Bab LXXV. Awal Masa Lalu

278 47 2
                                    

"Kenapa duduk di sana sendirian? Tidak punya teman?"

"Tidak punya."

"Kalau begitu, main saja denganku."



✦✧✦


Lima ratus tahun lalu ... .

Dunia masih dalam keadaan damai dan tenang. Tidak ada peperangan atau pertikaian yang terjadi baik itu antar kaum atau antar individu. Semua berjalan dengan semestinya dan sesuai dengan perjanjian yang telah disahkan oleh para pemimpin dari kelima kaum. Begitu juga dengan kerajaan Rufus Ignis. Saat ini, kerajaan dipimpin oleh Lord Kenzi Aguero dan Lady Arabella Aguero. Masa pemerintahan mereka lebih baik daripada leluhur mereka. Kedua pasang suami istri itu mampu menjaga kedamaian selama ratusan tahun sejak mereka memimpin.

Hari itu, tampak sama seperti hari biasanya. Semua orang melakukan aktivitas mereka. Termasuk Lathaya, dia bersama dengan Reivan pergi ke wilayah Werewolf untuk bertemu dengan teman masa kecil mereka yang telah sah menjadi pemimpin kaum Werewolf. "Huh? Jadi, begini bentuk seorang Alpha? Tidak gagah sama sekali."

Lathaya langsung mengomentari penampilan Xavier ketika dia baru saja tiba. Pakaiannya kotor dipenuhi debu dan tanah. Di beberapa bagian baju dan celananya telah robek. Wajahnya tidak jauh beda dengan keadaan pakaiannya. Xavier baru kembali dari perburuan mereka. Dia menangkap beberapa sasquatch berbulu merah dan coklat bersama dengan para beta dari pack-nya. Bukan hal mudah menangkap makhluk itu, terutama sasquatch berbulu merah.

Xavier meletakkan alat berburunya di samping pintu rumah. Menarik sehelai kain yang digantung di atas tali, kemudian menghapus keringat dan debu di wajah dan tubuhnya. Dia menjawab Lathaya, "Kau kira pemimpin kaum Werewolf menggunakan pakaian mewah dan rapi seperti Lord kalian?" Dia terus menepuk-nepuk debu di lengan bajunya, "Werewolf itu berteman dengan tanah. Ini yang disebut dengan kegagahan seorang Werewolf." Xavier tersenyum bangga. Lathaya hanya mencibir. Kemudian dia beralih melihat Reivan di sampingnya.

"Rei, coba belajar bertarung dengan dia. Jangan sia-siakan api birumu itu. Jika kau pandai bertarung, kau akan kuat dan keluargamu tidak akan meremehkanmu lagi." Reivan sedikit tertawa. "Aku bisa bertarung."

"Ya, memang. Maksudku perkuat cara bertarungmu." Lelaki itu mengangguk. "Iya. Aku akan belajar dengannya jika kami punya waktu luang. Xavier sudah menjadi Alpha yang memimpin kaum Werewolf. Dia pasti sangat sibuk sekarang." Mendengar itu, Xavier tertawa kecil dan menepuk lengan Reivan. "Aku bisa menyediakan waktu untukmu. Datang saja kapan pun saat kau ingin berlatih denganku." Reivan menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Mengangguk sebagai tanggapan atas penawaran Xavier.

Mereka bertiga lahir di generasi yang sama. Hanya berbeda dua atau tiga tahun. Secara kebetulan, Xavier adalah anak dari pemimpin Werewolf sebelumnya. Jadi, mereka berkenalan ketika diadakannya pertemuan seluruh pemimpin kaum di wilayah Vampire. "Jadi, bagaimana dengan dia? Sudah ada kemajuan?" Lathaya bertanya sambil duduk di kursi yang tersedia di teras rumah Xavier.

Matanya menyipit, menggoda Xavier yang dua tahun ini mulai mendekati seorang omega di pack yang sama dengannya. "Biasa saja," jawab Xavier. Matanya tidak sengaja melihat seorang wanita di belakang Lathaya. Dia sedikit menarik bibirnya, membalas senyuman wanita itu. Lathaya menoleh ke belakang karena melihat Xavier tersenyum keciL. Saat mengetahui kepada siapa dia memberikan senyumannya, Lathaya mulai menggodanya lagi.

"Hem. Tersenyum seperti itu ... kenapa tidak datangi saja dia? Mm? Mm?" Bibir Xavier kembali turun. Dia menatap datar Lathaya. "Kau kira mudah." Lathaya mengedikkan bahunya. "Coba saja. Siapa tahu mudah." Dia tersenyum lebar sampai gigi rapinya terlihat. Reivan yang diam saja sejak tadi pun ikut menanggapi. "Benar, Xavier. Kau sudah menjadi pemimpin kaummu. Tidak mungkin kau terus sendirian."

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang