Angin malam berganti menjadi angin pagi. Deru angin tak sekuat seperti tadi malam. Ombak laut bergerak dengan tenang. Burung-burung mulai terlihat dari atas pohon-pohon yang tumbuh di pulau. Bulu babi yang telah hancur semalam terlihat jelas ketika matahari mulai menyinarinya. Barbara berjalan mendekati salah satunya.
"Hmm, seperti ini bentuknya. Tadi malam aku tidak melihatnya dengan jelas." Barbara hampir menyentuh ujung bulu babi yang tajam jika Meika tidak berteriak. "Jangan menyentuhnya. Itu memiliki racun." Cepat-cepat Barbara menarik jarinya kembali. Kemudian dia berbalik dan memberikan tombaknya pada Chloe.
"Masukkan kembali. Hehe." Chloe mengambil tombak Barbara dan memasukkannya kembali, bersamaan dengan alat panah milik Kara. Kemudian Meika memberikan ramuan yang telah selesai dia buat beberapa waktu sebelumnya. Meika memberikannya pada Barbara terlebih dahulu karena gadis itu memasang ekspresi jijik.
"Cepatlah minum." Barbara menerimanya dengan enggan sementara Meika tertawa puas dalam hatinya. "Aaaaa! Ingatkan aku untuk tidak keluar dari dalam air. Sialan! Benar-benar membuatku mual." Barbara hampir berlari untuk memuntahkan ramuan jika tudungnya tidak ditarik oleh Kara. Wajahnya terlihat menyedihkan karena harus menelan kembali ramuan amis yang dibuat oleh Meika.
Satu per satu mereka meminum ramuan Penumbuh Insang Sementara milik Meika. Seusai itu, mereka kembali berjalan menuju laut dan masuk ke dalamnya.
Waktu terasa berlalu dengan lamban. Pergerakan mereka —kecuali Aliora—menjadi lamban dan terasa berat. Mereka tidak terbiasa bergerak di dalam air apalagi menuju kedalaman yang tak tahu berapa meter jauhnya. Semakin mereka menuju ke bawah, semakin gelap pemandangan di hadapan mereka. Cahaya matahari tak bisa menembus mengakibatkan mereka harus bergerak dalam gelapnya lautan.
Sangat gelap. Aku hampir tidak melihat apa pun. Barbara berbicara dalam pikirannya ketika sekitarnya terasa hening.
Ketika tiba di kedalaman yang tak diketahui, tiba-tiba setitik cahaya muncul di depan mereka dan semakin lama semakin besar. Mereka menyipitkan mata untuk memastikan dan mereka mendapati bahwa itu adalah ikan yang memiliki cahaya di dalam tubuhnya. Kini pandangan mereka sudah terlihat. Barbara menoleh ke kanan dan kirinya ketika merasa ada sesuatu yang kurang. Di mana Kara?
Mereka berhenti bergerak dan ikut mencari keberadaan Kara yang entah sejak kapan tidak lagi bersama mereka. Tiba-tiba Aliora menunjuk ke satu arah, semua orang pun mengikuti arah tunjuknya. Meika menyipitkan mata untuk memastikan. Karena terlalu gelap dia menarik seekor ikan bercahaya di dekatnya. Mengarahkannya ke tempat yang ditunjuk oleh Aliora. Memastikan keberadaan Kara. Saat cahaya dari ikan yang dipegangnya bergerak sedikit lebih ke samping. Meika melihat sesuatu yang besar berada tepat di samping Kara. Barbara dan juga yang lainnya melihat hal yang sama dengan Meika. Barbara berteriak keras dalam hatinya. Kara! Berhenti melamun!
Kara tersentak ketika ada yang menabraknya dengan kuat hingga dia terdorong jauh dan hampir tak terlihat oleh yang lainnya. Meika dan Chloe berenang menuju Kara yang mencoba menghentikan dirinya agar tak terlempar lebih jauh. Aliora menggerakkan tangannya, membuat pusaran air yang sedikit besar dan melemparkannya ke arah sesuatu tadi.
Barbara mulai ketakutan. Dia bergerak dengan cepat dan bersembunyi di belakang Jazlyn. Ketika cahaya dari ikan-ikan melewati makhluk yang menabrak Kara tadi, sosoknya mulai terlihat. Di dalam air yang penuh, mata semua orang terbuka lebar. Itu adalah Megalodon! Binatang air terbesar di dunia!
Kara menyentuh wajahnya. Dia dapat mencium bau darah yang keluar dari luka di wajahnya. Bau darah itu membuat binatang yang menabraknya tadi kembali menghampiri dirinya. Kara membelalakkan matanya, mengisyaratkan yang lain untuk segera pergi. Dia berusaha menghindar ketika megalodon itu bergerak dan ingin menabrak tubuhnya kembali.
Chloe dan Meika berhasil menjauh. Mereka harus bertarung di dalam air dan menghadapi makhluk air yang sangat buas. Yang bisa menggunakan elemen alam hanyalah Aliora. Kara tidak bisa melakukannya karena tidak ada tanah, sedangkan dalam air tak ada angin, bahkan jika ada oksigen dalam air, Chloe tidak bisa memanfaatkannya. Meika juga merasakan hal yang sama. Jika dia mengeluarkan petir di dalam air, bukan hanya megalodon yang akan terkena dampaknya, tapi mereka semua juga akan kena.
Megalodon itu memiliki tubuh yang besar, bahkan siripnya lebih besar dari tubuh Kara. Jika sekali lagi Kara ditabrak oleh tubuh besar itu, Kara yakin dirinya akan terhempas lebih jauh. Terdapat beberapa luka di sisi tubuh megalodon. Luka baru dan juga luka lama. Terlihat mengerikan jika dilihat dari dekat. Tubuhnya bergerak dengan lamban karena ukuran tubuhnya yang besar.
Meika bersiap untuk menarik keluar pedangnya dari dalam sarung. Dia bergerak secara perlahan dari arah belakang megalodon yang terus mengincar Kara. Saat Meika tiba di dekat ekor besar milik megalodon, dengan sekuat tenaga dia menebas ekornya dengan pedang berbilah dua. Megalodon tersebut bergerak-gerak secara kasar karena merasakan sakit akibat ekornya yang hampir terpotong. Darah segar dan berbau amis keluar dari luka yang tercipta. Barbara bergerak ke depan tempat di mana Kara berada.
Mulut megalodon terbuka dengan besar. Meika mengambil kesempatan itu untuk meletakkan pedangnya di pinggir mulut megalodon dan bergerak maju membuat mulut megalodon terbelah. Kara berenang menuju punggung megalodon. Dia memegang sirip besar yang berada di punggung megalodon. Tangannya mengepal dan dengan kuat dia menumbuk sirip besar itu, menimbulkan bunyi retakan yang kuat. Secara perlahan megalodon tersebut berhenti bergerak dan jatuh ke bawah. Darah megalodon memenuhi lautan seperti kepulan asap. Kara bergerak menjauh dan menghampiri Barbara, Jazlyn dan Aliora. Chloe dan Meika mengikuti dari belakang.
Mereka kembali berenang lebih dalam. Suasana kembali hening. Mereka sama-sama fokus mengikuti Aliora. Karena keheningan yang timbul membuat Barbara menjadi was-was jika Kara kembali melamun dan menyebabkan masalah. Dia pun bergerak dan berenang di samping Kara untuk memantaunya. Bukan hanya Barbara, Meika dan Chloe pun melakukan hal yang sama. Itu adalah sebuah fakta bagi mereka. Karena selama mereka mulai bergerak bersama, mereka dapat melihat, hampir setiap saat Kara melamun dalam perjalanan sehingga diam-diam mereka akan membiarkan Kara berjalan di tengah-tengah mereka.
Aliora tiba-tiba berhenti. Orang lain yang mengikutinya pun juga berhenti. Mereka melihat ke depan dengan penuh tanda tanya. Di depan mereka ada sebuah arus yang mengalir dengan kuat. Beberapa ikan yang lewat tanpa sengaja tertarik ke dalam arus dan membawa tubuh mereka dengan cepat di dalamnya.
Aliora menunjukkan pada semua orang bahwa mutiara itu bercahaya ke arah arus. Otomatis tak ada pilihan lain. Mereka harus menerobos ke dalam arus deras tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Dark
FantasyRibuan tahun yang lalu, dunia dikuasai oleh kaum yang memiliki kekuatan super. Kaum Werewolf, Vampire, Witch, Mermaid, dan Fairy. Di saat keadaan dunia tengah berada dalam kedamaiannya, kaum Vampire bergerak membantai seluruh Werewolf dan bermaksud...