloe yang datang bersama Barbara. Meika membuka pintu rumah itu, di dalamnya penuh dengan debu dan sarang laba-laba. Chloe meluruskan tangannya ke depan, membuka lebar telapak tangannya, lalu muncul angin kecil yang menyapu debu di lantai. Kara membaringkan Aliora di lantai yang telah Chloe bersihkan.

Chloe mendekati Aliora, dia meletakkan tangannya di atas tubuh Mermaid itu, merasakan detak jantung Aliora yang mulai berdetak normal. "Letakkan tanganmu di belakang kepalanya, angkat sedikit lebih tinggi dari tubuhnya. Aku akan meminumkan obat padanya," kata Chloe pada Kara.

Kara meletakkan tangannya di balik kepala Aliora, mengangkatnya sedikit tinggi. Chloe mengeluarkan satu botol bening yang berisi cairan kuning di dalamnya. Chloe menarik penutup botol dan mengarahkannya pada bibir Aliora, memasukkan cairan kuning itu secara perlahan.

"Kantungmu kecil, tapi kau bisa mengeluarkan apa pun dari dalam sana. Kurasa kuda milik Meika akan muat jika dimasukkan ke dalam sana," ucap Barbara, dirinya berdiri di belakang Chloe, memperhatikan gadis Fairy itu memberikan obat pada Aliora.

"Hei, Aoi bukan kuda. Sembarangan saja kau," bantah Meika tampak sedikit kesal karena Aoi disebut sebagai kuda. Chloe berujar, "Ini adalah kantung khusus yang dibuat oleh kaum Witch sebagai hadiah ketika seluruh kaum bersatu. Ramuan itu bisa membuat isi dalam kantung ini menjadi tak terbatas luasnya. Seluruh Fairy memiliki kantung yang terbuat dari berbagai jenis bunga. Setelah terbentuk, kantung ini akan dicelupkan ke dalam ramuan yang telah diracik oleh kaum Witch. Ramuan itu berada di bawah tanah kerajaan Briche." Meika menyela penjelasan Chloe, wajahnya tampak bingung. "Ramuan? Ramuan apa? Kenapa aku tidak tahu?" Chloe berkata, "Aku juga tidak tahu jelasnya. Ramuan itu sudah ada di sana sejak beberapa abad sebelumnya."

"Mungkin para leluhur yang memberikannya," tambah Jazlyn.

Ketika mereka tengah membahas kantung milik Chloe, Aliora terbatuk akibat reaksi dari obat yang diberikan oleh Chloe. Kara menepuk-nepuk pelan punggung Aliora, memberikan usapan agar batuk Aliora berkurang. "Bagaimana perasaanmu?" tanya Chloe. Aliora mengatur napasnya, menenangkan tubuhnya terlebih dahulu. Tangan kanannya dia usapkan di dada, mencoba menormalkan pernapasannya. Secara perlahan tubuh bagian bawah Aliora berubah bentuk menjadi sepasang kaki.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Meika yang kini duduk di samping Kara, memperhatikan wajah Aliora dari dekat. "Wah! Ternyata rumor itu benar. Matamu sangat indah." Aliora melirik Meika, alisnya bergerak, dia bertanya, "Siapa kau?" Meika menjulurkan tangannya. "Aku Meikakuna Josei, seorang Witch." Aliora menyambut uluran tangan Meika, memperkenalkan dirinya. Lalu Aliora menatap ke sekitarnya, wajahnya tampak bingung dengan banyaknya orang bersamanya.

"Aku Kara Cerelia Lycoris. Kau bisa panggil aku Kara," ucap Kara setelah melihat wajah Aliora yang penuh tanda tanya.

"Aku Jazlyn Alquinsha."

"Aku Chloe Ester."

"Aku Barbara Sheena. Kau bisa memanggilku Cantik." Kara merasa mual di dalam perutnya ketika mendengar Barbara memperkenalkan dirinya. "Benar. Kau bisa memanggil dia Jelek," sahut Meika. Perasaannya sama seperti yang dirasakan Kara. Ingin memuntahkan seluruh isi perutnya ke wajah Barbara. Aliora tertawa melihat mereka yang terus beradu mulut. Aliora menyela perdebatan mereka. "Kalian bisa memanggilku Liora."

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang